Chapter 1✨

111 9 0
                                    

"Bahkan untuk tersenyum pun, aku harus membayar"
~Zyla Grizella

✨✨✨

"AYAHHH, BUNDA! LIHAT ZYLA DAPAT JUARA SATU!" Seru Zyla kecil sambil berlari dengan piagam ditangan nya.

"SYLA JUGA DAPAT JUARA DUA!" Susul anak kecil yang baru muncul.

"Wahh anak ayah pinter ya" ucap Aldi memuji Syla. Aldi tersenyum hangat sambil mencium pipi chubby gadis kecil itu juga memberi pelukan hangat.

"Tapi Zyla juara satu ayah" lirih anak lainnya yang selalu diasingkan oleh ayah nya. Bukannya mendapat pelukan, ucapannya malah dianggap angin lalu.

"Udah lah Zy, kamu itu lebih tua dari Syla, gausah lebay deh" peringat Dini, bunda mereka yang baru datang dari dapur.

"Tapi,kita kan kembar, apa bedanya? Kita lahir cuma beda lima menit doang kan Bun" jawab Zyla lirih.

"Tetep aja beda! Kamu bisa ngelakuin apa aja semau kamu tanpa ngerasain sakit yang Syla alami" Ucap Dini setengah berbisik agar Syla tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Kalau gitu, Zyla lebih milih jadi orang sakit aja.Yang nggak punya organ tubuh yang lengkap, biar ayah sama bunda sayang sama Zyla" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kamu di bilangin jawab mulu ya! Lebih baik kamu naik ke kamar kamu, dan buang piagam kamu yang nggak guna itu! Sebelum kesabaran bunda habis" marah Dini mencengkeram erat bahu Zyla membuat air mata gadis itu tidak dapat dibendung lagi.

Dengan air mata yang terus mengalir, ia berlari  entah kemana. Ini tidak adil! Apa Zyla harus menjadi orang cacat dulu supaya dapat merasakan kasih sayang itu? Zyla masih anak-anak yang memang membutuhkan kasih sayang. Rumah yang dikata orang adalah tempat ternyaman kenapa berbeda dengan rumah yang Zyla tempati? Malah Zyla merasa ini bukan rumah melainkan neraka 


mereka sedang berpelukan seperti keluarga bahagia, tanpa Zyla ingat! Tanpa Zyla.

"Wihh, Aldo juga mau dong di peluk" Seru anak laki-laki yang baru datang dengan baju yang berantakan. Aldoni Jovanka, abang Zyla dan Syla. Diikuti oleh Aeron Jovanka anak tertua Aldi dan Dini.

"Syla dapat juara dua loh bang!" Ucap Syla memberi tahu kedua abang nya dengan wajah yang sangat imut.

"Kamu juara dua? Pasti Zyla juara satu kan!" Tebak Aeron tersenyum bangga melihat kedua adiknya yang mempunyai prestasi di usia yang masih terbilang muda.

"Iya dong, kak Zyla kan lebih pintar dari Syla" ucap Syla sambil tertawa yang membuat abang-abangnya gemas.

"Ihh, Syla ga boleh ngomong gitu, Syla harus bisa ngalahin Zyla" ucap Aldi menyemangati putrinya.

"Trus, Zyla ada dimana?" Tanya Aeron

"Lagi ganti baju kali" jawab Dini cuek

"Gimana kalau nanti malam, kita makan diluar? Sambil ngerayain prestasi Syla" tanya Aldi. Membuat senyum mereka semua tercetak sempurna.

"Zyla nggak ditanya dulu?" Tanya Aeron.

"Udahlah, nggak usah ditanya, lagian dia lebih baik tinggal dirumah" jawab Dini enteng membuat Zyla yang sedari tadi menguping dibalik tembok meremas rok nya erat-erat sambil menahan suara isakan yang dapat menyebabkan masalah besar baginya.

Ditengah kehangatan keluarga mereka ada anak yang diasingkan, anak yang harus menerima pahitnya hidup namun tak dianggap samasekali. Yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari keluarganya, anak yang berharap di antar ayahnya sampai gerbang sekolah, anak yang berharap dibacakan cerita pengantar tidur oleh ibunya, adik yang ingin merasa aman karena ada abang yang akan menjaganya. Namun semua hanya sebatas angan, angan yang diharap menjadi kenyataan.

SamudraZyla [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang