Sepuluh

20 3 0
                                    

🕊;— "Hello future?"
-🌱

|||
.
.
.

[🦊🦊🦊]

Sesekali Agatha menggelengkan kepalanya cepat. Otak gadis itu sedari tadi masih terus memutar kejadian yang terjadi pada beberapa jam lalu. Bisa gila ia lama-lama pikirnya jika terus begini.

"Renjun kenapa manis banget?" Agatha merebahkan kepalanya di atas tangan saat tengah duduk di meja belajar miliknya. Gadis itu perlahan memejamkan mata, namun masih belum tertidur.

Berulang kali ia mendengar notifikasi masuk dari ponselnya. Dari sini saja Agatha juga sudah bisa menebak siapa sang pengirim pesan yang berada dibalik notifikasi tersebut. Dari Soo-Young hingga Renjun, dan notifikasi dari Renjunlah yang membuat Agatha tidak karuan.

Tidak, Renjun tidak mengatakan apapun. Hanya obrolan biasa mereka pada umumnya tanpa kesan canggung, apa hanya Agatha yang merasa canggung di sini? Itu kenapa ia lebih memilih menelungkupkan kepalanya di meja dibanding membalas pesan-pesan tersebut.

"THA!" Gadis itu tersentak ketika tidak lama mulai matanya terpejam sempurna. Kali ini ia benar-benar hampir tertidur, tetapi kedatangan Jovita membuat jantungnya terasa ingin keluar begitu saja.

Ia menatap tajam pada Jovita yang sedikit terkekeh di ujung pintu dengan baju tidur berwarna biru muda. Baru saja Agatha membuka mulut untuk berbicara, Jovita lebih dulu memotong kalimat milik gadis itu. Jovita tidak bodoh, dia tahu bahwa Agatha hanya akan mengumpat setelah ini. Maka dari itu dia memilih untuk memotong ucapan temannya itu lebih dulu sebelum benar-benar menjadi masalah.

"Penting, Tha! ini penting banget," ucapnya sembari berjalan mendekat ke arah Agatha.

Agatha melihat itu. Ia juga tidak menegur atau melarang Jovita yang masuk ke dalam kamarnya.

"Apa?" tanya gadis itu ketika Jovita berada persis di depannya.

"Mau minta kertas polosan aja buat ngetik makalah, punya gue habis."

Tidak ada tanggapan, Agatha hanya menarik dua sudut bibir dengan terpaksa. Ia lelah, tetapi juga tidak tahu harus mengatakan apa lagi sekarang. Terkadang Agatha berpikir, bisakah ia melempar Jovita ke Planet Mars?

° ° °

° ° °

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

° ° °

Dentingan gelas yang ada di ruangan mengambil penuh perhatian Agatha. Soo-Young dan Jaehwa benar-benar menikmati perayaan dari nilai mereka yang meningkat pada semester ini. Beberapa bulan dihabiskan begitu saja untuk memahami banyak materi, tidak hanya Agatha namun juga Jaehwa.

Rasanya Agatha seperti tengah bersaing dengan Jaehwa saat itu.

"Tha, tidak minum?" Agatha menggeleng pelan ketika Soo-Young bertanya padanya. Ia bukan penyuka soju dan minuman sejenisnya. Dari dulu Agatha tidak pernah berpikir untuk mencicipi mereka sedikitpun. Orang tua Agatha melarang gadis itu untuk minum, itu kenapa Agatha tidak pernah menyentuh botol-botol tersebut apalagi sampai meneguk isinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELETTRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang