Dia Harry

90 10 13
                                    

"ishh nyebelin banget si willy , orang gue ganteng paripurna gini kok . gue yakin dia udah rabun. Kebanyakan bercinta sama buku-buku tebal sih jadi ga bisa bedain mana cewek mana cowok "

Jae melangkahkan kakinya dengan kesal menuju gedung fakultasnya yang sialnya terasa sangat jauh jika sedang kesal.

"duh ngebangun kampus ko luas banget sih. Cape kan pangeran"

Tanpa memperhatikan jalan jae terus melangkah sambil sesekali mengumpat dan......

Bruk

Jae jatuh terduduk begitu menabrak seseorang yang berjalan lebih tepatnya sedikit berlari berlawanan arah darinya.

"aw"

Pemuda bersurai pirang mengaaduh begitu bokongnya menyentuh lantai sedikit keras karena bertabrakan dengan seseorang yang ingin dia maki karena kebodohannya yang tidak memperhatikan jalan, Namun urung dia lakukan karena melihat objek yang menabraknya adalah seorang jariel sosok yang sedari pagi mencuri perhatiannya semenjak di kafe.

"eeeh sorry,,,sorry gue ngga sengaja" dengan segera jae berdiri dan mencoba meraih tangan pemuda tampan yang ia tabrak untuk membantunya berdiri seraya meminta maaf atas kebodohannya.

Uhh anjir malu-maluin aja. Mana sakit pula pantatnya. -batin jae.

"iya gapapa, santai aja" pemuda itu tersenyum hangat kepada jae seraya menerima uluran tangan jae untuk membantunya berdiri.

"gue yakin itu pasti sakit banget. Sorry yah tadi gue ngga fokus jalannya " jae mengatakannya dengan wajah merasa bersalahnya.

"well, lumayan sakit sih sebenernya" lagi pemuda itu tetap menatap jae dengan senyum hangatnya

"maafin gue..ya maaf"

Pemuda tampan itu tertawa ringan "mau sampai kapan kamu meminta maaf terus? Aku kira seorang jariel adalah orang angkuh karena kekayaan dan popularitasnya, tapi ternyata kamu bisa merasa bersalah juga ya" lagi, pemuda itu tertawa ringan

"Emm baiklah aku terima permintaan maafmu tapi dengan satu syarat"

"eh syaratnya apa" jae mengangkat kepalanya untuk menatap wajah pemuda itu dengan tatapan bingung

Sekali lagi pemuda itu tertawa gemas melihat wajah jae, ah rasanya hari ini dia banyak tertawa sekali.

"ijinkan aku mengenalmu lebih dekat. Namaku harry dari teknik elektro semester 3. Senang berkenalan denganmu " harry meraih tangan jae untuk bersalaman.

"nama gue jariel eden winata emm panggil aja jae" jae mengeratkan genggamannya pada pemuda yang bernama harry itu.

"well,jae mulai hari ini kita adalah teman dekat ya. Sampai jumpa nanti, sekarang aku harus ke kelas"

Harry sedikit berlari dan sekali lagi menoleh kebelakang melambai pada jariel yang masih terpaku ditempat mencoba mencerna apa yang barusan terjadi.

.

.

.

.

.

.

Hari ini sepertinya bukan hari baik untuk jae. Bagaimana tidak ,pemda itu sudah berusaha bangun pagi untuk mengikuti jadwal kuliahnya yang tiba-tiba diundur setelah dia menginjakkan kakinya di kampus. Setelah itu bertemu willy dan dibuat kesal. Tidak sampai disitu jae juga harus menabrak seseorang dan diajak berkenalan. Yah yang terkhir sepertinya tidak terlalu buruk berkenalan dengan orang baru bagus bagi kehidupan sosialnya ditambah lagi pemuda tadi kelihatnnya cukup baik dan tampan.

Tunggu...

Tampan ?

Jae menggeleng keras mencoba menghilangkan pikiran aneh di kepalanya.

Mungkin karena terlalu sering menerima pernyataan cinta dari teman-teman lelakinya jae jadi sedikit gila.

Drtt drtt drtt

Jae mengambil ponsel yang bergetar disaku celananya dan menjawab panggilan dari willy.

"je,,kamu pulang lagi"

"ngga lah wil ,baru juga gue nyampe. Masa langsung pulang lagi"

"yaudah tungguin willy di perpus ya nanti abis matkul ini kelar willy susulin kesana" setelah mengatak itu sambungan telepon langsung diputuskan oleh willy.

"ga ada akhlak emang ya willy maen matiin aja telponnya. Ckkk lagian suruh nungguin ko di perpus sih, kenapa ngga di kafe aja coba kan gue bisa sambil ngopi-ngopi cantik" jae terus bergumam kesal pada sahabatnya itu seraya melangkahkankakinya kesalah satu bangunan besar yang terletak di sudut kampus dekat dengan fakultasnya.

" yaudahlah sekali-kali baca buku ga mungkin bikin gue mati kan".





" yaudahlah sekali-kali baca buku ga mungkin bikin gue mati kan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wkwkwkwk yang berharap ini brian cung.

Tadinya mau brian sih tapi ah ntar dulu aja deh pertemuannya ditunda

Biar pada nunggu *padahal mah kaga ada yang nunggu*

I'll TryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang