Aku menunggu di basement kartel dengan Lion dan Tiger.
Meski Tiger berdiri dengan tangan yang masih digips, dia tidak sabar ingin melihat keputusan apa yang akan kuambil pada pria bejat yang berniat meniduri kekasihku! Meski malam itu adalah hubungan seksual yang paling kusesali yang pernah kulakukan pada Kyu, entah kenapa aku sedikit bersyukur. Jika aku tidak meniduri Kyu waktu itu, para pria itu mungkin telah berhasil menikmati tubuh indah kekasihku yang paling kukasihi.
Still!
Melihat pun masih menikmati namanya.
Hanya ada satu kursi di basement. Awalnya tidak ada, tapi Lion berinisiatif menempatkan satu karena pemimpinnya yang sebelumnya—dibaca Lord— terlalu malas untuk berdiri terlalu lama. Lupakan soal Lord yang tidak pernah punya niat untuk mengambil alih kartel ini, ujung-ujungnya aku juga yang harus menanggung dosa keluarga.
Aku duduk di kursi dengan Lion dan Tiger yang berdiri dua langkah di belakangku, Lion di sebelah kanan dan Tiger di sebelah kiri. Mereka berdiri dengan ciri khas masing-masing. Lion selalu tegap dan tampak bermartabat, berbeda dengan Tiger yang terlihat bebas dan penuh dengan pesona. Sedangkan aku hanya duduk di kursi dengan tongkat baja yang sedari tadi kuketukkan di atas lantai dengan ritme yang sama dengan sabar. Suara ketukan tongkat baja itu menggema di seluruh basement yang kosong tak ber-furniture, bahkan Lion dan Tiger tidak berani mengeluarkan kalimat apapun.
Sembari aku terus mengetukkan tongkat bajaku ke atas lantai, aku kembali teringat akan memori di masa lalu. Tongkat yang kugenggam ini adalah tongkat yang sama dengan yang kugunakan beberapa tahun lalu untuk memukul seseorang. Waktu itu aku begitu marah karena ada sosok yang berani meracuni Lord sampai dia harus dirawat begitu lama di Rumah Sakit. Hanya setelah orang itu tak lagi mampu melawan, aku akhirnya pingsan dan harus tertidur selama seminggu penuh dengan stamina yang kembali dengan sangat lambat.
Kyu telah menghilang selama 6 hari, besok adalah hari terakhirku sebelum aura gelap yang mengintaiku 3 hari terakhir bisa masuk dan kembali membebaniku. Bukan itu yang menjadi masalah utamaku sebenarnya, aku hanya ingin Kyu kembali padaku agar aku bisa menjelaskan apapun yang menjadi kesalahpahaman kami. Kalau pun aku harus melepaskan diri dari nenek, aku seharusnya masih bisa bekerja di perusahaan besar manapun dengan pengalaman kerjaku sebagai direktur di perusahaan besar. Tanpa ada hambatan dari nenek, aku pasti masih bisa melakukan itu untuk memuaskan hasrat ingin selalu digelimangi harta dari kekasihku.
Ketukan pemukul baseball berbahan baja—yang lebih akrab kusebut sebagai tongkat baja— harus terhenti ketika salah satu bawahanku membawa seseorang ke hadapanku. Sekejap aku melihat wajah pria itu, aku tahu. Dia adalah pria ketiga yang masuk ke dalam rumah Kyu. Should I ask for his name? Is it worth it?
Nah, I hate speaking.
"Do the speak," ujarku pada Lion.
Nona West kemudian bergabung bersama kami beberapa detik kemudian, dia menunggu di sudut ruangan tergelap. Bagaimana aku tahu jika dia Nona West? Aku tentu tahu, meski dress yang dia kenakan selalu berwarna hitam, namun terkadang dress-dress itu seolah meneriakkan betapa kayanya Nona West ketika dia masih hidup. Aku tahu rasa dari dress mahal meski itu dikenakan oleh hantu sekalipun. Perusahaan de Zeus akan selalu berdiri dengan label brand yang mengudara. Hanya ketika Kyu menghilang, aku membiarkan semua karyawanku tetap bekerja pada apa yang mereka kerjakan dan tidak perlu menghubungiku selama seminggu.
"Siapa namamu?" mulai Lion.
"Kenapa aku diperlakukan seperti ini?! Apa yang telah kulakulan pada kalian?! Apa aku tidak sengaja mengotori mobil kalian?! Haruskah aku menjilat mobil kalian agar kalian—"
![](https://img.wattpad.com/cover/277213794-288-k111647.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunting Soul
ParanormalKing sedang menggila. Kekasihnya yang sedang hamil menghilang, kakaknya terus-terusan membuat onar, neneknya terlalu berekspektasi tinggi padanya, anak-anaknya menjauhinya, apalagi yang harus dihadapi oleh seorang King Evzen de Zeus setelah ini? Ter...