Intim

1.5K 22 0
                                    

Seruni yang baru saja keluar dari dalam tubuh Zahra, mulai bergentayangan di dalam rumah, ia yang dalam wujud tak kasat mata, menatap tajam ke arah Dhea yang ketakutan, ia menutupi tubuhnya dengan selimut dan bersandar ke kepala ranjang. Matanya masih melirik-lirik kesana kemari tanpa menyadari keberadaan Seruni yang sebenarnya tengah melayang-layang dihadapannya. Seisi rumah masih sibuk mengurus Zahra di kamar depan yang notabene lebih luas, sehingga Dhea tidak ada satupun yang menemani

Seruni tiba-tiba menukik dan masuk ke dalam badan Dhea, membuatnya mengejang lalu mengerang kesakitan.

"Aauuuww... Ahhh... add.. uuhh.. tolooonghh.. eeeeengghh.. sakiiiit..." tubuh Dhea menggeliat kacau hingga selimut dan sprei kasurnya berantakan. Gadis yang kesadarannya telah diambil itu bangkit dari kasurnya, kemudian melompat keluar rumah lewat lubang jendela tanpa disadari kawan-kawannya

*****

Langkah Cecep gemetaran, ia benar-benar berusaha semaksimal mungkin untuk memberanikan datang kesini setelah mendengar apa yang dibisikkan Zahra kepadanya ketika kesurupan tadi. "Permisi mbaaah, nyai, aki, ini Ceceep datang.." ucapnya sangat lirih sambil mengedarkan flash hapenya ke sekeliling tempat yang paling dihindari warga setempat itu.

"Kenapa lama sekaaali.. Kau mau aku membawa teman-temanmu ikut ke alamku ?" suara serak dibelakangnya cukup membuatnya terkejut, membuat hape dan sumber penglihatan utamanya tergelincir dari tangannya yang licin karena dibasahi keringat.

"Dheea ?" Cecep mengarahkan cahaya flashlight handphone yang telah ia pungut, dan mendapati teman KKN nya, Dhea, berdiri disana dengan setelan piyama baby doll putih ungu, tanpa beralas kaki.

"Aku bukan Dhea, aku hanya meminjam tubuhnya sebentar" Cecep beringsut mundur bersamaan dengan Dhea yang mulai melangkah maju

"Aku akan meninggalkan teman-temanmu, hanya saja jika kau mau mengawiniku..!!" Ucapnya sambil menggerayangi tubuhnya sendiri.

"Aaapa ? gimana..?" Cecep segera berfikir, ada dua kemungkinan baik dan buruk dari situasi absurd yang ia hadapi detik ini. Sisi positfnya dia akan berhubungan intim secara nyata untuk pertama kalinya dengan Dhea, yang mana memiliki paras yang cantik, serta tubuh yang cukup sintal bagi Cecep.. Sedangkan sisi negatifnya, yang akan berhubungan badan dengannya sebernarnya bukan Dhea, melainkan mahluk ghaib antah berantah yang selalu ia panggil mbah, nyai, aki atau apalah itu yang mana dia bahkan tidak bisa membayangkan wujud aslinya.

Cecep terdiam sejenak, matanya menyusuri dari ujung kaki hingga ujung kepala gadis dihadapannya. Lekuk tubuh Dhea dalam balutan piyama membuatnya menelan ludah

"b..baik.. Aku bersedia.." Jawab Cecep yang membuat Dhea menyeringai, Dhea pun seperti Zahra tadi sore, langsung menubruk Cecep, keduanya jatuh berguling di rerumputan hingga akhirnya posisi Dhea menindih Cecep.

"rrrrrgghh.. bau perjaka, sudah lama sekali.." Dhea mulai melucuti bajunya sendiri dengan agak kasar

"Lihatlah betapa indahnya gundukan ini" tangan Dhea meraba dadanya sendiri, kemudian perlahan menyusuri perut serta pinggangnya yang sudah polos.

"Kau sudah tegang nak hahahaha.." Dhea terkekeh ketika merasakan batang Cecep yang ia duduki mulai mengeras. Tubuh Dhea yang menduduki selangkangan Cecep benar-benar membuat area kejantanannya menghangat, gadis itupun membantu mengeluarkan penis Cecep yang memang sudah mengeras, memberontak hendak keluar dari celananya.

"Aaaammhhhnggghh..." Dhea melenguh saat batang kejantanan Cecep yang tegak ia masukkan ke dalam lubang intimnya, gerakan naik turun mulai ia perlihatkan

"Ayo.. Apa kau hanya akan pasrah saja seperti itu wahahahah" kekehnya kepada Cecep yang memilih untuk pasrah karena ia sendiri pun sebenarnya terpaksa melakukan perbuatan asusila seperti ini

KKN Kampung JatiwarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang