Chapter 3✨

52 7 0
                                    

Happy reading ❤️

🗿🗿🗿

Zyla dikejutkan oleh gebrakan pintu kamarnya yang didorong kuat.

"Zyla!" Geram Aldi.

"Apa?" Tanya Zyla bangkit dari kasur.

"Kamu apain Syla?" Tanya Aldi dengan wajah yang memerah menahan amarah.

"Tanya Syla lah dia kenapa" jawab Zyla menatap Aldi malas.

"Syla nangis karena kamu kan!" Sarkas Aldi membuat Zyla menatapnya kesal

" Jadi, kalau Syla nangis yang buat aku gitu?"  Zyla menggeleng kecil.

"Kan cuma kamu yang nggak pernah suka sama Syla. Karena hati kamu itu dipenuhi iri dengki sama Syla!" Gertak Aldi membuat hati Zyla berdenyut nyeri.

"AKU MEMANG NGGAK PERNAH DAPAT KASIH SAYANG DARI AYAH. TAPI HATI ZYLA NGGAK SEBUSUK ITU UNTUK IRI SAMA PUTRI KESAYANGAN  AYAH!" Ucap Zyla dengan suara naik satu oktaf. Zyla sangat tidak terima kalau harus disalahkan atas apa yang tidak dia perbuat.

Aldi yang sedang emosi menampar keras pipi Zyla sehingga meninggalkan bekas memerah "Jangan pernah meninggikan suara kamu pada saya!" Peringat Aldi menunjuk wajah Zyla.

"Kenapa? " Zyla mengangkat alisnya menantang.

"Kurang ajar!" Aldi mengambil Vas kecil yang ada di meja kamar Zyla.

Suara pecahan vas itu menggema di dalam kamar Zyla. Tanpa perasaan, Aldi memecahkan Vas tersebut ke kepala Zyla mengakibatkan darah segar mengalir di pelipisnya. Sedangkan Zyla hanya tersenyum sinis. Ia memegang kepalanya yang berdarah.

"Cuma segini? Ayok ambil Vas yang lebih gede" tantang Zyla membuat Aldi mengepalkan tangannya.

Aldi mengambil Vas yang lebih besar dari sebelum nya. Saat  Vas itu hampir mengenai kepala Zyla, Syla datang dengan mata memerah menahan tangis melihat darah bercucuran di pelipis kakaknya.

" Kak Zyla" Syla menangis histeris menghampiri Zyla.

"Jangan sentuh gue! KALAU NGGAK KARENA LO, GUE NGGAK AKAN NGALAMIN INI ANJING!" Zyla menepis tangan Syla yang ingin menyentuh nya.

"ZYLA!" Gertak Aldo yang baru datang bersama Dini dan Mayam.

"Apa? Lo mau lempar apa sama gue hah? Lempar nih lempar! Bila perlu bunuh gue sekarang!" Zyla berteriak kacau.

"Kak, jangan kayak gini , maafin Syla kak" Syla memeluk Zyla erat dengan tangisan yang semakin keras

"Lepasin gue sialan!" Bentak Zyla mendorong Syla.

"Zyla!" Bentak Dini menghampiri Syla.

"Banyak drama cih!" Zyla berdecih.

"Kamu ya!" Dini menghampiri Zyla.

"Arhhh" Zyla menahan sakit yang  menjalar di seluruh kepalanya. Dini menjambak rambutnya sangat kuat hingga rasanya semua rambutnya akan botak saat itu juga.

"Minta maaf sama Syla" suruh Dini .

"Nyonya, maafin Zyla nyonya" Bujuk Mayam sambil menangis lirih.

"Diam Mayam! Kamu nggak ada hak ngurus urusan keluarga saya!" Bentak Dini memperingati Mayam.

"Bunda, jangan narik rambut kak Zyla kayak gitu" Syla memohon berlutut di hadapan Dini.

"Lihat! Dia orang yang kamu sakitin. Dia bela kamu Zyla! Kamu dengar? Dia bela kamu!" Dini menggoyang-goyangkan bahu Zyla yang tidak berdaya.

SamudraZyla [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang