Sesampainya Alvin di rumah, ia melewati ruang tengah dan disana terdapat Clayrin, ibunya.
"Nak, tumben kamu cepet pulangnya?"
"Iya, ma. Hari ini gak ada tugas tambahan." jawab Alvin sambil menaruh tasnya di atas sofa.
"Yasudah, mama udah masakin makanan kesukaan kamu. Habis mandi, makan ya."
"Iya, ma." balas Alvin sambil mengambil tasnya yang ia taruh di atas sofa lalu pergi menuju kamar.
Sesampainya Alvin di kamar, ia pun langsung melepas jas osis yang ia pakai dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah 10 menit, akhirnya Alvin keluar dari kamar mandi dan membanting dirinya ke atas kasur dan menatap langit-langit kamar.
"Kenapa ya si Vena ngehindar dari gue.. emang gue ada salah apa sama dia?" tanya Alvin dalam hati.
Karena Alvin sangat penasaran dengan masalah ini, ia pun menelfon Dera, sahabat Vena.
Di seberang sana, handphone Dera pun berdering.
"Alvin"
Dera pun mengangkatnya dengan cepat. "Hi, Vin, ada apa?"
"Ra, lo lagi sibuk gak?" tanya Alvin.
"Gak sih, gue lagi baca materi biologi kemarin. Emang kenapa, Vin?" tanya Dera bingung.
"Gue mau tanya lo sesuatu, Ra. Tapi lo jangan ceritain ke siapapun ya."
"Iya-iya, kenapa?"
"Lo tau kan si Vena sekarang ngehindar dari gue?"
"Iya-iya bener." jawab Dera.
"Nah gue juga bingung nih. Apa karena masalah Syela kemarin?"
"Gue juga udah tanya dia tapi dia gak mau jawab. Gue juga mikirnya karena Syela." balas Dera.
"Lo bisa bantu gue ga, Ra, please cari tau tentang masalah ini?" ucap Alvin sambil memohon.
"Iya, pasti gue bantu kok, tenang aja, Vin." jawab Dera meyakinkan.
"Thanks ya, Ra!"
Setelah itu akhirnya mereka mematikan telfon tersebut dan Alvin pun langsung turun ke bawah untuk makan.
Dera ingin menghampiri Vena ke rumahnya untuk belajar bersama.
Dera langsung mengambil tasnya yang berisikan laptop, buku, dompet, dan kotak pensil.
Setelah semuanya selesai disiapkan, Dera pun keluar dari kamarnya dan menuju teras rumah untuk mengambil sendal dan langsung meninggalkan rumah. Rumah Vena dan Dera memang tidak terlalu jauh sehingga ia tidak perlu memakai transportasi apapun.
Sesampainya ia di rumah Vena, ia pun memencet bel yang ada di sebelah pagar rumah Vena.
Suara bel yang berbunyi nyaring akhirnya membuat Vena bergegas dari kasurnya dan langsung menuju pagar untuk membukakan pintu agar Dera bisa masuk.
"Lama banget, Ven bukain pintunya." tanya Dera yang lumayan lama menunggu.
"Iya tadi gue ketiduran, Ra. Sorry ya. Yuk masuk"
"Ohh ketiduran.. okay."
Setelah Vena dan Dera sudah sampai di kamar Vena, Dera pun menaruh tasnya di dekat meja belajar Vena.
"Eh, Ra, by the way, lo udah belajar buat kuis biologi besok?" tanya Vena.
"Gue cuma baca-baca sih, semoga bisa ingat ya haha."
"Iya gue juga gak afalin semuanya."
"By the way, Ven, gue boleh tanya sesuatu ga?"
"Hm? tanya apa, Ra?"
"Gue penasaran waktu itu kenapa lo jauhin Alvin waktu di sekolah, gue pengen lo jujur, Ven. Gue sahabat lo, gue juga harus tau masalah apa yang lo alamin, jadi gue bisa bantu." ucap Dera tegas.
"Ra.. gue takut.." jawab Vena sambil menangis dan memeluk Dera.
"Ven, kenapa sih lo sembunyiin dari gue. Ini pasti ada hubungannya kan sama Syela?"
"Gue gak mau masalah ini tambah panjang, Ra."
"Ven, lo dengerin gue ya. Kalau lo punya masalah apapun itu, lo ceritain ke gue. Jadi kita sama-sama selesain."
Vena pun menceritakan awal mula kenapa dia menjauh dari Alvin.
"Yaudah sekarang lo jangan pikirin masalah ini lagi ya. Lo fokus sekolah aja." ucap Dera menenangkan Vena.
Vena mengangguk menandakan ia mengerti yang sahabatnya bicarakan.
Setelah mereka berdua selesai belajar bersama, Dera pun pamit pulang kepada Vena.
"Yaudah, Ven. Gue pulang duluan ya."
"Ok, Ra. Hati-hati ya."
"Iya, Ven. Inget ya kata-kata gue tadi." ucap Dera dengan menatap Vena tegas.
"Siap bos!"
• • •
Keesokan harinya di sekolah, Syela dan gengnya sedang duduk di kantin. Syela dan gengnya sudah sangat geram dengan Vena. Syela ingin sekali membuat hidup Vena menderita sampai akhirnya ia bisa mendapatkan Alvin.
Vena sudah terbiasa dengan perlakuan Syela dan teman-temannya kepadanya. Vena adalah tipe orang yang tidak pernah balas dendam dan gampang memaafkan.
Syela dan teman-temannya pergi ke kantin dan membeli makanan yang biasa mereka beli.
"La, lo kayaknya harus kasih pelajaran ke si Vena!" ucap Chelle, salah satu sahabat Syela.
"Iya, La. Gue gak rela pokoknya kalo Alvin sama Vena." balas Mira.
"Gak usah lu pada ngomong juga pasti bakal kasih dia pelajaran!" balas Syela dengan tatapan sinis.
Chelle dan Mira terdiam dengan senyuman sinis.
Di sepanjang koridor sekolah, Vena dan Dera sedang berjalan menuju kelas karena sebentar lagi kelas akan dimulai. Disaat mereka sedang berjalan, mereka bertemu dengan Varrel.
"Hi, Ven, Ra!" sapa Varrel dengan senyuman ramah.
"Hi, Rel." balas Vena dan Dera dengan kompak.
"Lo pada mau balik kelas ya?" tanya Varrel sambil mengikuti mereka di samping.
"Iya nih, bentar lagi bel bunyi." jawab Vena.
Setelah mereka masuk ke kelas, Bu Rima pun masuk ke kelas dan menyapa murid-muridnya.
Bu Rima adalah guru matematika yang sangat baik dengan murid-muridnya, terutama murid yang selalu mendapat nilai yang bagus di pelajarannya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ketua Osis
RomanceLivena Anastasia seorang gadis cantik yang menjabat sebagai osis di SMA Sastria Mandala. Dan Alvin Addison, ketua osis tampan yang membuat seluruh murid cewek di sekolah itu terkagum-kagum dan menyukainya. Livena sangat menyukai Alvin karena sifatn...