Chapter 6✨

24 7 1
                                    

Hiii semua! Comeback lagi sama aku.
Aku mau nanya nih, kalian pernah ngerasain di banding-bandingin nggak ?
Apalagi kalau yang banding-bandingin itu orang tua kita sendiri atau mungkin orang terdekat kita.

Kira-kira kalian para reader's sering dibandingin dari segi apa sih?

Dan, siapa orang yang sering banding-bandingin kalian? Orangtua? Pacar? Sahabat? Teman? Tante? Atau bahkan guru kalian?

Tapi, author cuma mau ingetin aja sih, apapun yang orang-orang bilang tentang keburukan kamu, jangan pernah berkecil hati ya🦋

Kamu hebat dengan apa yang kamu bisa, jangan pernah down cuma karena kata-kata nggak berguna yang keluar dari mulut mereka yang cuma bisa menilai tanpa nilai diri sendiri.

Happy reading 💗

***

Hiruk pikuk jalanan kota Jakarta menemani laju motor Zyla yang berjalan tak tentu arah. Rasanya jalanan itu enggan untuk sepi walau malam sudah datang. Semilir angin menembus kulitnya.

"Zyla! Kamu harus ngalah sama Syla!"

"Syla sakit, nggak kayak kamu yang sehat"

"Syla itu lebih pintar dari kamu meski dia sakit-sakitan "

"Apasih yang bisa di harapin dari seorang Zyla?"

"Mau di bandingin dari segi manapun, kamu tetep kalah dari Syla"

Plakkkk

"Anak kurang ajar!"


"Kami nggak pernah anggap kamu ada!"

"Lebih baik kamu mati!"

Citttttt

Zyla mengerem mendadak, hampir saja ia menabrak kucing jalanan yang tak berdosa. Zyla kini berada di tempat yang lumayan jauh dari daerah penduduk. Tempat yang selalu ia kunjungi tiap saat. Tempat favoritnya untuk mencurahkan segala suka dukanya.

"Huffft..." Zyla menarik nafas panjang. Air mata sudah menghiasi wajah cantiknya. Zyla tidak tau lagi, rasanya sangat menyakitkan. Tangannya memukul-mukul dadanya,berharap sesak itu pergi. Namun, nihil! Sesak dan sakit itu rasanya makin menjalar dan semakin sakit saja. Bayangan masa kecil yang kelam dan suram berputar layaknya kaset rusak di pikirannya. Di benci,di kucilkan, di siksa bahkan kehadirannya yang tak pernah di inginkan membuat Zyla terkadang merasa kalau alam semesta tidak pernah menerimanya atau bahkan mendukungnya untuk sedetikpun. Baik atau buruknya Zyla, yang orang-orang lihat hanyalah dari segi buruknya. Memang benar kata orang kalau 'satu kesalahan akan mengubah seribu kebaikan' namun masalahnya, kesalahan apa yang Zyla perbuat sampai-sampai seribu kebaikannya tidak pernah di lihat?.

Kepala Zyla terangkat kala mendengar deru motor yang saling bersahutan menuju ke tempatnya berada. Zyla menyipitkan matanya mencoba melihat siapa mereka.

SHIT!!

Zyla tau siapa mereka.Tepat di ujung jalan terdapat gerombolan anak-anak Elvagos yang di pimpin oleh Topan di barisan paling depan. Zyla membelalakkan mata menatap mereka yang menuju ke arahnya. Jantungnya berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya. Tidak! Zyla tidak mau bertemu dengan mereka lagi. Karena, bertemu dengan mereka hanya akan menorehkan luka baru untuknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SamudraZyla [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang