Happy reading!
"Hey ca" sapa laki laki tinggi itu.
Panggilan itu membuyarkan lamunan Caca. Dilihat nya laki-laki itu tak percaya juga sesekali menggosok–gosok mata.
"Kak chiko?" Caca bangkit dari duduk menghampiri laki–laki itu.
Chiko membalas Caca dengan senyuman dan sebuah pelukan hangat. Mereka seakan mentransfer rasa rindu yang telah lama mereka pendam. Sesekali Chiko mengecup dan mengelus puncak kepala Caca.
"Caca kangen banget, sama kakak!"
"Iya ca, kakak juga kangen banget, banget, banget, sama kamu" ucapnya melihat Caca.
Setelah puas melepas rindu, kini mereka sudah melepas tautan pelukan. Mereka duduk sambil berbincang dan berceloteh ria akan hal–hal yang menyenangkan.
"Kakak masih nggak percaya kamu udah segede ini, Ca. Dulu aja kamu masih sepinggang kakak" ucap Chiko mengukur tangan setinggi pinggang.
"Ya itu kan dulu, kak. Sekarang Caca kan udah tinggi" balasnya menyombongkan diri.
"Nggak, masih aja pendek. Tadi kakak pas peluk kamu nunduk dikit, tinggi kamu masih se dada kakak, kecil" mengukur tinggi Caca dengan jari jempol dan telunjuk.
"Itu mah kak Chiko nya yang ketinggian! Siapa suruh tinggi banget, kayak monas aja" cerocos Caca.
Spontan Chiko tertawa geli melihat Caca mengomel. Sudah lama penampakan ini ia tidak dilihat. Semua tentang perempuan itu, peremuan yang sangat dua rindukan saat kepergian nya ke luar negeri.
"Ada bagusnya juga sih kalo pendek gini, Ca. Gampang di peluk sama di cium" menggoda Caca.
"Ck! Dasar genit"
"Kan genit nya sama kamu doang" ujar Chiko. Lalu keduanya sama–sama tertawa.
"Oh iya, Ca, kamu disini sendirian?" tanya Chiko.
"Engga, kak. Caca kesini sama Abel, dia lagi beli minuman tapi lama banget dari tadi gak nongol–nongol juga"
"Oh iya?"
"Iya, dia pasti kaget banget liat kak Chiko ada disini" lalu tertawa membayangkan muka kaget Abel.
"I think soo, Ca"
So, guys. Chiko itu teman masa kecil Caca sama Abel. Chiko lebih tua 2 tahun dari mereka, Chiko layak nya kakak laki–laki bagi Caca dan Abel. Karena orang tua Chiko super sibuk mengurus bisnis mereka di luar negeri, akhirnya orang tuanya memutuskan untuk pindah ke luar negeri saja. Waktu itu Chiko masih duduk di bangku sekolah menengah pertama dan masih kelas satu. Sedangkan Caca dan Abel masih bersekolah dasar kelas empat.
***
Akhirnya Abel selesai juga mengantre minuman boba. Antrian nya lumayan panjang, mungkin karena hari ini weekend.
Segera abel menuju kepada caca. Mata abel menangkap sosok laki–laki tengah berbincang dengan caca. Abel mengerutkan dahi dan bertanya dalam hati 'siapa tuh? Ohh gue tau ni siapa. Pasti si Dika' karena penasaran dan ada keinginan untuk menjahili, abel mempercepat langkah kakinya.
"WOY! Ngapain lo disin–" Abel kaget melihat Chiko ada disini. "Kak Chiko?!" spontan abel menaruh kedua boba diatas meja dan memeluk Chiko yang tengah duduk.
"
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Victim
Teen Fiction[On Going] Virtual Semesta tahu, bahwa minyak dan air tidak bisa bersatu. Sama hal nya seperti Aku dan Kamu. Tidak akan pernah bisa menyatu tanpa bertemu. Jarak ku dan kamu terlalu jauh. Akankah kita bertemu? Start : March 10, 2021 #rank 2 in buper...