Kembali Ke Tanah Kelahiran
"Kembali ke Jakarta tempat dimana Faghirah dilahirkan untuk melanjutkan pendidikannya di SMK bukan SMA".
Faghirah dan sekeluarga kembali lagi ke Jakarta, setelah tiga tahun lebih lamanya di kampung halaman Bapak Faghirah yang begitu jauh disana yang berada dipulau Sumatera dan kembali lagi ke pulau Jawa saat Faghirah sudah beranjak remaja. Pendidikan yang sedang Faghirah tempuh saat itu sudah mengenyam SMA di kampung halaman Bapak Faghirah selama 3 bulan. Semua kenyataan saat itu berawal tidak diterima oleh Faghirah saat itu. Karena Faghirah saat itu sedang membangun impian nya saat itu dan terhenti seketika, setelah semua urusan keluarganya selesai di kampung.
Begitu kecewa rasa Faghirah saat itu. Padahal, sedari awal dirinya sudah berjanji akan bersungguh-sungguh belajar jika impian nya untuk dapat masuk di kelas IPA tercapai dan akan meneruskan pendidikan hingga perguruan tinggi dengan jurusan ilmu Kimia. Semua impian Faghirah terkubur seketika. Sudah tiga impian Faghirah saat itu yang telah dikubur, karena kenyataan tidak demikian sesuai dengan espektasi Faghirah ketika itu. Semestinya Faghirah senang dan merasakan bahagia kembali ke tanah kelahirannya di Jakarta, akan tetapi bukan disaat-saat Faghirah sedang memulai berjuang mewujudkan bongkahan-bongkahan impiannya itu. Faghirah saat itu berharap semua perjuangannya itu sampai dengan selesai mengenyam pendidikan menengah atas di SMA N 1 Sukomananti dan melanjutkan perguruan tinggi di tempat kelahiran nya.
***
Setibanya Faghirah saat itu ke tanah kelahirannya di Jakarta. Faghirah dan sekeluarga memulai lembaran baru kembali, karena setelah sekian lama meninggalkan kota yang penuh dengan polusi, padatnya kendaraan dan cuaca panas tidak seperti di kampung suasana begitu dingin, tidak ada polusi dan bahkan tidak ada padatnya kendaraan. Hanya saja kalau dikampung halaman, Faghirah beserta keluarga tidak perlu susah-susah membayar sewa rumah atau tinggal ditempat kontrakan seperti di Jakarta. Saat itu Faghirah sesampai di Jakarta tinggal di sebuah kontrakan hanya satu petak saja, untuk sementara beberapa minggu sampai menemukan kontrakan yang agak besar. Sembari mencari-cari kontrakan, ketika itu pula sang Mama mencari sekolah untuk Faghirah melanjutkan pendidikannya yang sudah berjalan 3 bulan di kampung saat itu.
Mencari kesana kesini dan pada akhirnya kontrakan yang agak besar untuk dapat di tempati sudah ada. Namun, sekolah Faghirah belum ada yang sesuai. Karena Faghirah ingin masuk di SMA pada saat itu, dan saat itu proses belajar mengajar di Jakarta sudah berjalan. Sang Mama sudah berusaha kesana kesini, semua SMA N tidak ada lagi bangku kosong melainkan sudah penuh semua. Adapun yang kosong, harus bayar yaitu semacam uang sorotan supaya dapat masuk dan mendapatkan bangku kosong. Sebenarnya nilai akhir ujian di ijazah Faghirah sangat tinggi, bagaimana tinggi? Faghirah semasa mengenyam pendidikan menengah pertama selalu mendapatkan juara kelas dan juara umum. Tapi, sangat disayangkan sekali. Tidak ada satu pun SMA N yang menerima nya, bukan karena nilai tidak mencukupi bahkan nilai Faghirah lebih dari memadai. Melainkan tidak ada lagi bangku kosong satu pun saat itu.
"Nak, sepertinya tidak ada SMA N yang menerima kamu. Karena tidak ada lagi bangku kosong, walaupun ada harus membayar seperti uang sogokan. Apakah kamu mau masuk di SMK Swasta di dekat sana? Tidak jauh dari sini, kamu nanti bisa naik angkot terus turun dan setelah itu sampai di sekolah kamu" ujar Mama kepada Faghirah.
"Masa sih Ma? Yah, baiklah Ma. Faghirah masuk di SMK Swasta saja, daripada Faghirah mengganggur satu tahun" respon Faghirah dengan mimin wajah lesu.
"Kamu yakin? Kalau begitu, besok kita kesana buat mendaftar" meyakini Faghirah.
"InsyaAllah Ma. Mungkin, sudah takdir Faghirah untuk masuk ke SMK Swasta" dengan ekspresi kecewa pada Faghirah.
Ketika itu keputusan Faghirah sudah bulat untuk dapat melanjutkan pendidikannya di SMK Swasta bukan SMA N dengan jurusan IPA.
***
Setelah itu Faghirah mendatangi sekolah SMK Swasta tersebut bersama sang Mama, untuk mendaftarkan Faghirah di sekolah tersebut. Saat Faghirah diberikan kertas formulir berisikan biodata dan jurusan apa yang ingin diambil, disaat itu Faghirah sangat-sangat bingung. Dirinya sangat awam dengan semua pilihan jurusan yang ada dikertas formulir tersebut.
"Jurusan apa ini semua?" ujar dalam hati Faghirah.
Kertas formulir tersebut berisikan 3 jurusan yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Teknik Komputer Jaringan. Semua jurusan yang ada, Faghirah tidak sama sekali mengetahui apa saja pembelajaran dari ketiga jurusan tersebut. Yang tau Faghirah saat itu hanya Akuntansi itu pun hanya tahu kalau akuntansi biasanya bekerja di Bank hitung uang, dan kedua jurusan lainnya tidak tau sama sekali. Maka dari itu, Faghirah pun memilih jurusan Akuntansi yang berbau angka sama hal nya dengan jurusan IPA berupa angka. Tanpa berpikir panjang, kertas formulir itu telah selesai di isi oleh Faghirah lalu dikumpulkannya. Ternyata Faghirah diterima, karena penerimaan siswa siswi di sekolah tersebut melihat hasil nilai di ijazah Faghirah yang sangat luar biasa. Setelah itu diberikan baju sekolah kepada Faghirah, baju batik, olahraga dan baju khusus sekolah itu yaitu bajunya dengan motif kontak-kotak biru dan rok biru panjang. Dan Faghirah sudah dapat mulai sekolah keesokan harinya di sekolah SMK Swasta dengan jurusan Akuntansi. Yang mana di sekolah tersebut jika Akuntansi di sebut kelas AK yaitu kelas VII AK sedang kedua jurusan lainnya disebut AK dan TKJ. Sangat jauh berbeda dengan sebutan jurusan di SMA N semasa itu, jikalau jurusan IPA disebut anak MIPA dan jurusan IPS disebut anak IIS.
***
Mulai hari pertama Faghirah memasuki sekolah SMK Swasta saat itu dengan jurusan yang sangat jauh dari impian nya kala itu. Ruang kelas Faghirah tidak jauh dari Mini market yang berada di dalam sekolah tersebut. Berawal dari perkenalan di depan kelas, karena Faghirah saat itu posisi nya siswi baru pindahan dari daerah ke kota. Selepas itu proses belajar mengajar dimulai. Tepat saat itu adalah mata pelajaran sesuai dengan jurusan akuntansi yaitu materi persamaan akuntansi. Ternyata sudah tidak lagi belajar materinya melainkan diberikan tugas satu buah soal yang begitu panjang, yang membuat Faghirah mati kutuk tidak berdaya. Faghirah bertanya dengan teman sebangkunya.
"Binatang apa ini? Aku enggak tau sama sekali" Faghirah bertanya dengan teman sebangkunya.
"Haha, ini bukan binatang. Tapi ini debit dan kredit. Aku pun juga tidak terlalu paham" respon teman sebangkunya.
Saat itu, mau tidak mau Faghirah yang tidak pernah menyontek dengan teman sebangkunya selama mengenyam pendidikan seketika menyontek dan terus proses belajar adaptasi.
***
#FDWMChallenge #WALxSPA2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Portrait Of Life A Muslimah [Tamat]
General FictionBlurb Per masing - masing muslimah memiliki potret kehidupan yang berbeda - beda, mulai dari potret kehidupan terindah hingga terpuruk sekali pun. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan potret kehidupan terindah akan selalu terindah (semua ada masa)...