04.Awal Semuanya

8 2 0
                                    

Rencana kami sepertinya sedikit berubah kami akan ngecamp di pos 5 karena di sana baru ada sumber air,kami berjalan cukup santai karena para perempuan sebentar-sebentar berhenti untuk istirahat,seperti sekarang ini kami beristirahat di atas pos 3,memang siang ini cukup melelahkan karena matahari sangat terik membuat kami lebih cepat haus.

Wajah kami semua sangat kelelahan kecuali satu orang yang berhasil membuatku heran,yaitu Kang Nova,dia terlihat sangat segar,di wajahnya sama sekali tidak terlihat rasa lelah bahkan dia dari kemarin sangat semangat menjadi pemandu bagi kami.

Danu yang berada di sampingku berucap kepada Kang Nova.

"Kang Nova hebat yah gak kelelahan sama sekali"-ucapnya.

"Sebenarnya sih lelah tapi ketutup sama rasa seneng karena bisa ndaki bareng anak-anak muda kaya kalian"-ucap kang nova sambil menepuk pundaku karena dia ada di sebelah kiriku.

"Kita malah ngerasa minder kang,kita yang masih muda kalah sama kang Nova"-ucapku kepada kang Nova.

"Iyah kang Nova terlihat kaya seumuran kita awet muda,bagi kang rahasianya"-ucap Jafar.

"Rahasia mana boleh dikasih tau"ucap Sarah sembari menyantap coklat di tangannya.

Yah sukurlah Sarah sudah sedikit pulih.

"Iya kang kasih tau dong caranya supaya awet muda"-ucap Arung tumben nih manusia satu, mau nimbrung obrolan receh ini.

"Duh kenapa mendadak semua jadi pengin awet muda"-Abian menepuk jidatnya.

Kang Nova tertawa melihat Jafar memohon untuk diberikan resep awet mudanya.

" Hahahah kalian,sering-sering minum minuman merah"ucap Kang Nova.

"Kang Nova ada-ada aja"wati terkekeh dengan ucapan kang Nova.

"Hahaha udah-udah resep awet mudanya ntar aja kalo udah turun"ucapku.

"Ayo kita lanjut lagi biar nanti gak ketemu malem di jalan"ucap Abian dan kami semua langsung menyetujuinya.

Berjalan perlahan sembari menikmati keindahan alam yang Tuhan berikan,dari kejauhan Puncak Gunung berdiri sangat gagah,seakan melambaikan tangan kepada kami,hasrat ingin segera sampaiku menggebu-gebu bersamaan dengan rasa lelah disetiap langkahnya.

Dari jalur yang dikelilingi pepohonan tinggi,kini berubah jadi hamparan sabana yang indah,rumput hijau yang menyegarkan mata,senyuman terus terukir di bibirku takkala melihat langit yang biru dan awan putih yang seperti mengukir senyuman,langkahku terhenti saat jafar berhenti dan meminta untuk istirahat sebentar.

"Bro istirahat bentar yah gue capek"
Ucap Jafar yang langsung menjatuhkan dirinya ke hamparan rumput hijau,kami semua yang melihatnya langsung ikut berbaring dan memandang langit yang indah itu.

"Gak nyangka yah kita bisa balik lagi ke Gunung" ucap Sarah.

"Iyah semoga kedepannya kita masih bisa bareng-bareng dan kembali ke alam dengan perasaan yang masih sama" tutur wati yang berada di sebelahku.

Kami serentak mengaminkan kata-kata dari Wati.

Jafar tiba-tiba berdiri dan berseru."Ayo kita berjanji satu sama lain untuk tetap bersama bagaimana pun keadaan kita"

Kami semua ikut berdiri dan menyatukan tangan satu sama lain dan berteriak "Janji!..."

Aku merasakan kehangatan diantara kami semua,kita bukan hanya sahabat tapi keluarga.

Danu tiba-tiba memelukku dan diikuti teman-teman yang lain.

Setelah menikmati suasana hangat itu,kang Nova langsung menginstruksikan untuk segera melanjutkan perjalanan.

"Ayok lanjut jalan sepertinya sebentar lagi hujan" ucapnya.

Kami kembali berjalan lumayan cepat karena bunyi petir sudah bergemuruh,baru beberapa menit berjalan benar saja langit menumpahkan air nya,kami langsung memakai jas hujan dan kembali berjalan.

Kini jalur berganti dengan tanah berlumpur,sejenak aku mendongakan kepala dan melihat langit yang semakin tertutup awan hitam,Arung yang ada di belakangku berseru.

"Weh berhenti weh..."teriaknya.

Aku yang ada di depannya langsung bertanya padanya.

"Ada apa"tanyaku.

"Kalian ngerasa aneh ga sih?"-ucapnya sambil mengamati sekitar.

"Aneh gimana?"-tanya Danu.

"Setau gue untuk ke pos 5 gak lewat jalur ini deh"ucap Arung lagi.

"Maksud lo,kita nyasar? Tau dari mana lo?"-tanya Sarah sedikit berteriak karena suaranya kalah dengan suara deras air hujan.

"Dari jalur yang gue baca tadi di hp kita gak lewat sini,kalo kita jalan lewat sini nanti kita bakal ketemu jurang sebelah Timur dan itu tandanya kita harus berjalan lebih jauh lagi buat ke pos 5"-Arung kembali membuka peta di ponselnya,tapi mendadak eror.

"Sialan kenapa pake eror!"-pekik Arung.

"Terus sekarang kita gimana?"tanya Jafar.

"Ko lo gak bilang dari tadi,terus kita balik lagi ke pos 3?"-tanya Reva.

Abian yang tidak suka keributan mencoba menenangkan para perempuan yang sudah panik."Tenang dulu guys kita gak boleh panik,kita harus berusaha cari jalur lain untuk sampe ke pos 5"

"Lewat mana Bian?...kita udah nyasar di tengah hutan gara-gara dia,kita udah capek buat muter-muter lagi"-rengek Reva yang sudah sangat kelelahan.

Ditengah kegaduhan ini kang Nova berucap,"Kita lewat jalur yang benar,ayo lanjut berjalan"-ucapnya dengan berjalan melanjutkan jalur yang penuh lumpur ini.

"Kang jalannya bukan lewat sini,tapi lewat sana"teriak Arung sambil menunjuk dataran tinggi di seberang sana yang hampir tertutup kabut.

"Sudah lanjutkan saja sebelum makin gelap"ucap Kang Nova.

Benar ucapan kang Nova hari sudah hampir gelap,ditambah hujan deras dan kabut yang semakin tebal membuat kami susah untuk melihat sekitar.

"Saya tau jalan yang benar,kalian tenang saja"-ucap kang Nova lagi.

Wati bertanya kepada kami."Gimana?lanjut ga?"

"Lanjut aja dari pada kita kejebak malem di sini"jawab Sarah.

"Ya sudah kita coba lanjut dulu,seenggaknya kita cari tempat buat ngecamp,ini ujannya makin lebat bahaya kalo kita terus jalan"-ucapku yang sudah sempurna kedinginan.

"Kita jalan pelan-pelan aja bahaya jalannya licin"ucap Arung yang sudah bersiap melangkah.

Akhirnya setelah perdebatan panjang,kami pun memutuskan mengikuti Kang Nova untuk mencari tempat yang aman untuk mendirikan tenda.

Setelah berjalan cukup lama dan suasana di sekeliling telah sempurna gelap,hanya mengandalkan headlamp yang kami punya,akhirnya kami sampai di hutan yang posisinya tak terlalu dekat dengan jurang,hanya area ini lah yang sepertinya lumayan aman untuk mendirikan tenda,karena di sekitar ada beberapa pohon tinggi yang bisa melindungi kami dari terpaan badai kalau-kalau nanti malam terjadi,tapi semoga saja tidak,sudah cukup tertekan batin kami dengan ketersesatan ini.

Terima kasih sudah membaca.

Cilacap,07 Agustus 2021

Jiwa TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang