Happy Reading...
"Test test test satu,dua,tiga."
Suara bariton pak Handoko menggema di seluruh penjuru sekolah. Mengalihkan perhatian siswa siswi yang sedang melaksanakan KBM.
"Panggilan untuk Ana dan antek anteknya harap ke ruangan saya sekarang!"
Pak Handoko meninggikan suaranya di akhir kalimat, membuat guru guru yang sedang berlalu lalang di area ruang guru terjengat kaget.
"Sekali lagi untuk Ana dan antek anteknya harap ke ruangan saya sekarang! Terimakasih!!"
"Eh maaf Bu. Kaget ya?"
Kalimat terkahir pak Handoko berhasil mengundang tawa siswa siswi di setiap kelas. Bahkan Bu Hana guru bahasa Indonesia yang sedang mengajar di kelas 12 IPA 1 ikut tertawa saat hendak menulis materi di papan tulis.
"Pak Handoko emang gitu ya?" Ujar Bu Hana menggelengkan kepalanya.
"Iya Buu" beo murid murid sambil tertawa.
Ana mengangkat tangan kanannya. Membuat Bu Hana dan murid seisi kelas,menoleh ke arah Ana "silahkan Ana dan teman temannya menghadap ke pak Handoko."ujar Bu Hana.
"Terimakasih Bu" balas Ana tersenyum ke arah bu Hana. Setidaknya Bu Hana tidak seperti guru-guru lain yang selalu menjudge dia dan teman temannya.
Ana keluar dari kelas diikuti kelima sahabatnya.
"Menurut lo, hukuman kali ini apa?" gadis bertubuh mungil bernama Sherly bertanya pada Icha yang berjalan disebelahnya.
"Di drop out." jawab Icha santai.
"Mana berani si Handoko drop out kita. Yang ada dia yang dipecat dari pekerjaannya." Sambung gadis bersurai coklat, bernama Sitti.
"Ga jauh jauh,kalo ga lari ya bersihin WC." Ujar Dea,yang ikut nimbrung dalam obrolan mereka.
"Ogahh banget gue kalo bersihin WC. Bauuuu!!" Kata Mutiara. Gadis yang dijuluki si siput the julidh karna otaknya yang suka loading dalam berpikir. tapi dia pinter kok gaes
"Lebayy!!" Teman temannya meneriaki Mutiara,membuat Mutiara mendengus kesal karna tidak ada yang berpihak kepadanya. dunia sangat jahat!
****
"Saya mendapat laporan dari pak Eko kemarin, kalian yang mencoret coret mobil beliau menggunakan spidol, benar?" pak Handoko menatap Ana dan teman temannya yang kini sudah duduk di sofa dalam ruangan tersebut.
Mereka berenam mengangguk kompak.
"Cape bapak tuh sama kalian." Ujar pak Handoko mendramatis.
"Makannya jangan lari lari pak." Balas Sitti santai. Tidak ada guratan takut sedikitpun di wajahnya.
"Saya cape sama tingkah laku kalian! Bukan karna abis lari!" Balas pak Handoko meninggikan nada bicaranya.
"Seloww pak, bapak lupa punya darah tinggi? Nanti kambuh loh pak kalo marah marah terus." Ucap Mutiara yang dibalas pukulan kecil dipahanya oleh Sherly.
"Diem kamu! Lama lama saya panggil orangtua kamu!" Pak Handoko menunjuk wajah Mutiara dengan jari telunjuknya. Wajahnya memerah menahan emosi. sepertinya pak Handoko sedang pms
"ngegas mulu heran" gumam Mutiara.
"Jadi,hukumannya apa pak?" Ana mencoba mengalihkan pembicaraan agar pak Handoko tidak melanjutkan aksi ceramahnya nanti. Bisa bisa mereka pulang besok jika mendengar celotehan pak Handoko.
KAMU SEDANG MEMBACA
The julidh
Teen Fiction" Simple, Lo ga cari masalah sama kita, Lo aman."-The julidh The Julidh akan membawa anda ke dalam kisah persahabatan mereka. Perkumpulan perempuan yang selalu di anggap bencana jika kita tidak sengaja melakukan kesalahan dengan mereka. Selamat memb...