"Lah beneran hujan." Zweitson menatap ke langit yang menjatuhkan tetes-tetes air. Sekolah sudah sepi. Tinggal beberapa yang masih ada di sekolah. Salah satunya Zweitson yang kebetulan baru saja selesai ekskul melukis.Zweitson mencari payung di dalam tasnya, "Untungnya tadi Gilang sama Ricky ngasih payung. Meskipun aneh banget, tumben perhatian sama gue."
Zweitson membuka payung lalu berjalan menerobos hujan dilindungi oleh payung itu. Tinggal beberapa langkah ke gerbang, tiba-tiba terlihat cewek berlari menerobos hujan.
Mengenali cewek itu, Zweitson pun memanggilnya, "Baby!"
Cewek itu berhenti lalu menoleh, sedangkan tangannya masih menutupi kepalanya untuk menghalangi air hujan.
Cewek itu tersenyum, "Iya?"
Zweitson berlari lalu memayungi Baby dengan payungnya.
"Kenapa hujan-hujanan?" Tanya Zweitson. Padahal jawabannya udah jelas, ya karna gak bawa payung, Son.
"Gak bawa payung." Cewek itu malah terkekeh.
Manis banget si. Pikir Zweitson
Zweitson tersenyum, "Ya udah, payungan berdua sama gue."
"Boleh?" Tanya Baby.
Zweitson mengangguk-angguk, "Boleh banget."
Baby tersenyum lagi.
Mereka pun berjalan berdampingan.
Baby menatap payung lalu beralih ke Zweitson, "Kok bisa pas bawa payung, sih?"
Zweitson yang sedari tadi sibuk memperhatikan gadis itu, sedikit kaget saat tiba-tiba terjadi kontak mata dengan cewek cantik itu.
Zweitson mengalihkan pandangannya ke jalanan yang basah, "Liat ramalan cuaca."
---
"Menurut lo, berhasil gak, Lang?" Fiki menoleh pada Gilang yang berbaring di sampingnya.
"Gue rada pesimis, sih. Cuma ya kita doain aja, semoga dia gak buang-buang kesempatan." Jawab Gilang.
"Gue juga gak yakin, sih. Zweitson kan suka kebanyakan mikir." Sahut Fenly di tengah-tengah aktivitasnya memetik gitar milik Zweitson.
Ya, mereka sedang berada di kamar Zweitson. Fiki, Gilang, Shandy dan Fajri berbaring di kasur Zweitson, Fenly duduk lesehan sambil bersandar ke kasur, Ricky duduk di sebelahnya. Sedangkan Farhan duduk di kursi meja belajar Zweitson.
"Tuh anak kapan baliknya sih, gue sampe ketiduran dia belum pulang juga." Omel Shandy yang mulai bosan.
"Jam segini biasanya dia baru kelar ekskul gak, si?" Sahut Ricky sekaligus bertanya setelah memeriksa jam tangannya.
Fenly menggangguk lalu menoleh pada Shandy, "Sabar elah, Sen. Lo tidur lagi aja. Ribet amat."
"Kalo tau gitu, mending gue jalan sama doi." Sahut Shandy.
"Yaelah mentang-mentang punya doi, lo! Wooo!" Gilang menabok Shandy dengan bantal diikuti oleh Fiki dan Fajri.
---
"Astaga! Kalian ngapain di kamar gue?" Zweitson terkejut sesaat setelah membuka pintu kamarnya.
"Ya, nungguin lo lah. Apalagi???" Kali ini Fajri yang bersuara, "Saking lamanya, gue sampe ketiduran."
"Lo dimana juga tidur, Ji." Shandy menoyor kepala Fajri.
"Lo juga ya, Sen." Dibalas oleh Fajri.
"Ngapain nungguin gue si?" Tanya Zweitson sambil menaroh tasnya di meja belajarnya.
"Ya, biar langsung tau berita terkini lo sama doi lah." Jawab Gilang, "Gimana, bro?" Gilang menaik-turunkan alisnya.
"Apanya yang gimana? Gak gimana-gimana." Jawab Zweitson, cuek.
"APAA??? APA LO BILANG SON?" Ini Ricky. Mulai dah nih dramanya. "Gak terjadi apa-apa? Gak jadian?"
"Gak." Jawab Zweitson, enteng.
"Ah elah. Payah lu, son. Gak seru." Fiki bersuara. Malah ia yang terlihat frustrasi.
"Tapi, lo tadi pulang sama Baby, kan?" Kali ini Farhan yang bertanya.
Zweitson mengangguk.
"Terus lo gak nembak?" Fenly masih heran.
Zweitson mengangguk.
"Yah. Gimana sih. Kita udah nyusun rencana buat lo. Malah sia-sia. Percuma kita bawain lo payung." Gilang hampir membanting hapenya tapi karena sayang, gak jadi.
"Gak percuma. Thanks buat payungnya. Gue jadi gak kehujanan." Zweitson berlalu menuju kamar mandi lalu tersenyum. Sementara, yang di belakang terlihat frustrasi karena rencana mereka gagal.
- tbc -
Yaaaaay happy 2M views MV Baby, YouN1T 🥳🥳🥳 wuhuu YouN1T emang paling keceee
Semangat terus streamingnya yaaa ❤️
Jangan lupa vote dan komen 🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY | UN1TY
Short StoryInspired by UN1TY's Song "Baby" Cerita ini hanya fiksi dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata pemeran di cerita ini.