Bab 1 Guru Besar Andre

28 0 0
                                    

"Andre! Kumohon! Selamatkan Juli!"

"Anakmu... darah di seluruh tubuhnya hendak diambil orang hingga habis!"

"Kumohon! Selamatkan dia! Selamatkan dia! Kami sekarang ada di rumah sakit, Andre...."

Tiba-tiba telpon terputus dan tidak terdengar suara apa pun.

"Ini... suara Ulfa?"

Di atas podium, sosok seorang terpelajar itu tiba-tiba membuat suasana seluruh kelas menjadi tidak mengenakkan.

Anakku? Aku... punya anak?

Brak! Ia memukul podium itu dengan keras hingga retak.

"Aaaa!" suara raungannya yang keras memenuhi seluruh ruangan itu.

"Tinggalkan semua barang kepunyaan kalian, tidak usah banyak berkata-kata, tinggalkan kelas ini secepat mungkin!" Kejadian yang sangat tiba-tiba ini membuat semua orang yang sedang mendengarkan pelajaran langsung berdiri. Tiga puluh enam murid di kelas itu berasal dari berbagai sektor, yakni sektor militer, politik, industri, dan perdagangan. Ada yang memegang kuasa atas keamanan perbatasan, ada pula orang-orang kaya yang bisnisnya menguasai perdangangan di seluruh negeri. Apabila masing-masing dari mereka "menjejakkan kakinya", maka kekuasaan yang mereka miliki bisa mengguncangkan dunia!

Saat ini, tidak ada yang peduli dengan rusaknya podium yang bernilai jutaan itu. Mereka memandang ke arah pintu dengan gemetar. Kelas itu dipenuhi oleh suasana kemarahan yang menakutkan. Semua orang merasa ngeri.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang menyebabkan seseorang yang selalu sabar dan tanpa ekspresi itu tiba-tiba marah besar?

Seorang pria paruh baya yang berseragam militer tiba-tiba memicingkan matanya dan berteriak, "Kemarilah, dan laksanakan perintah jenderal ini! Panggil semua pesawat dan tank dari grup militer nomor tiga. Bawalah 30 pasukan tentara dengan bersenjata lengkap, dan bersiaplah. Tunggu perintah dan kalian harus siap untuk membantu guru kapan saja! "

Di sebelahnya, seorang pria berjas dan sepatu kulit langsung berkata, "Suruhlah seluruh media massa dan semua wartawan di bawah naungan perusahaan kita untuk mengetahui info dan pergerakan berita secepat mungkin!"

Ketiga puluh enam orang yang berkuasa itu masing-masing menelepon dan memberikan perintah. Seluruh negeri pasti heboh karena mereka! Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Andre. Mereka hanya ingin membantu Andre tanpa syarat, bahkan mereka rela berjuang sekuat tenaga demi Andre. Tidak ada alasan lain, karena Andre Kusuma adalah guru mereka!

Di lain sisi, sebuah mobil sport edisi terbatas melesat dengan kecepatan tinggi. Di dalamnya, Andre duduk di kursi penumpang sambil memandang kegelapan tak berujung di depannya. Wajahnya tampak penuh dengan kepahitan.

Andre meninggalkan rumah pada usia delapan tahun, dan menghabiskan 20 tahun untuk bepergian ke seluruh pulau Kina dan mendidik masyarakat umum. Ia bekerja keras dan berusaha seorang diri hingga bisa mendapatkan gelar 9 besar pekerja medis terbaik, dengan kepopuleran dan kekayaan besar.

Di tengah-tengah lamunannya, wajah seseorang perlahan muncul di pikirannya. Ia teringat pada kejadian lima tahun yang lalu, ketika dirinya bereksperimen dengan bahan obat baru. Tanpa sengaja, ia melakukan kesalahan dan menyebabkan obat bagus berubah menjadi obat beracun. Malam itu ia kehilangan kesadarannya akibat mengonsumsi obat itu.

Saat ia tersadar keesokan harinya, semua terasa seperti fatamorgana. Hanya sosok mahasiswi yang menjadi asistennya malam itu yang masih jelas di ingatannya. Namun gadis itu tidak pernah muncul lagi... Samar-samar, ia ingat bahwa gadis itu memiliki nama yang bagus, "Ulfa Nasution".

Ulfa, malam itu, apakah aku menyakitimu? Ingatan akan Ulfa perlahan-lahan datang kembali, dan tatapan penuh kepahitan di matanya berangsur-angsur berubah menjadi tatapan tajam dan penuh ketegasan.

Karena Tuhan memberiku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki kesalahanku padanya, maka aku tidak mau melewatkannya. Ulfa, tunggu aku! Dan putri yang belum pernah kutemui sebelumnya, Papa ada di sini!

Pada saat yang sama di Rumah Sakit Trimitra, Ulfa menggendong putrinya yang berwajah pucat di pelukannya, sambil menangis, "Tolong! Tolong biarkan kami pergi! "Aku pasti akan membayar utangku padamu. Putriku masih sangat muda, dia akan mati jika darahnya diambil lagi!"

Di hadapannya, beberapa pria besar dengan tato mengelilinginya, dan seorang pria dengan bekas luka berkata dengan kejam, "Aku tidak perduli, kau harus membayar utangmu! Lihatlah, anak haram ini memiliki rhesus negative yang langka! Darahnya bisa dijual dan ditukarkan dengan sejumlah uang. Jika kau melarangku mengambil darahnya, dengan apa kau akan membayar utangmu?"

"Mengapa diam saja? Ambil anak itu darinya dan teruslah ambil darahnya!"

"Tidak! Jangan!"

Ulfa memeluk Juli dengan erat, dan berkata "Kau pembunuh! Aku akan memanggil polisi dan memperkarakanmu!"

Bam!

Pria dengan bekas luka itu menendang Ulfa. Tubuh kecil Ulfa tiba-tiba terhempas, menghantam sudut dengan keras, dan mengakibatkan memar pada dahinya.

"Mama!"

Juli memandang Ulfa dengan wajah khawatir. Ia mengepalkan tangannya erat-erat dan menatap pria itu, "Paman, tolong, jangan pukul mamaku! Juli akan patuh dan membiarkanmu mengambil darahku..."

Melihat gadis kecil itu merentangkan lengannya yang kurus kering, pria itu sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan, dan tersenyum dengan wajah menyeramkan, "Jika dari awal begini, aku tidak perlu repot-repot!"

"Ambil 1.000 cc darah lagi!"

Dokter yang ada di sampingnya mengernyit, "Tubuhnya terlalu lemah. Jika mengambil 1.000 cc lagi, saya khawatir itu akan berbahaya!"

"Jika aku memerintahkanmu untuk mengambil 1000 cc, maka kamu harus menurutiku! Selama anak ini tidak mati, itu tidak ada hubungannya dengan kami!"

"Gadis kecil, jangan salahkan aku, salahkan mamamu yang tidak kompeten dan papamu yang tidak bertanggung jawab!"

Melihat dokter mengikat tali pada tangannya, wajah pucat Juli tersenyum pada Ulfa, dengan segala kenangan terakhir yang ia miliki, ia berkata "Ma, maafkan aku, Juli tidak bisa bersama Mama lagi!"

"Meskipun aku belum pernah bertemu Papa, ia akan selalu ada di hati Juli. Dia adalah seorang pahlawan. Suatu hari, dia akan menggendong Juli tinggi-tinggi dan membeli banyak marshmallow untuk Juli..."

"Papa akan memegang wajah Juli dan mengatakan bahwa Juli adalah harta Papa yang paling berharga... Sayangnya, Juli takut Juli tidak dapat bertahan hingga hari itu tiba."

"Mama, kalau suatu saat nanti Mama bisa bertemu Papa, tolong beri tahu dia demi Juli. Juli tidak pernah menyalahkan Papa..."

"Putriku!"

Ulfa berjuang untuk merangkak mendekati Juli, tetapi dengan cepat ia diseret mundur oleh dua pria besar. Darah merah mulai diambil dari tubuh Juli, seperti di ambang kematian, perlahan-lahan mengambil kehidupan Juli yang lemah!

"Mama..."

Kelopak mata Juli semakin berat dan berat, namun bibirnya tersenyum lebar. "Sepertinya aku melihat Papa menjemputku ..."

Brak!

Tiba-tiba, pintu kamar itu terbuka lebar oleh sebuah tendangan. Melihat pemandangan di depannya, mata Andre memerah, disertai dengan tangisan menusuk hati yang bergema sepanjang malam!

"Anakku!"

Bersambung

Halo, Sobat Pena! Selamat datang di karya terbaruku. Menulis buat aku selain bisa mengalirkan inspirasi, juga bisa banget buat bikin aku merasakan relaksasi. Rasanya pikiran lega banget saat hal-hal yang udah lama berkutat dipikiran dituangin ke tulisan. Seneng banget juga kalau tulisanku disukai banyak pembaca. Baca terus novel ini sampai habis, ya!

Super MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang