01.Rencana dan Agra

18 2 7
                                    

"Eh kalian setuju kan sama saranku"

Pertanyaan itu sukses membuat orang yang ada didepannya seketika tergoyah dari lamunan masing-masing.

"Aku terserah kalian saja"-sahutku.

"Tapi gak ada salahnya sih kita coba,lagi pula sudah satu bulan kita gak nanjak otot-otot ku sudah membutuhkan itu"-Danu ikut menyahut.

Tiba-tiba meja digebrak,bruak.

"gue setuju!sudah lama tulang-tulangku tak tersentuh udara dingin."-tingkah Jafar mendapat pukulan dari Sarah.

"Gausah gebrak meja juga,kasian pak joko fasilitasnya rusak terus kalo kita kumpul"-memang cuman Sarah yang peduli sama pak joko,pemilik warung kopi.

"Jadi gimana kalian berdua setuju?"-tanya Arung kepada Sarah dan Wati.

Kedua wanita itu saling melihat satu sama lain,lalu kemudian,"kita setujuu"-teriak Sarah dan Wati membuat pengunjung lain mendadak kaget dan menatap mereka sinis.

"Mampus gue gak ikutan"-ucap Danu dan dibalas tawa oleh kami para lelaki.

Untung saja ini diwarung bukan dilestoran,kalo iya pasti kami sudah diusir paksa oleh security.

Kami berbeda dengan anak muda pada umumnya yang suka nongkrong dimall dan cafe-cafe mewah,kami lebih suka nongkrong diwarkop sederhana milik pak joko tetangga rumahku,ah sudah lah biarkan kami jadikan tempatnya sebagai basecamp,karena kami cuman mampu bayar warkop saja,sebenarnya kami bisa nongkrong dicafe tetapi setelah itu kami harus puasa selama sebulan, karena uang yang pas-pas an untuk bayar kuliah.

Ditambah rasa malas untuk pergi jauh-jauh hanya untuk ngopi,kalo ada tempat yang dekat dan murah kenapa harus yang jauh dan mahal,begitu menurut kami.

"Eh jadi kita cuman berangkat berenam?gue boleh ajak cewe gue gak?"-tanya Jafar.

"Gak!"-jawab Arung ketus.

"Why?"

"Lo kegunung cuman mau pacaran doang?"-Arung.

"Ya sekalian ajak cewe gue liburan,gue juga mau tuh kaya orang-orang bisa satu tenda sama cewenya"

Jafar bersikeras untuk mengajak pacarnya.

"Jangan zina digunung bego"-Wati menoyor kepala jafar pelan.

"Sejak kapan lo tau zina wat"-tanya Danu.

"Woy anjir emang gue sebodoh itu?"

Wati misuh-misuh.

"Udah-udah jangan berantem,kalo jafar mau ajak pacarnya ya sudah terserah dia,yang penting gak ngerepotin lainnya"ucapku sambil menyeruput kopi hitam.

"Tau tuh,cewe lo kan rempong banget,mana galak lagi ntar kalo digunung tiba-tiba ngamuk gimana"-Arung

"Lah alesan lo aja kan biar gue gak ngajak Reva"ucap jafar kesal.

"Kalo lo mau ajak Reva ya udah ajak aja,coba lo tanyain orangnya"-sarah melerai perdebatan itu.

"Oke bentar gue tanya dulu sama orangnya"

Jafar mengambil ponselnya lalu menelfon Reva pacarnya.

"Hallo sayang,aku mau ngomong sesuatu sama kamu"ucap jafar.

"Iyah ngomong aja sayang"ucap wanita dari seberang sana.

"Eem aku sama temen-temen aku ada rencana mau naik gunung kamu mau ikut gak?"-ucap jafar.

"Ahh sayang kan kamu udah sering nanjak gunungnya aku"

Yah memang jafar bodoh,ia menelfon pacarnya didekat teman-temannya lalu meloudspeaker nya,mana dia dan pacarnya sama-sama bar bar.

Jiwa TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang