4

0 0 0
                                    

"Kasih tips move on dong!"

Sudah kesekian kalinya Aludra mendengar permintaan dan celotehan Alice, mana tadi malam Alice heboh sendiri di grup chat tentang hubungannya dan Hillo yang gak tahu arah.

Mau dibilang putus sih gak, karena mereka berdua belum memutuskan untuk mengakhiri hubungan.

Tapi kalau dibilang masih pacaran, ya gak juga. Karena sejak seminggu yang lalu keduanya tidak saling kontak.

"Aludra, kasih tips dong!"

Aludra melepaskan diri earphone di telinganya yang tidak berbunyi, sengaja agar Alice tidak mengoceh karena melihat Aludra memakai earphone, yang berarti ia sedang mendengarkan musik dan tidak mendengar apapun. Tapi rupanya Aludra salah, cewek itu tetap ngotot berbicara.

"Ya mana gue tahu, Alice," ucap Aludra. Alice merengut, "Masa sih? Lo gak pernah pacaran ya?" cercanya.

Duh, Aludra berharap Olivia cepat-cepat datang. Supaya Alice bisa menagih tips itu kepada Olivia, pakar segala cowok.

Alice belakangan ini jadi uring-uringan, hubungannya dan Hillo sedang retak-retaknya. Hillo tidak mengucapkan kata putus, begitu juga dengan Alice.

Tapi dengan tidak adanya kontak diantara keduanya, Alice anggap hubungan mereka berdua sudah berakhir, dan Alice ingin segera move on sekarang. Sekarang!

Alice terperanjat senang saat melihat Olivia memasuki kelas. Dengan sumringah, Alice menghampiri Olivia. Uh sahabatnya akhirnya datang juga setelah ditunggu lama.

"Ngapain lo nunggu gue?" tanya Olivia ketika Alice menyampaikan keluhannya karena menunggu Olivia yang lambat datang ke sekolah.

"Mau minta tips move on," jawab Alice.

"Mudah aja sih. Lo tinggal lupain, kelar," ucap Olivia sembari berjalan menuju tempat duduknya sambil dibuntuti oleh Alice.

Sedangkan Aludra asyik mencatat sesuatu di buku tulisnya, mengabaikan kedua temannya itu.

"Nulis apa?" tanya Olivia setelah meletakkan tasnya ke kursinya, tak mempedulikan tangannya yang dipegang Alice yang masih belum puas dengan jawaban Olivia tadi.

Aludra terkesiap, "Oh lagi nulis review film."

Olivia menganggukkan kepalanya sambil membaca rangkaian kalimat yang ditulis Aludra.

"Kasih tahu dong tips nya! Cepetan!" seru Alice sebal, tidak peduli dengan teman-teman kelasnya yang memandangnya aneh. Bodo amat. Semua orang harus tahu kalau Alice sedang patah hati.

"Kalau tips gue sih, lo tinggal lupain aja perlahan," celetuk Aludra. Alice memandang Aludra, "Gitu doang?"

Aludra mengangguk.

"Kalau bisa sih, udah dari kemaren gue lupain Hillo, tapi tetap aja gak bisa. Makanya gue minta tips lain," ucap Alice. Aludra nyengir, "Ya maaf, gue gak tahu."

***
Suara bising dari luar rumah membuat Aludra terbangun. Bisa-bisanya masih ada yang ribut di tengah malam seperti ini. Dengan terpaksa, Aludra berjalan menuju jendela kamarnya untuk mengintip keadaan di luar.

Di luar sana, ia melihat Arion dan teman-temannya yang berbicara sembari merokok dengan berisik.

Mereka semua berkumpul didepan jalan rumah Aludra. Aludra yakin orangtuanya terbangun karena kebisingan yang dihasilkan oleh Arion dan teman-temannya.

Aludra tidak sadar ditatap oleh Arion yang tidak sengaja melihat ia mengintip dengan terang-terangan. Atau bukan mengintip lagi, tapi menontonnya. Aludra tersadar dan spontan menutup gordennya dan bergegas menuju kasurnya.

Aludra tidak tahu sudah berapa lama ia berdiri dan sudah berapa lama juga Arion memandangnya, jantungnya berdegup kencang.

Tak berapa lama, suara pintu rumah terbuka dan Aludra mendengar ayahnya berteriak menegur dan membubarkan para remaja yang berkumpul di depan rumahnya itu.

Dengan cepat Arion dan teman-temannya berlari menjauh dari jalanan depan rumah Aludra, disusul dengan suara tawa mengejek.

"What are you doing, Aludra!"

Sebuah teriakan membuat Aludra terdiam dan menambah parah degupan jantungnya, Aludra yakin ayahnya mendengar teriakan itu dengan jelas. Bisa-bisa ayahnya menanyakan tentang para cowok itu, ayahnya akan menganggap Aludra berteman dengan anak-anak berandal itu.

~~~[end]

bener bener buntu.

DRARIONWhere stories live. Discover now