Jae hanya mengaduk makanan yang ada di piringnya tanpa sedikitpun ada keinginan untuk menyantapnya, pikirannya melayang pada kejadian beberapa jam yang lalu yang membuat hati dan pikirannya menjadi tak karuan.

flashback

"loh ko lu ada disini ?" jae terkejut melihat sosok yang tak asing berada di depan kelasnya tersenyum menatap kearahnya yang jelas memang tengah menunggunya.

"kebetulan aja lewat sini tadi gue dari ruangan club , mau nyapa si cantik sebentar"

karena memang gedung fakultas jae itu berdekatan dengan gedung olahraga dan gedung serbaguna yang biasanya dilakukan banyak kegiatan disana.

"oh" jawab jae datar tak berminat

"mau pulang nih ? gue anter ya ?"

"ngga usah har , gue udah ada janji mau pulang bareng brian"

pemuda yang disebut harry itu mengerutkan kening tanda tak percaya.

"loh , tadi gue liat bang bri pergi sama sasa boncengan naek motornya keluar area kampus deh kayanya, buru-buru gitu sih soalnya"

ada ekspresi kaget dari wajah jae namun beberapa detik kemudian berubah menjadi ekspresi datar yang dingin "oh kalo gitu gue pulang sendiri aja"

jae berlalu meninggalkan harry dengan ekspresi yang datar yang jarang sekali diliat di wajah menawan jae. entah kenapa perkataan harry tadi sangat menggagunya

flashback end


"huuuuftt" jae sekali lagi membuang nafas panjang mencoba untuk menetralkan pikirannya

kenapa gue kesel banget sih sama brian ? gue yakin bukan kesel gara-gara denger brian boncengin cewek. gue yakin itu karena brian ingkar janji. "iya pasti karena itu" jae mengangkat tangan kanannya membuat gestur menjelaskan seraya menganggukan kepalanya mantap.

"pasti apa sayang ?" terdengar suara perempuan yang mengejutkannya membuat jae berbalik untuk menatap sosok perempuan ramping yang sangat cantik di belakangnya yang tengah berjalan menghampirinya.

"loh ,ko mamih ada disini ? kapan pulangnya?"

"kamu ini ya dari tadi kamu pulang juga mamih lagi ngeteh cantik disofa, kamunya aja yang pulang sambil merengut gitu kaya abis kena palak polisi" mencoba melawak kali si mamih.

"masa sih ?hehe jae lagi capek aja kali mih" jae tersenyum kearah kirana mamihnya jae yang super duper molek ya namanya juga model bedalah pasti sama kalian wkwkwk

"eh btw ko mamih pulangnya cepet sih, bukannya kata mamih bakalan 3 mingguan disana? apa ini udah 3 minggu?" menggaruk kepala yang tidak gatal adalah kebiasaan seorang jariel ketika tengah bingung

kirana mengerutkan keningnya heran dengan tingkah laku anak semata wayangnya yang tidak biasa ini "kamu ini kenapa sih kaya orang bingung gitu ? emang mamih pulang lebih cepet ,mamih mau ketemuan sama tante lisa mau bicarain soal buka bisnis restoran"

"mamih pergi dulu ya, jangan banyak melamun apalagi mikirin pacar mulu" kirana mengelus surai halus milik jae seraya berjalan melewatinya menuju kearah pintu.

jae hanya bisa cemberut diperlakukan seperti anak kecil "dih ,siapa juga yang mikirin pacar"

.

.

.

.

.

.

.

drtt drrt drtt

selepas kepergian ibunya dua jam yang lalu jae kembali dengan aktifitasnya semula yaitu melamun tanpa bergeming sedikitpun padahal dari tadi ponselnya terus bergetar menampilkan nama tersangka yang telah membuat perasaan dan pikiran berkecamuk

drrt drtt

brian bodoh is calling....

jae hanya meliirik ponselnya sekilas tak berniat untuk menerima panggilan dari brian wkwk nama kontak brian saja dengan sengaja jae ubah karena dia sedang sangat kesal pada brian. lucu memang seperti anak gadis yang lagi ngambek sama pacarnya.

drrrt drrt

brian bodoh is calling...

"ck, kenapa ?" mau tidak mau jae harus menerima panggilan itu karena brian pantang menyerah rupanya.

"kamu tadi kemana ? aku nyariin ke kelas ga ada ? kan aku udah bilang tungguin disana."

"ya gue pulanglah, lagian kelasnya udah kelar masa gue harus nungguin orang yang pacaran" nada ketus dan dingin mengikuti suara jae yang membuat hati brian terhenyak diseberang sana.

"aku di depan rumah, buka pintu"

"ck, ngapain sih kerumah gue ,sana aja pergi lagi pacaran"

"buka pintu sekarang jae !" nada dingin dan memerintah dari brian membuat nyali jae sedikit menciut sehingga dengan terpaksa dia membukakan pintunya dan membiarkan brian masuk.

"ngapain kesini ?" jae mengerucutkan bibirnya dan bersedekap dada berusaha terlihat marah dan menyeramkan namun yang terlihat bagi brian justru sangat menggemaskan.

brian kuat brian kuat ga boleh jebol dulu masih awal. -batin brian.


I'll TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang