The julidh 5

26 15 15
                                    

Oke,aku mau jelasin lagi kalo The Julidh ini ditulis ulang. Dengan alur yang berbeda dari sebelumnya,dan ada beberapa tokoh dan visual diganti juga. Jadi,untuk pembaca baru kalo liat komenan yang ga nyambung sama part-nya berarti itu komenan dulu,sebelum The Julidh dirubah. Okay? terimakasih

Happy reading...

90% pelajar di Indonesia pasti membenci hari Senin. Selain ceramah kepala sekolah saat upacara yang lamanya melebihi ceramah hari raya, jadwal mata pelajaran hari Senin biasanya diisi oleh guru guru killer yang galaknya super nyebelin. Satu lagi yang membuat pelajar membenci hari Senin, pulang lebih lambat dari hari biasanya. Betul?

Dan sejak tadi, segerombol perempuan cantik yang kini sedang berbaris di barisan khusus kelas 12 terus mengeluh karena teriknya sinar matahari yang membakar kulit.

"Aduhhh! Ini kapan selesainya sih?!" Mutiara berdecak kesal di akhir kalimat. Tangannya tak henti mengipasi wajahnya dengan topi sekolah yang tadi ia pakai.

"Terakhir. Bapak ingatkan lagi kepada kalian, biasakan buang sampah pada tempatnya. Jangan sampai ada satu pun sampah yang tersisa." Kepala sekolah yang berdiri tegak di mimbar upacara kembali melanjutkan aksi ceramahnya tak jauh jauh soal peraturan sekolah dan jangan buang sampah sembarangan.

"Halah terakhir terakhir Mulu dari tadi, kapan selesainyaaaa?" Icha mencibir, gadis itu kini berjongkok karena tak kuat lagi untuk berdiri. Cuaca pagi ini benar benar panas.

"Woi Juna! Bangun! Nanti keliatan OSIS, gue lagi jongkok!" Icha menegur Juna ketika teman laki laki sekelasnya itu malah ikut berjongkok.

"Gue juga pegel Cha, gila." Balas Juna membuat Icha lagi lagi mendengus kesal lalu bangkit dari posisi jongkoknya.

"Heh OSIS! Tuh si Juna jongkok. Hukum aja, gue ikhlas lahir batin!" Icha sengaja mengadu ke OSIS yang kebetulan lewat di samping barisannya. Membuat Juna membulatkan matanya lalu segera bangkit dari posisi jongkoknya.

Juna, laki laki jangkung itu menatap tajam ke arah Icha yang berdiri di samping Ana. Ana yang berbaris di tengah mereka menghela nafasnya lelah.

"Ga asik Lo Cha!" Cerca Juna membuat Icha tersenyum kemenangan.

Si OSIS yang tadi dipanggil Icha hanya tersenyum maklum lalu kembali menjalankan tugasnya untuk mengecek barisan lain.

15 menit berlalu, akhirnya upacara selesai. The Julidh kini melangkahkan kakinya menuju kantin, untuk membeli segelas minuman segar yang dapat membantu membasahi tenggorokan mereka.

"Gih pesen, kemaren gue udah ya." ujar Dea yang baru saja duduk di kursi kantin.

"Duh capee banget gue, lemah, letih, lesu, lunglai, ga kuat buat jalan lagi." ucap Icha yang kini menggolekkan kepalanya di atas meja.

Dea mendelikkan matanya "Lebay. bilang aja ga mau."

Icha menyengir. "you know about that."

"Udah santai. kalian duduk aja." ujar Sitti yang kini matanya melihat ke sekeliling kantin.

"Ohh, Lo yang pesen Sit? ya udah gih pesen, gue udah haus bangett." ucap Sherly

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The julidhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang