17

299 57 3
                                    

"Sajangnim"
Jeong memberikan laporan

"Ah sepertinya jika kamu ke daerah busan itu tidak cocok dan tidak strategis aku sudah mencari info dan mendatangi sendiri kurasa kita harus merubah wilayahnya, coba baca ini"
Jeongyeon menunjukan hp nya

"Boseong"
Chaeyoung melihat lihat

"Coba kamu liha dulu daerahnya, sepertinya disana banyak perkebunan teh "

"Ne siap sajangnim"

"Nanti biar aku yang membicarakan dengan papa masalah ini, tolong urus dulu dan tinjau daerah boseong itu nanti laporkan dengan ku secepat mungkin"

"Ne sajangnim"
Chaeyoung menyandarkan kepalanya dikursi  lalu memejamkan matanya sebentar

"Tok tok tok"
Suara knop pintu dibuka mina melihat chaeyoung tertidur dikursi kebesarannya

"Apa dia sungguh selelah itu"
Batinnya, mina berjalan ke arah jendela dan menutupi tirai agar cahaya matari tidak mengganggu mata chaeyoung yang sedang terlelap mina meletakan laporan dimeja chaeyoung lalu berjalan keluar.

Ditempat lain

Jeongyeon berjalan terburu buru dan tidak sengaja kakinya menindih kaki seseorang saat menunggu di depan lift.

"Aww aww"
Perempuan itu memegang kakinya

"Yaakk"
Mulutnya langsung tertutup saat melihat jeongyeon

"Ahh maafkan aku sungguh aku tidak sengaja aku sedang terburu buru"

"Jeongyeonssi"

"Ah nayeonssi kamu baik baik saja"
Ucapnya tulus manik matanya terlihat menyesal

"Ah ya tidak apa apa"

"Jika begitu, aku duluan ya sungguh maafkan aku"

DICAFFE

Sana duduk  di ruangannya sambil melihat laporan keuangan karena akhir bulan dan sebentar lagi gajian.

sana jadi sibuk mengkalkulasi  karena memang dia yang mengatur semuanya sendirian.

"Tok tok"

"Masuk"

"Ini kopi nya bos"

"Terimakasih dahyuni"

"Fighting boss"
Sana hanya menyunggingkan senyumnya.

Tidak terasa akhirnya sudah malam ia melihat jam sudah menunjukan pukul 7 malam KST

"Sebaiknya aku selesai"

Sana membereskan semuanya dan memutuskan untuk pulang lebih awal. ia melewati taman yang saat ini di penuhi orang. baik hanya duduk bercengkrama ada juga yang joging sana memilih kursi yang kosong lalu duduk disana.

Matanya tidak sengaja menatap ke arah perempuan jangkung sedang duduk sambil memegang rokok dan itu membuatnya sedikit terkejut.

"Tzuyu"
Batinnya

"Apa yang kamu lakukan"
Sana mengambil pematik yang di tangan tzuyu sedangkan ia merasa terganggu hanya menatap  tanpa expresi.

"Kembalikan"
Pintanya

"Kenapa kamu merokok?"

"Lantas urusan mu apa?"
Expresinya sangat dingin membuat sana menelan air ludahnya karena jarang sekali melihat perlakuan tzuyu seperti ini.

"Ah maaf ini aku kembalikan"
Sana mengembalikan pematiknya dan duduk disamping membuat tzuyu bergeser sedikit.

"Ada apa?"
Kali ini tzuyu menatap sana dan memasukan kembali rokoknya ke jaket.

just look at meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang