Episode 19 : The Teacup Poisoner

1.7K 300 160
                                    

"Baby."

"Hm."

"Baby."

"Apa?"

"Baby."

"Ish!"

"Baby."

"Shut the fuck up, King."

"Baby, I'm afraid."

"Oh, my Baby. Come here."

Aku segera masuk ke dalam pelukan Kyu yang terbuka lebar hanya untukku. This trip is getting boring. Meski membosankan, tapi aku harus menahannya. Kyu suka petualangan picisan seperti ini. Yang harus aku lakukan hanyalah menemaninya menyelesaikan permainannya.

"Sudah?" tanya Kyu ketika aku menenggelamkan wajahku di dadanya.

"Belum," lirihku. Lupakan Lion dan Tiger yang menatap keluar jendela kereta sembari menungguku selesai.

"Apapun yang terjadi, kita harus selamat. Aku tidak ingin membiarkan A, B, dan C hidup tanpa sosok ibu sehebat diriku."

"Benar, mereka pasti akan sedih."

"Hm, aku memang sehebat itu."

"Ya, karena kau adalah ibu dari anak-anakku."

Kyu tiba-tiba menatap wajahku dengan pandangan aneh. "Semakin hari, kau menjadi semakin aneh."

"Aku mencoba, Hon."

"Coba apa?"

"Jadi romantis."

"Bukannya romantis, kau justru menyebalkan."

"Menyebalkan?"

"Hm."

Setelah aku menarik kepalaku dari dalam pelukan Kyu dengan tidak rela, aku segera melirik CCTV yang tepat berada di atasku. Di setiap gerbong kereta jelas memiliki kamera pengintai yang pasti digunakan untuk mengawasi tindakan kriminal yang bisa terjadi kapanpun pada siapa saja di dalam kereta.

Entah kenapa, aku tahu jika dalang dari semua permainan ini sedang mengintai sedari tadi. Tidak hanya aku, namun Lion dan Tiger sepertinya juga merasakan hal yang sama. Mereka juga selalu melirik ke arah kamera pengintai setiap kami masuk ke gerbong berikutnya.

Setelah Lion berniat memasuki gerbong ketiga, kerah jasnya tiba-tiba ditarik ke belakang oleh Kyu. Tindakan itu sontak membuatku melihat cepat ke arah mana Lion akan berjalan. Alisku berkerut ke tengah dengan pandangan tidak mengerti.

Ada apa?

Demi mencari jalan keluar, aku segera melirik ke arah kekasihku. Wajah Kyu datar sedatar-datarnya. Apa yang ada di hadapan kami seolah bukan apa-apa baginya. "Sayang, ada apa?" tanyaku pada Kyu yang masih tetap diam.

"Kau tidak lihat?" tanyanya padaku.

Aku hanya menggelengkan kepalaku kecil guna menjawab pertanyaan Kyu.

"Gerbong selanjutnya adalah gerbong hantu."

Wajah Lion dan Tiger membiru seketika. Apa gunanya bertubuh raksasa jika takut pada hantu? Pemandangan melihat hantu setiap kali aku membuka mata dari tidurku sudah tidak mengagetkanku lagi. Beberapa kali aku bahkan harus memukul makhluk-makhluk itu ketika mereka berniat mengganggu calon istriku yang sedang hamil. Kenapa harus calon anakku yang mereka incar? Seharusnya lawan ayahnya kalau berani.

"Kyu, jangan bercanda." Tiger, yang badannya hampir sama besarnya dengan diriku mengeluarkan keringat dingin di dahinya.

"Kau akan melihat sesuatu yang tidak pernah kau lihat jika melewati gerbong itu."

Haunting SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang