Part 3: Merampok Demi Rakyat Kecil

36 0 0
                                    


Dengan perlahan, Jampang membuka jendela lalu melompat masuk ke rumah sang tuan tanah. Jampang kemudian bergerak ke kamar tidur.

"AHHHHHH!!!" Teriak istri tuan tanah.

Jampang berhasil membekuk istri tuan tanah. Goloknya ditodongkan ke leher istri tuan tanah.

"Mana lemari lu!" Ancam Jampang.

"Lepasin aye!" Istri tuan tanah berteriak lebih kencang.

"Lu teriak, gue sabet leher lu!"

Jampang membuka pintu lemari, ternyata terkunci. Jampang menekan ujung goloknya ke leher isteri tuan tanah.

"Ampun!" Istri tuan tanah meminta belas kasihan.

"Mane kuncinye!"

Istri tuan tanah menunjuk ke arah kasur. Jampang segera mengikat istri tuan tanah dan menyumpal mulutnya dengan kain lalu mengambil kunci lemari. Setelah lemarinya dibuka, Jampang melihat banyak uang dan emas. Seluruh harta itu Jampang ambil. Lalu, Jampang juga mendekati istri tuan tanah, melucuti kalung, gelang, beserta cincin yang dipakai oleh wanita itu.

"Lu pikir semua bande ini milik lu? Bande ini laki lu rampas dari rakyat! Ini semua keringat penduduk yang kerjanya setengah mati! Lu enak-enak aja main rampas!" Bentak Jampang menatap tajam istri tuan tanah.

Jampang kemudian keluar dari kamar tersebut, menutup pintunya perlahan-lahan, melompat lewat jendeia kemudian mendekati pagar lalu keluar dari rumah itu. Jampang tetap melangkah waspada, tidak melalui jalan yang biasa dilalui orang. Dia kembali Kebayoran Lama dan tiba di rumahnya saat hampir subuh.

Selama perjalanan, Jampang membagi-bagikan hasil rampasan tuan tanah ke rumah-rumah penduduk miskin. Jampang semakin bersemangat membela rakyat kecil dari tuan tanah.

"Pajaknye udah aye bayar kemarin." Ujar salah satu penduduk pada centeng.

"Diam lu! ngebacot gua golok!" Hardik para centeng.

Jampang yang menyaksikan keadaan tersebut, tidak bisa menahan dirinya. Jampang langsung menghadang para centeng yang baru saja merampas harta penduduk.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Minggir lu, bangsat!" Hardik para centeng kepada Jampang.

"Serahin semua bawaan lu!" Ancam Jampang.

"Lu mau ngerampok kite?" Tanya para centeng tak percaya.

"Emang kenape? Lu juga pade ngerampok kan?" Jawab Jampang terlihat tenang.

Para centeng segera mengayunkan goloknya ke arah Jampang. Dengan sigap, Jampang melawan para centeng. Satu persatu centeng berhasil dilumpuhkan oleh Jampang yang saat ini sudah ahli dalam ilmu silat. Jampang melemparkan golok para centeng itu ke rumput ilalang, lalu menghardik mereka.

"Pergi atau gue cabut nyawa lu semua!" Bentak Jampang sambil mengayunkan goloknya.

Para centeng dengan susah payah bangun, kemudian lari terbirit-birit menjauhi Jampang dan menghilang dari pandangan. Para penduduk segera berdatangan. Jampang mengembalikan barang-barang hasil rampasan para centeng kepada penduduk.

"Ambil yang kalian punya." Ucap Jampang.

Setelah mendapatkan kembali barang milik mereka, para penduduk kemudian mendekati Jampang. Sebagian berlutut ingin mencium kakinya.

"Jangan!" Gue bukan Belande! Bangun! Balik rumah masing-masing ye, hati-hati." Seru Jampang.

"Terima kasih, bang!"


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jampang terus melakukan aksinya setiap malam ke rumah tuan tanah. Selain melakukan aksi perampasan malam hari, Jampang juga selalu menghadang para centeng yang menagih pajak atas penduduk. Karena aksinya, namanya dikenal luas oleh penduduk. Si Jampang benar-benar dihormati dan dielu-elukan kehadirannya oleh para penduduk, khususnya warga kecil dan kaum miskin. Sedangkan bagi para centeng dan tuan tanah, Jampang sangat dibenci dan dianggap sebagai musuh besar yang harus dibinasakan.

Para tuan tanah mulai mengerahkan polisi untuk mengintai si Jampang. Tapi karena Jampang selalu berpindah-pindah tempat, sulit bagi para polisi untuk menangkapnya. Sementara itu, jagoan centeng juga tak mampu membunuh Jampang di setiap perkelahian. Akibat keberhasilan yang selalu memihaknya, Jampang pun diberi gelar 'Jampang Si Jago Betawi' oleh para penduduk.



*BERSAMBUNG*



Jangan lupa vote dan komen kalo suka ceritanya. Ditunggu part 4 nya ya :)

LEGENDA SI JAMPANGWhere stories live. Discover now