Buah Penantian

318 50 15
                                    


TAGS : fanfiction, romance, actor, singto_krist, peraya, singkrist, peraya_rangers

Singto POV

Sosok pemuda berkulit putih berjalan mendekatiku, wajah manisnya selalu mampu membuat jantungku berdegup kencang. Sangat menggemaskan ketika kedua bola mata indah itu bersembunyi di balik senyumnya.

"Phi, aku harus pergi menemui Nat malam ini. Maafkan aku naa??" Ujarnya dengan menunjukkan wajah sangat menggemaskan. Ingin sekali aku memaki dan marahinya karena dengan mudah ia membatalkan janji denganku, tapi melihat bagaimana sepasang mutiara menunjukkan puppy eyes, aku tak sanggup. Ah benar, aku bukan siapa - siapa. Hal yang wajar jika pemuda ini lebih memilih pergi dengan kekasihnya dari pada aku.

"Tentu, tidak apa. Kau tidak perlu memikirkannya, Krist." Ujarku dengan senyuman.

Krist, nama yang cantik untuk sosok yang cantik pula, sekalipun ia adalah seorang pemuda sepertiku.

Krist tersenyum puas mendengar jawabanku, "Phi tidak akan marah? Aku tidak membuatmu kecewa kan?"

Aku hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Sing, aku sudah membatalkan janji temu malam ini." Ujar Phi Jane yang baru memasuki ruang ganti, dimana aku dan Krist tengah berbincang walau hanya baru semenit.

"Ah, terima kasih Phi..." Aku memberikan tanggapan atas tindakan Phi Jane yang tak menyadari ada Krist disini.

"Apa Phi membatalkan janji dengan seseorang karenaku?" Tanya Krist.

Aku hanya menggelengkan kepala, mana mungkin aku mengatakan yang sebenarnya pada dia.

"Tidak, aku akan pulang ke rumah pho. Sebenarnya, aku juga ingin memberitahu padamu jika hari ini tidak bisa." Ujarku untuk menutupi kebenaran.

Ia kembali tersenyum, "Wah! Kebetulan sekali." Katanya yang kujawab dengan senyuman saja.

Sejenak Krist berbincang denganku dan juga phi Jane yang merupakan manajerku. Ia pamit lebih dulu ketika matahari mulai tenggelam, beberapa orang kru juga tampak pergi meninggalkan tempat.

Dari pagi hingga sore ini aku terus bersamanya untuk melakukan pemotretan sebuah majalah. Sudah 4 tahun kami bekerja bersama dan selama itu pula aku memendam sebuah rasa. Perasaan yang tak seorang pun menyadarinya atau mungkin mereka tau yang kemudian pura-pura tidak tau, entahlah.

Seperginya Krist, Phi Jane mengantarku pulang sembari mengomel karena ia terlanjur membatalkan janji, tetapi ternyata aku tak ada tujuan pun.

"Terima kasih phi, maaf untuk hari ini." Kataku sebelum menutup pintu mobil.

Aku menunggu hingga mobil hitam milik Phi Jane menghilang dari pandanganku. Setelah memastikan jika beliau benar-benar pergi, aku berbalik menuju sebuah lift. Ingin rasanya segera berbaring setelah drama sore ini.

Begitu sampai di lantai kamar apartemen dimana aku tinggal, langkahku terhenti. Sosok yang tidak pernah muncul selama lima tahun terakhir ini kembali datang. Seperti tahun yang lalu, ia berdiri di tempat yang sama dimana dia selalu menunggu kedatanganku.
"Aku tidak ingat kita memiliki janji, Phi." Aku mulai membuka suara saat sudah cukup dengan dengan wanita berambut pendek tersebut.

Rambutnya sebahu serta pipi yang chubby, membuat ia tampak lebih cantik. Tak jauh berbeda dari yang lalu, Phi Apple selalu tampak sempurna.

"Apa begitu cara seseorang menyapa setelah lama tidak bertemu?" Tanyanya.

Kini aku mulai berpikir, apa aku yang terlalu mudah atau mereka disekitar ku sangat tangguh untuk mempermainkan perasaan ini?
Bukankah hati juga bisa terluka walau tak terlihat dengan mata?

Kumpulan Oneshot Event Singto's Bday 2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang