Gil segera membukakan pintu mobil untukku. Sebuah perjalanan darat yang ditempuh selama 7 jam membuatku sangat kelelahan. Nona West yang dari awal duduk di sampingku kini juga keluar dari mobil dan terus melayang di sekitarku. Aura gelap ini, seolah-olah mencekikku setiap aku mengambil napas dalam. Nona West yang bahkan sejenis dengan mereka melihatku dengan tatapan kasihan.
"Bos, kondisimu sangat mengerikan. Bukanlah lebih baik kita beristirahat dulu dan—"
"Tidak," potongku pada Dim yang menyarankanku untuk beristirahat. "Suruh mereka semua menyebar."
Setelah mendapatkan penolakan dariku, Dim terdiam untuk beberapa saat dan mulai memerintahkan bawahanku yang berada di dalam sepuluh mobil pengiringku untuk segera mencari Kyu.
Aku merasa membawa sepuluh plus satu mobil milikku sedikit berlebihan, tapi lebih banyak lebih bagus. Kartuku di pakai di daerah ini, jadi Kyu pasti ada di sekitar sini. Mendapati Kyu yang menggunakan kartuku hanya untuk membeli beberapa buah roti dan susu membuatku khawatir. Dia sedang tidak dijepit kemiskinan kan? Makannya aman kan? Dia tidak tinggal di jalanan kan?
Berbagai pemikiran aneh mulai muncul di kepalaku.
Begitu semua orang bertubuh tambun pun kekar itu berpencar, aku segera duduk di depan sebuah mini market. "Dim," panggilku pada sosok Dim yang duduk di depanku. Lion dan Tiger tidak ikut berpencar, mereka justru berdiri tepat di belakangku seperti apa yang selalu mereka lakukan selama ini. "Air mineral."
Dim melirik mini market yang ada di belakang kami sejenak sebelum akhirnya dia mengangguk dan berjalan masuk ke toko itu.
Dari luar toko, aku melihat aneh ke arah meja kasir. Bagaimana bisa sebuah mini market tidak dijaga oleh seorang kasir pun?
Tidak lama, Dim datang dan mulai celingukan. Dia pasti berusaha mencari seorang kasir untuk membayar minumanku. Dim terlihat sangat kebingungan, dia mungkin berpikir bagaimana caranya agar dia bisa keluar dari toko itu dan membawakanku sebotol air mineral.
Hanya sekitar semenit kemudian, seorang pria ringkih berlari tergopoh-gopoh menuju meja kasir dan menyelesaikan transaksi yang Dim lakukan. Dari luar aku melihat pria tua itu sedang mengatakan banyak hal pada Dim.
Sesuatu yang aneh kemudian membuatku mengangkat sebelah alisku penasaran. Dim yang awalnya terlihat tidak peduli dengan apa yang pria itu katakan kemudian berubah menjadi seolah-olah sedang menginterogasi pria itu. Untuk sesekali, dia bahkan berbalik untuk melihatku.
Ada apa?
"Bos, ini air mineralnya," ujar Dim sembari menyodorkanku sebotol air mineral.
Aku yang sedang merasa sangat lelah jelas menyelesaikan prosesi membasahi kerongkonganku terlebih dahulu dibanding mulai menanyai Dim. Namun sebelum aku bisa mengajukan pertanyaan padanya, justru dialah yang membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Bos, aku tidak tahu apakah ini kabar baik atau tidak." Dimitri terlihat seolah dia sedang menimbang sesuatu. Sebelum aku mengajukan pertanyaan lebih jauh, Dim mengangkat tangan kanannya dan memperlihatkanku sebuah kartu yang sangat familiar denganku.
"Itu kartu platinumku." Aku jelas tahu kartu itu. Ada tulisan bertinta emas yang dulu iseng kutulis di atas kartu itu. Hanya tulisan seorang anak sekolahan yang menulis namanya di atas sebuah platinum card, berharap jika kartu itu juga bisa menjadi pengganti Kartu Tanda Pelajarku yang dulu patah. "Kyu ada di sini?"
"Tidak salah lagi. Mini market ini pasti tempat yang Kyu gunakan ketika dia melakukan transaksi sekitar tujuh setengah jam yang lalu. Bos, aku juga mendengar dari pemilik toko jika . . ."
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunting Soul
ParanormalKing sedang menggila. Kekasihnya yang sedang hamil menghilang, kakaknya terus-terusan membuat onar, neneknya terlalu berekspektasi tinggi padanya, anak-anaknya menjauhinya, apalagi yang harus dihadapi oleh seorang King Evzen de Zeus setelah ini? Ter...