The julidh 2

74 24 14
                                    

Happy Reading...

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Semua murid bersorak senang berlomba lomba keluar dari kelas untuk segera pulang ke rumahnya masing masing.

Sama seperti Ana dan teman temannya. Mereka berenam kini berjalan menuju parkiran.

"Nanti malem jadi ke markas kan?" Sitti bertanya saat mereka sudah sampai di parkiran.

"Of course." Ana menjawab

Ting!

Bunyi notifikasi terdengar dari handphone milik Ana. Gadis itu segera membuka pesannya.

"Gue duluan ya?"

Dea menoleh ke arah Ana. "tumben?"

Ana tersenyum senang. "Bonyok gue balik cepet. dahh!!"

Tak biasanya orangtua Ana pulang cepat. Biasanya lembur hingga tengah malam. Itulah yang dipikirkan sahabat sahabatnya.

Ana melambaikan tangannya.

Mereka berlima balas lambaian Ana.

"HATI HATI" teriak Mutiara yang dibalas jempolan dari Ana.

Melihat Mobil Ana yang sudah keluar dari area sekolah,mereka berjalan ke mobilnya masing masing. Terkecuali Sherly, gadis itu berjalan di belakang Icha dengan senyum lebarnya. Membuat Icha menoleh,merasa ada yang mengikuti.

"Lo ngapain?"

Sherly menyengir kuda. "Nebeng hehe"

Icha merotasikan matanya. "Pacar Lo kemana?"

Sherly mengedikkan bahunya dengan wajah cemberut.

Icha tertawa "berantem lo?"

"Udah ah ayo balikk!! Eh tapi gue mau mampir ke rumah Lo dulu deh!"

"Ngapain?"

"Loh ga boleh?" Sherly bertanya dengan raut polos.

"Boleh deh." Balas Icha dengan nada sedikit terpaksa. sedikit ya

"Yeayyy" Sherly memekik senang. dasar bocah! batin Icha.

"Cha.." seorang laki-laki yang seusia dengan mereka memanggil Icha. Membuat kedua gadis itu menoleh.

"Genan?" Sherly

Icha menatap malas ke arah Genandra. "Ada apa?" Ketusnya

"Bisa kita bicara sebentar?" Ujar Genandra dengan wajah memohon.

"Ga!"

"Kita bisa nyelesain semuanya secara baik baik Cha, jadi gue mohon.." Masa bodo jika Icha berpikir dia ngemis ngemis toh itu memang fakta!

"Ga ada yang perlu diselesaikan lagi Genandra! Karna kita dari awal sudah S.E.L.E.S.A.I" tekannya.

"Cuma lo yang bilang selesai. gue ngga." balas Genandra, dia menatap iris coklat perempuan di depannya.

"Gue ngga peduli Genandra! Secara ga langsung, saat kejadian itu lo ingin lo dan gue selesai." Icha menatap Genandra dengan kilatan marah di matanya.

"Ayo Sherly kita balik." Icha menarik tangan Sherly.

Sherly menepuk bahu Genandra. "gue duluan ya?"

Genandra tersenyum getir lalu meninggalkan tempat parkiran dengan langkah berat. Memang benar kata Icha, mereka sudah selesai. Tapi apa salah Genandra masih berharap pada perempuan itu?

****

Kepulan asap rokok dan aroma kopi yang hangat menyebar di area outdoor kafe Vlora yang letaknya tak jauh dari SMA Dirgantara.

The julidhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang