Sesampainya Vena dan Dera di rumah, mereka langsung mengganti pakaian dan menuju sofa di ruang tengah.
Vena langsung membaringkan dirinya di atas sofa. Dera mengambil buku yang berisikan tugas-tugas yang diberikan Pak Bardi tadi pagi.
"Ven, kok lo ngehindar sih dari Alvin pas di parkiran?" tanya Dera yang akhirnya membuka suara.
"Gapapa, Ra." balas Vena sambil bermain handphone.
"Lo punya masalah ya ama Alvin, atau ada hubungannya sama Syela kemarin?" tanya Dera sambil menatap serius temannya.
"Gak, Ra. Gue cuma lagi gak mau sama dia aja."
Dera dan Vena pun terdiam selama beberapa menit.
Tiba-tiba handphone Vena berdering yang akhirnya memecah keheningan, menandakan ada yang menelpon.
"Alvin"
"Ngapain dia telfon gue sih?" tanya Vena dalam hati.
Vena langsung mematikan telfon tersebut dan menaruhnya di sofa dan berjalan menuju dapur.
"Ra, gue ke dapur dulu ya. Lo mau makan apa?"
"Gue lagi pengen mie instan, Ven."
"Yaudah gue masakin."
Sembari makan, Dera penasaran dengan siapa yang menelfon sahabatnya tadi.
"Ven, tadi siapa yang telfon?"
"Oh gak, itu nomor gak dikenal."
"Sorry, Ra. Gue bohongin lo." batin Vena.
Setelah mereka selesai makan, Dera pun pamit untuk pulang.
"Gue pulang dulu ya, Ven."
"Iya, Ra. Thank you udah mampir."
"Iya, bye." balas Dera.
Keesokan harinya, Vena dan Dera bertemu di parkiran sekolah. Mereka pun memasuki koridor sekolah bersama.
"Ehh ada si pelakor." ucap Syela yang tiba-tiba menghampiri mereka.
"Apaansih, La!" balas Dera sambil mendorong pundak Syela.
"Kok lo main kasar sih, gue gak ada urusan sama lo!" bentak Syela sambil mendorong Dera balik.
"Jelas lo ada masalah sama gue, karena lo udah ganggu sahabat gue!" bentak Dera.
"Hahaha.. kok ada ya yang mau bertemen sama pelakor!" balas Syela sambil terbahak.
"Bye, pelakor." ucap Syela lalu meninggalkan Vena dan Dera.
Alvin melihat kejadian itu dari kejauhan dan langsung menghampiri Vena dan Dera.
"Ven, lo kenapa?"
Vena tidak menjawab lalu meninggalkan Alvin dan Dera menuju kelas.
"Ven, tunggu!" teriak Alvin lalu mengejar Vena yang sudah jauh di depan.
Dera pun menyusul mereka berdua, hingga akhirnya Dera bisa menggapai Alvin dan Vena.
"Ven, lo jangan ngehindar terus dong."
"Lo jauhin gue ya, please gue mohon." jawab Vena yang sudah tidak menahan air matanya."
"H-hah.. kenapa kita gak boleh barengan lagi? Emang gue salah apa ama lo, Ven?"
"Gue cuma mau kita jauhan dulu, entar kalau udah aman, mungkin kita bisa deket lagi. Sorry.."
"Ven, lo kenapa nangis? Jangan nangis dong." ucap Alvin lalu memeluk Vena dan mengusap halus rambutnya."
"HEH!" teriak Syela yang dari tadi melihat mereka dari kejauhan.
Vena pun langsung menjauhkan badannya dari pelukan Alvin.
"Kok kamu peluk-peluk dia sih, beb?!" tanya Syela sambil menarik tangan Alvin.
"Apaan sih, La! Lepasin tangan lo!" bentak Alvin.
"H-hah beb?" batin Dera.
"Heh pelakor, ngapain lo peluk-peluk cowok orang? Semurah itu kah lo ampe meluk-meluk cowok orang!" bentak Syela sambil menjambak rambut Vena.
"Cukup, La! Gue udah capek ya ngeliat drama-drama yang lo buat!" bentak Alvin sampai membuat Syela kaget.
"Apa kamu bilang? Drama?! Jelas-jelas aku pacar kamu?!"
"Sekali lagi gue ngeliat lo nyakitin Vena, lo berurusan sama gue!"
"Yuk, Ven." ajak Alvin sambil menarik tangan Vena.
Dera pun menyusul mereka.
"Liat aja lo, Ven. lo udah mulai berani ama gue hah? Haha.." ucap Syela dalam hati.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ketua Osis
RomanceLivena Anastasia seorang gadis cantik yang menjabat sebagai osis di SMA Sastria Mandala. Dan Alvin Addison, ketua osis tampan yang membuat seluruh murid cewek di sekolah itu terkagum-kagum dan menyukainya. Livena sangat menyukai Alvin karena sifatn...