1| Jakarta

22 13 18
                                    

Rintik hujan membuat alunan suara malam menjadikan tenang dan udara dingin di kota Bandung suasana seperti ini memberikan kecintaan terhadap kota namun naas ini malam terakhir dimana manika berada di Bandung karena besok ia harus berangkat ke Jakarta

Ia pindah sekolah dan tempat tinggal karena terpaksa oleh pekerjaan ayahnya yang berada di Jakarta dan harus menetap di sana, mau tidak mau manika harus menuruti itu semua

Bayangan Manika sembari menikmati hujan di luar rumah melihat setiap tetesan hujan di balik jendela yang ia rasakan hanya ketenangan kota ini dan ia pasti kangen dengan suasana seperti ini

Terimakasih atas hari ini sedikit membuat tenang. Ucap manika dalam hati

Manika sangat menyukai hujan karena ia bisa merasakan ketenangan dan bisa menangis tanpa orang lain tahu saat hujan suasana menjadi hening situasi seperti itu sangat mendukung untuk galau dan membuat tubuh tak berdaya

Malam ini hanya memikirkan bagaimana nanti manika memulai kehidupan baru dan sekolah baru apakah manika akan mendapatkan teman, ini baru pertama kali manika merasakan menjadi anak pindahan, ia sebelumnya tidak kepikiran akan menjadi anak pindahan

Ia sudah menentang keputusan ayahnya untuk pindah ke Jakarta karena cuma dua tahun lagi manika keluar sekolah meski menurutnya itu waktu yang singkat tapi bagi ayahnya tidak bisa menunggu selama dua tahun karena cukup lama, karena ini urusan pekerjaan bukan urusan waktu

Keesokan hari tepat pukul 04.00 Manika dan keluarganya berangkat menuju Jakarta, teman-temanya mungkin sedang terlelap tidur dan ia sekarang harus meninggalkan kota dimana ia dibesarkan

Gedung- gedung pencakar langit semakin kelihatan kendaraan yang berlalu lalang menelusuri ibu kota dan orang-orang yang sedang berjalan di trotoar, suara knalpot dan klakson saling bersautan membuat suasana menjadi ramai

Orang- orang di ibu kota di pagi hari mereka melakukan rutinitas untuk pergi bekerja jalanan menjadi macet karena banyaknya kendaraan yang keluar

Mobil yang ditumpangi manika memasuki kompleks yang elite dimana rumah-rumah sekelilingnya yang penuh dengan kemegahan ia tidak menyangka akan tinggal di rumah semegah ini

Ayah manika seorang pengusaha hebat ia yang bernama Jonathan dan bisnisnya yang terkenal di mana-mana tidak salah manika bisa tinggal di kompleks semegah ini. Meskipun ayahnya pengusaha hebat dan memiliki harta yang berlimpah namun ia tidak sombong dan tetap rendah hati kepada setiap orang

Manika pun kagum terhadap sikap ayahnya

"Ini rumah baru kita" ucap ayah manika

"Serius pah?, bagus banget" ucap manika seolah-olah ia hilang rasa kesal semalem dan setelah melihat rumah yang ia akan tinggali semuanya pudar ia kembali tersenyum

Manika melihat-lihat sekeliling rumahnya sembari memasuki rumahnya

" Pah, kamar aku di mana?"

Ia tidak sabar melihat kamar barunya

" Di lantai atas sayang" ucap Jonathan

Tanpa menjawab kembali manika langsung ke lantai atas menginjak setiap anak tangga dengan tergesa-gesa karena ia tidak sabar melihat kamar barunya

Manika [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang