"Dennis," terdengar suara yang sangat familiar ditelinga pria berambut merah menyala. Ia dapat mendengar jelas suara itu. Suara wanita yang sudah lama tak berjumpa. Tak lama sih mungkin hanya beberapa hari, namun baginya itu begitu lama. Suara yang membuat nyalinya sedikit mencari.
Suara sepatunya bersanding dengan ranting-ranting pohon kering yang ia injak. Namun ia tak peduli, suara itu sungguh terdengar nyata dan membuat ia penasaran sekaligus. Dennis berjalan dengan sedikit ragu, suara pecahan ranting dan daun kering yang hancur begitu saja terdengar jelas disebuah tanah yang sedikit suram. Pohon-pohon tinggi menjulang menusuk langit dan membuat cuaca yang pagi berubah total menjadi sore. Dimanakah ia sekarang? Namun ia tak peduli, suara itu lebih menarik daripada dimana posisinya sekarang.
Perlahan namun pasti. Suara panggilan lembut itu tak membuat dirinya goyah walau hutan ini begitu mencekam. Langkah Dennis membuahkan hasil. Ia melihat Prilly mengenakan sebuah gaun pengantin yang dihias oleh banyak renda dan simpul-simpul yang cukup rumit. Senyuman merekah terpasang dibibirnya. Make up simple terpasang diwajahnya yang cantik, Dennis tersenyum melihat wanita itu begitu juga dengan wanita itu tersenyum pula.
"Prilly," panggilnya senang. Ia hendak berjalan mendekati wanita itu namun tak bisa. Sebuah bayangan hitam berbadan kekar tiba-tiba muncul dan menahan tubuhnya agar tak mendekat. Namun ia tak bisa melihat wajahnya karena itu hanyalah sebuah bayangan. Dua bayangan yang mencekram tangannya membuat ia tak bisa bergerak bebas. Dennis meronta-ronta sekuat tenaga, namun sia-sia ia tak bisa. Ia tak mampu mengalahkan kekuatan dua bodyguard bayangan itu.
"DENNIS," jerit Prilly sambil mengulurkan tangannya untuk mengapai pria itu. Namun tak bisa, salah satu kakinya dirantai dan rantai itu dipegang oleh sesosok bayangan yang juga tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai atas pertunjukan ini.
"PRILLY," jerit Dennis dengan parau. Dennis mencoba melawan namun tak bisa karena ia sekarang diseret oleh dua bodyguard berbadan besar dan kekar. Prilly berlari mencoba untuk mengejarnya namun semuanya sia-sia. Gaun pengantin indah berwarna putih itu berubah menjadi sedikit kecoklatan karena Prilly mencoba berlari diantara semak-semak kering dan ranting-ranitng pohon. Gaun putih itu berubah menjadi kotor sekarang.
Dennis juga melihat Prilly terjatuh dan menangis sambil mengulurkan tangannya mencoba untuk mengapainya. "Dennis." Panggilnya disela tangisannya. Bayangan pria yang didekat Prilly mendekatinya. Ia berjalan kearah Prilly lalu menunduk dan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh wanita yang sudah terjatuh itu. Ia memeluk perut Prilly dari belakang dan menutup kedua mata Prilly dengan tangannya yang hitam seolah-oleh ia ingin membuat Prilly melupakan pria itu. Bayangan tersenyum senang dan mulai mencium leher putih milik Prilly dengan lembut.
"Jauhi dia, Brengsek." Ucap Dennis menjerit. Ia dapat merasakan kakinya diseret dan menuju sebuah kegelapan..
-Xoxoxxoxoxoxo-
Deru nafas Dennis mengema diseluruh ruangan kamarnya yang sepi. Dennis mencoba mengatur nafasnya berulang kali. Jantungnya kini memompa darahnya dua kali lipat dari biasanya. Dennis bagaikan habis lahir marathon. Ia memandang sekelilingnya dengan keadaan bingung.
Ia melonjak kaget dari tempat tidurnya. Keringat membasahi pelipis kepalanya. Baju yang dia gunakan juga sudah basah kuyup akibat keringat yang terus bercucuran.
Pintu kamar Dennis terbuka. Tampaklah Ricky yang sedang menatapnya dengan pandangan cemas. Melihat sahabatnya yang tidak seberapa tidur dengan nyenyak akhir-akhir ini.
"Ada apa, Dennis?" tanyanya lembut dan berjalan kearah ranjang pria itu menatap sahabatnya. Sebenarnya ini bukanlah yang pertama kalinya, Ricky melihat sahabatnya seperti itu. Bahkan pemandangan ini terus Ricky lihat setiap temannya mencoba untuk memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, My Lord (COMPLETE)
RomanceDemi kekasihnya yang sedang sakit parah. Prilly Latuconsina rela berkerja di rumah Villa syarief yang terkenal kaya dan baik hati. Demi uang untuk mengobatan sang kekasih. Namun ia tak pernah menduga bahwa sang Syarief adalah pribadi yang sangat ber...