Hening.
Tak ada seorang pun yang berani mengeluarkan suara seolah bibir masing-masing dikunci oleh sebuah gembok tak kasat mata. Untung saja aku membiarkan Kyu yang ditemani oleh Dim sedang memeriksa kandungannya di kamar atas. Aku tidak tahu jika aku akan kedatangan tamu sepagi ini. Bahkan aku masih menggunakan piyamaku untuk menyapa para tamu tak diundang ini.
"Jadi kau mau bilang jika anak itu sedang hamil?" tanya nenekku yang menatapku tidak percaya.
"Hm," balasku singkat. Jika sudah seperti ini, apa yang bisa kau lakukan, Nek? Tidak mungkin kau memisahkanku dengan Kyu.
"Bagaimana bisa?" tanya Quinn dengan ekspresi yang sangat bingung.
Sebagai jawaban, aku hanya mengendikkan bahuku pada Quinn. Sejujurnya aku juga tidak mengerti. Kedatangan Kyu di hidupku bagai jimat dan petaka yang dikirim secara bersamaan. Kyu datang untuk menyelamatkanku dari arwah buruk yang terus membebaniku, tapi dia juga datang dengan segudang masalah yang selalu dia anggap enteng. Kyu yang sedang hamil bisa menjadi momok untuk nama keluarga de Zeus yang selalu bersih.
Tapi apa peduliku?
Semua rumor dan perkataan buruk bisa kubungkam dengan uangku. Namun yang menjadi masalah adalah asal usul dari Kyu sendiri. Aku tidak bisa membiarkan kehidupan asli Kyu naik ke permukaan dan menjadikannya bahan olok-olok oleh orang lain. Jangan sampai Kyu juga dibandingkan dengan Quinn yang sedari bayi sudah makan dengan menggunakan sendok perak.
"Berikan tongkatku," ujar nenekku sembari tangannya menengadah ke atas. "Bukan yang ini," marahnya ketika sang asisten pribadinya memberikan dia tongkat yang biasa dia gunakan untuk berjalan.
Seolah paham, wajah asisten pribadi nenekku kemudian mengeluarkan sebuah tongkat yang lebih kecil, fleksibel, lentur, dan tidak sepanjang tongkat yang sebelumn— Plak!
Rasa perih dan panas menjalar cepat di lenganku. Nenekku memukulku dengan tongkat kecil, fleksibel, lentur, dan tidak terlalu panjang itu!
Secepat kilat aku segera bangkit dan berlari menghindari nenekku. "Berani-beraninya kau menghamili orang lain sementara kau sudah punya istrimu sendiri! Rasakan! Kau cucu nakal!"
Aku masih terus menghindar ketika akhirnya Quinn bangun dan bersujud pada nenek. "Nenek, bukan salah King jika dia menghamili orang lain. Aku yang tidak ingin hamil. Karirku sedang berada di puncak, adalah hakku jika aku tidak ingin hamil. King dan aku sudah membuat kesepakatan mengenai hal ini. Jadi Nenek tidak perlu memukulnya."
Nenekku yang tangguh hanya bisa terdiam dan meminta pada asisten pribadinya untuk dibawa ke kamar. Di setiap rumah yang keluarga de Zeus miliki, harus ada satu ruangan khusus yang diperuntukkan untuk nenek. Baik itu di rumahku, rumah Lord, rumah kedua orangtuaku, ataupun rumah-rumah yang lainnya.
"Nenek masih perlu waktu untuk mempertimbangkan segalanya." Quinn bangkit dari posisi sujudnya. "Aku harus pergi. Masalah kau yang bisa menghamili Kyu, aku akan menanyakan ini langsung padanya. Aku tidak tahu jika Kyu bisa hamil, tidakkah ini baik? Kau selalu ingin punya anakmu sendiri dan Kyu mampu memberikannya padamu. Ah Tuhan, haruskah aku membelikan pakaian-pakaian lucu mulai sekarang? Atau mungkin mainan yang banyak."
Quinn tidak berhenti bicara sendiri meski dia sudah hilang di balik pintu. Dia terlihat lebih bersemangat dibandingkan orang lain.
"Bos, dokter ingin menemuimu." Dim muncul dari lantai atas dan segera melapor padaku.
Sesampainya di kamar Kyu, aku melihat aneh ke arah kakek dan Nona West yang berdiri sejajar seolah mereka adalah pelayan pribadi kekasihku. "Ada apa?" tanyaku langsung pada dokter muda super menyebalkan yang celakanya adalah teman masa kecilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunting Soul
ParanormalKing sedang menggila. Kekasihnya yang sedang hamil menghilang, kakaknya terus-terusan membuat onar, neneknya terlalu berekspektasi tinggi padanya, anak-anaknya menjauhinya, apalagi yang harus dihadapi oleh seorang King Evzen de Zeus setelah ini? Ter...