• 1

69 13 1
                                    

Seorang gadis cantik bernama Livena Anastasia yang biasa dipanggil Vena memasuki gerbang masuk sekolah dengan memakai baju seragam putih dan dasi berwarna merah dan rok abu-abu selutut. Rambut terikat rapi dengan scrunchie. Livena sangat terkenal di sekolah karena kecantikan dan keramahannya kepada murid-murid dan guru-guru di sekolah tersebut. 

Sambil berjalan sepanjang koridor sekolah, Vena pun menyapa sekelilingnya dengan ramah dan tidak lupa dengan senyuman manisnya.

Alvin Addison yang biasa dipanggil Alvin pun turun dari mobilnya, memakai almamater khusus untuk ketua osis dan celana abu-abu tua. Berjalan ke kelas untuk menaruh tasnya, lalu pergi ke terowongan sekitar kelas untuk memberi hukuman kepada mereka yang terlambat.

Setelah memberikan hukuman, Alvin berjalan mengelilingi sekolah untuk mengecek murid-murid yang sering bolos.

Di terowongan tersebut, Alvin bertemu dengan Vena yang sedang berjalan sendirian.

"Hai Vin!" sapa Vena.

"Hai Na, lagi ngapain?" balas Alvin.

"Cuma jalan-jalan aja di sekitar sini, lo ngapain disini?"

"Oh, gue lagi ngecek orang-orang yang biasa bolos, biar gak bolos lagi." jawab Alvin.

"Hahaha, emang ya tegasnya gak pernah berubah!" ejek Vena.

"Iya dong, harus tegas kalo jadi ketua osis! Mau kemana habis ini?"

"Mau balik ke kelas nih, kenapa?" tanya Vena.

"Yuk" jawab Alvin sambil menggandeng tangan Vena.

Vena pun terblablak kaget sekaligus bingung. Mukanya pun berubah menjadi berwarna merah dan jantungnya berdebar kencang. Dan memang mereka berdua sekelas.

"Kenapa dia narik gue ya, yaampun gue kan jadi deg-degan" batin Vena.

Ketika mereka sampai di kelas, masih dengan tangan yang bergenggaman, Alvin pun langsung melepas tangan Vena. 

"Sorry ya udah bikin lo kaget." ucap Alvin sambil menatap muka Vena yang masih tercengang.

"Iya gapapa hehe" jawab Vena malu-malu.

"Kalian pacaran??!!" ceplos Dera yang tiba-tiba menghampiri mereka berdua.

Dera adalah sahabat Vena yang sudah lama dari kelas 1 SMA. Dera memang selalu kepo dengan apapun yang terjadi di sekitarnya, terutama sahabatnya ini. 

"H-hah? g-gak kok.." jawab Vena sambil melirik Alvin yang sangat santai di sebelahnya.

"Kok kalian bisa berduaan, tadi genggaman tangan juga." tanya Dera sambil menatap sinis keduanya.

"Tadi gue ketemu dia di terowongan depan, jadi ya gue ajak ngobrol." balas Alvin.

Dera tertawa kecil. "Hm, gapapa sih kalau kalian pacaran, cocok. Gue duluan ya!"

"Dasar kompor" batin Vena.

"Yaudah gue masuk duluan." ucap Alvin.

Setelah mereka berdua masuk kelas, Pak Bardi pun masuk ke kelas.

Pak Bardi adalah guru biologi yang sangat baik. Beliau dikenal sebagai salah satu guru yang sangat ramah kepada guru lainnya dan murid-murid di sekolah. Beliau juga sangat perhatian terhadap murid-muridnya. Maka dari itu, Pak Bardi menjadi salah satu guru terfavorit di SMA Satria Mandala. 

"Selamat pagi, anak-anak." 

"Pagi pak!" balas semua murid di kelas.

"Siapa yang tidak masuk hari ini? tanya Pak Bardi.

"Nihil pak." balas Alvin.

"Hari ini kita akan mengadakan ulangan harian, silahkan siapkan alat tulis dan kerjakan dengan jujur"

Semua murid pun menyiapkan alat tulis di atas meja masing-masing.

Sembari Pak Bardi membagi soal, Alvin pun sambil mengecek apa ada yang sedang menyiapkan contekan.

Disaat ulangan sudah mulai dari setengah jam yang lalu, Syela melempar sebuah kertas ke Vena yang sedang fokus mengerjakan soal tersebut.

Syela Abrietta, murid yang paling eksis di SMA Sastria Mandala yang menjabat sebagai osis juga ini sangat jutek dan bisa dibilang dia sangat suka membully orang-orang yang dia anggap sangat menyebalkan. Syela sangat membenci Vena sejak kelas 2 SMA karena dia selalu menjadi saingannya di dalam kelas.

"Apaansih La?" bisik Vena.

"Baca kertas yang gue kasih cepetan!" bisik Syela.

Alvin yang mendengar bisikan-bisikan itu pun langsung memanggil Pak Bardi yang sedang duduk di meja guru sambil menilai ulangan kelas lain.

"Pak Bardi yang mendengar ucapan Alvin pun langsung membentak Vena dan Syela.

"Vena! Syela! Ngapain kalian!" bentak Pak Bardi.

"Vena nyontek, pak!" jawab Syela sambil menunjuk Vena.

"Vena ikut saya!"

Alvin yang melihat kejadian itu pun langsung menghampiri Pak Badri dan Vena yang sedang berjalan keluar kelas. Alvin mengambil kertas yang dilempar oleh Syela di lantai. 

"Woi Vena cepet kasih jawaban lu"  tulis Syela di kertas tersebut.

"Pak baca dulu kertasnya." ujar Alvin sambil memberi kertasnya kepada Pak Badri.

"Syela, ikut saya ke ruang guru sekalian bawa seluruh alat tulis beserta soalnya. Yang lain silahkan istirahat, selamat pagi." ujar Pak Badri.

Tbc
Hopefully, kalian suka sama cerita aku. 🤗




Dear Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang