Chapter 7

456 39 3
                                    

Seperti dugaanku, ujiannya tidak berjalan dengan lancar karena semalam aku sibuk mengurus si bayi besar Arvin. Karena itulah aku kembali mendapatkan nilai E pada mata pelajaran ini dan diwajibkan mengulang materi pelajaran saat liburan nanti.

Manik mataku menatap kearah kertas ujian yang penuh dengan coretan merah dengan nanar, hal ini membuat aku menghela nafas lalu membenamkan kepalaku di atas meja dan mulai tidur.

Belum lagi satu menit aku menutup mata, Sania yang duduk di sampingku malah mengejutkan dengan teriakannya.

"Bangun, lo harus lihat ini!" Sania menggoyangkan tubuhku hingga terpaksa aku kembali menegakkan diri.

"Apa?" tanyaku dengan suara yang sedikit keras.

Layar ponsel Sania menampakkan sebuah berita yang sukses membuka mataku yang tadinya menyipit menahan kantuk langsung terbuka lebar.

Portal Lima Indonesia

Rabu, 29/08/20xx

Arvin Putra Revardo dikabarkan akan menikah dengan artis papan atas muda Jessica Inggriani. Lihat bagaimana Mbah Marjan meramal masa depan mereka.

Eh?

Bagaimana bisa?

Bukannya aku kekasih Arvin, bagaimana bisa kabar mengenai pernikahan Arvin dengan perempuan lain muncul.

"Cowok brengsek! Gue udah duga kalau dia gak bener," kesal Sania yang kini terlihat sibuk membaca artikel panas hari ini.

Sedangkan aku terdiam di tempat bagaikan batu, terperangah akan kabar yang aku dengar dengan pikiran penuh spekulasi buruk mengenai kelanjutkan hubunganku bersama Arvin.

---

Sesampainya aku di rumah, tempat yang pertama kali aku kunjungi adalah kamarku, tempat terakhir kali aku bertemu dengan Arvin hari ini. Seperti dugaanku, Arvin masih ada di dalam kamar, tampak santai memakai meja belajarku yang dipakai pria itu untuk meletakkan laptopnya.

"Siapa Jessica?" tanyaku, bagaikan seorang perempuan yang baru mengetahui jika kekasihnya main api di belakang.

Ya, walaupun memang benar. Arvin sudah bermain api tanpa aku ketahui.

"Kamu sudah tau?" Arvin balik bertanya dengan ekspresi tanpa dosa. Pria itu malah sibuk mengetik di laptopnya.

"Jadi benar kamu akan menikah dengannya?"

Arvin menggeleng, walaupun begitu dia tidak serta merta menghentikan pekerjaannya hanya untuk fokus pada pembicaraan kami.

"Aku tidak akan menikahinya."

"Kalau begitu kenapa kabar pernikahanmu dengannya sudah muncul?"

"Semuanya ulah orang tuaku, mereka memaksaku untuk menikahi Jessica."

"Terus kamu menerimanya?"

"Iya... dan tidak."

"Maksudmu?"

"Aku menerima rencana pernikahan kami dan akan membatalkannya setelah keberadaan ibu kandungku ditemukan."

Oh Tuhan, sepertinya sebentar lagi aku akan gila karena drama keluarga Arvin.

"Kalau keberadaan ibu kandungmu tidak ditemukan berarti kamu akan benar-benar menikah dengan Jessica?"

Arvin tampak menghentikan pekerjaannya dan betapa terkejutnya dia ketika melihat wajahku yang kini basah dengan air mata.

Telat, terkejutnya telat sialan!

"Apa aku harus menerima keegoisanmu?" aku bertanya sembari selangkah memundurkan kaki.

Arvin bangkit dari duduknya dan berjalan ke arahku namun sebisa mungkin aku menjauhi dirinya.

"Aku ingin putus, Ar..."

Aku merasakan lidahku kelu.

"Aku gak mau."

"Terus apa kata orang saat mengetahui kamu malah berpacaran denganku di saat berita pernikahanmu dengan Jessica tersebar di mana-mana?"

"Aku akan mengurusnya, aku janji tidak akan..."

"Cukup Ar, aku gak mau dengar lagi!"

Aku memutuskan keluar dari kamar dan berlari menuju pintu rumah. Aku pergi meninggalkan Arvin, dengan menyisakan luka yang amat pedih menusuk hati

Untuk saat ini aku harus menenangkan diri.

Strong BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang