satu : pelet komedi putar

72 10 11
                                    

"Nana kemana sih, gue telfon gabisa terus bjir. Mana susah sinyal, dasar bocah main tinggal-tinggal aja."

Sudah satu jam lebih ia berdiri di samping patung naga yang mengaga di taman kota. Thailand, boy! bukan Indonesia. Negeri orang ini, negeri cogan.

"Eh, Eneng sendirian aja nih?" Sapa seorang cowok tengil dengan tindik di telinga kanannya. Jamet banget ga sih.

"Iya nih lagi nungguin temen" balasnya singkat tak menoleh ke sampingnya. Ia masih kelimpungan menunggu balasan pesan dari Nana si kutu kupret.

"Oh, ikut Abwang aja yukkk!" Ajaknya dengan nada sok kenal sok dekat, apa itu tangannya kok menepuk-nepuk pundak Cupi. Tapi suaranya kok nggak asing ya, akhirnya mata Cupi terbuka lebar, mulutnya menganga, pandangannya tak teralihkan dari sosok yang menggoda saat ia menoleh.

"Ehhhhh! Mass Chiii Chii Chiiiiii...." Ucapnya dengan terbata-bata sampai lupa siapa namanya saking  terkagum-kagum saat tau siapa yang sedari tadi duduk disampingnya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA mas ganteng!" Dengan secepat kilat si Cupi langsung memeluk cogan di depannya ini,  tak mau kehilangan kesempatan berharga sedikitpun, tak lupa sambil loncat loncat seperti cacing kepanasan. Bahkan ia sudah lupa kalau tersesat, eh tidak papa kalau tersesatnya ke hati mas chimon.

Jangan iri, jangan iri, jangan iri dengki :b

Dan mau tau nggak reaksi mas Chimon?
Dia malah ikutan jingkrak-jingkrak dan membalas pelukan Cupi dengan erat, pakai putar-putar segala. Keduanya sama-sama histeris dan mereka jadi pusat perhatian sekarang. Bahkan orang-orang yang berjalan menghentikan langkah dan mulai mengerumuni mereka. Mereka berdua tak kunjung berhenti berputar dan teriak-teriak.

"MAS CHI MON! MAS CHI MON! MAS CHI MON!" Histeris mereka dengan kompak sambil berpegangan tangan, berputar dan loncat-loncat.

Tanpa disadari ada seseorang yang melapor kepada penjaga taman bahwa ada dua orang gila berkeliaran di taman dan sekarang  mereka membuat keributan. Penjaga itu segera menuju tempat kejadian perkara sebelum keributan semakin parah.

"Eh, Non. Adek kamu kemana ya, tadi bilangnya ke kamar mandi ko nggak balik-balik." Kata mami Gun, basa-basi saja sebenarnya. Padahal kalau si Chimon ilang mah yaudah gapapa. Ikhlas ;)

"Biasalah mi, palingan kecantol tukang balon, kalau enggak menyelam ke gorong-gorong. Dia kan suka menjelajah."

"Oh, yaudah. Gausah dicariin ntar kalau laper pasti balik sendiri"

"Oke mi," Balas Nanon cengengesan lalu kembali fokus makan kentang goreng kaepcinya.

"Sayang, sama anak sendiri kok gitu..." Kali ini papi bersuara, sejujurnya ia agak sedikit khawatir dengan anak bungsu mereka yang kerjaannya suka menebar pelet jamet di mana-mana. Takut banyak gadis yang terbawa pulang.

"Gapapa pi, anak kita sudah besar." Ujar mami sambil mengelus paha papi, entah apa tujuannya.

"Iya, memang badannya terlihat besar. Tapi kita kan nggak tau otaknya besar apa kecil." Kata papi turut prihatin dengan anak bungsunya itu.

"Eh, anjrot. Papi sama anak sendiri jangan julit-julit dong!" Nanon terbahak-bahak sudah sampai kentang gorengnya hampir numplek.

"Eh, eh," suara nanon sembari mengencangkan pegangan pada kotak kentang goreng.

"Tuh! Kena adzab kan," celetuk papi sambil terkekeh. Mami gun membantu menyomoti kentang yang sudah jatuh dan kembali memasukannya ke tempat semula, sayang belum lima menit.

"Udah mi, itu kotor kasian anak kita makan sampah. Beli lagi sama tokonya pun papi bisa kok."

"Ih, jangan gitu pi... Nanti anak kita jadi manjalita" Peringat Mami pada Papi yang sangat loyal pada anak-anaknya.

RAIKANTOPENI SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang