Part 1: Asal Usul Si Jampang

46 1 0
                                    


Anak laki-laki itu bernama Jampang. Dia lahir di desa Jampang, Sukabumi Selatan, Jawa Barat. Ayah si Jampang berasal dari Banten, sedangkan ibunya berasal dari Jampang. Konon, Konon, nama si Jampang diambil dari nama daerah asal ibunya. Seiring berjalannya waktu, kedua orangtua si Jampang meninggal dunia karena sakit. Jampang kemudian hidup sebatang kara. Namun, kerabat terdekat si Jampang yakni sang paman memutuskan untuk membesarkannya. Si Jampang selanjutnya dibawa oleh pamannya ke wilayah Grogol, Depok.

Jampang sangat disayang oleh pamannya. Selain karena keponakan, anak laki-laki itu juga yatim piatu sehingga memerlukan perlindungan. Di rumah sang paman, Jampang dibesarkan dan diperlakukan seperti anak sendiri. Ketika Jampang sudah beranjak remaja, dia pun diarahkan oleh sang paan untuk pergi berguru ilmu bela diri silat di Cianjur, Jawa Barat.

"Pang, lu mesti punya kepandaian silat! Karena menegakkan kebenaran tanpa kekuatan adalah sia-sia!" Nasihat sang paman.

"Aye, mang!" Jawab Jampang penuh hormat.

"Lu ikut mamang ke Cianjur! Lu belajar silat di sana ama kenalan mamang!" Lanjut sang paman.

"Aye sih pegimane mamang aja gimana baeknye." Sahut Jampang.

Guru silat yang mendidik si Jampang merupakan kenalan dekat pamannya. Si Jampang diminta untuk serius menimba ilmu bela diri silat agar memiliki ilmu dan bekal hidup di hari mendatang. Sang paman pun mengantarkan Jampang ke Cianjur. Di sana, Jampang ternyata tidak hanya belajar silat. Dua juga diajari bercocok tanam padi, merapikan rumah, hingga kemampuan lainnya yang bersifat mandiri. Jampang sangat rajin membantu guru silatnya menanam padi. Guru silatnya menjadi sayang dan dengan rela hati mengajarkan semua kepandaian yang dimilikinya kepada Jampang.

Setelah selesai menuntut ilmu silat, sang guru silat berpesan pada Jampang agar ilmu yang didapatnya jangan digunakan untuk berbuat kejahatan. Jampang mengangguk setuju dan mencium tangan guru silatnya kemudian mohon izin untuk meninggalkan Cianjur dan kembali ke Grogol, Depok.

"Pang! Salam aye buat mamang lu!" Ujar sang guru silat.

"Aye, Guru!" Sahut Jampang bersemangat.

Jampang kembali ke rumah pamannya di Grogol, Depok. Jampang berjalan kaki dari Cianjur melewati jalan setapak naik turun perbukitan menuju ke Bogor. Sang paman sangat gembira menyambut kedatangan Jampang yang telah berbulan-bulan lamanya meninggalkan rumah untuk menuntut ilmu silat. Jampang kini mampu membantu pamannya bekerja di sawah.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah beranjak menjadi pemuda yang lebih dewasa dan memiliki cukup bekal dan ilmu, Jampang yang merasa sudah saatnya untuk tidak bergantung lagi dengan sang paman akhirnya menyampaikan keinginannya untuk merantau ke Betawi.

"Kalo emang lu pengen merantau, lu mesti bawa diri. Biar orang laen seneng ame lu, Pang!" Sang paman menasehati.

"Aye mang!" Jawab Jampang patuh.

Jampang pun memutuskan untuk berangkat ke Betawi, memulai kehidupan mandiri tanpa pamannya. Di Betawi, Jampang menuju ke daerah Kebayoran Lama. Jampang menetap di rumah kenalan pamannya. Sebagai penumpang, Jampang membantu sang empu rumah berkebun serta berdagang buah di pasar Tanah Abang.



*BERSAMBUNG*



Jangan lupa vote dan komen kalo suka ceritanya. Ditunggu part 2 nya ya :)

LEGENDA SI JAMPANGWhere stories live. Discover now