How to play?

70 13 49
                                    

"Kalian yakin mau ngelakuin rencana ini?" Tanya Hershel yang berjalan di belakang kedua gadis yang tengah terburu-buru menuju lift.

Lyla masuk lebih dulu diikuti Sisi di belakangnya, Lyla bersedekap menatap tajam Hershel yang tak kunjung masuk.

"Lo mau tetep berdiri di situ atau mau ikutin rencana kita?" Lyla memiringkan kepalanya. Sementara Hershel masih nampak ragu dengan keputusan yang harus dia ambil.

"Kalau Lo ga mau ikut, ya udah. Cukup sampai sini aja keterlibatan Lo. Bye!" Pintu lift mulai menutup, tapi tepat sebelum tertutup sempurna Hershel menahan dengan kedua tangannya, dan pintu lift kembali terbuka. Senyum smirk terbit di wajah cantik gadis Gwenly.

Dengan itu, Sisi berinisiatif menekan tombol lift karena dia paling dekat dengan tombolnya. Sebelumnya, dia melakukan scanning sidik jari dan iris matanya untuk mengkonfirmasi indentitasnya. Lalu, ditekannya tombol nomor 9.

Hershel sedikit tersentak ketika lift pertama kali bergerak. Jujur dia tak pernah memperkirakan ini, liftnya memang bergerak menuju ke lantai 9, tapi bukan bergerak ke atas malah justru bergerak ke bawah.

Ah mungkin, gedung ini memiliki ruangan bawah tanah, pikirnya. Dia melirik Sisi diam-diam dari balik kacamatanya. Tidak heran sih, ini kan gedung milik orang tua Sisi, orang terkaya kedua di Neo City. Tadi saja untuk sampai kesini mereka memakai mini jet dengan kapasitas untuk empat orang.

Sisi tampak masih sibuk dengan tab yang dibawanya, sedangkan Lyla fokus dengan kukunya, sesekali terdengar umpatan kesalnya pada sang dosen soal kukunya yang rusak. Sementara itu, Hershel membuka satu permen lollipop dan mengemutnya, tapi tatapannya menerawang jauh, memikirkan apakah rencana mereka akan berhasil.

"Jangan buang bungkusnya sembarangan!" Ucap Sisi tiba-tiba tanpa menoleh, membuat Hershel sedikit tersentak dari lamunannya.

"Iyaa, enggak." Dia kantongi bungkus permennya. "Lo mau?" Tawarnya menyodorkan sebungkus permen tepat di depan Sisi.

"Enggak, makasih."

"Buat gue aja!" Secepat itu kini permennya sudah berpindah tangan pada Lyla.

"Eits!! Ga boleh!" Hershel merebutnya kembali dari Lyla, seketika membuat gadis itu menekuk wajahnya cemberut, menatap tajam si pelaku perebutan permennya.

"Punya Lo yang ini aja, yang tadi rasa strawberry!" Hershel memberikan sebuah permen baru dengan rasa melon.

"Emang kenapa kalau rasa strawberry?" Lyla menatap permen di tangannya dengan dahi berkerut dalam, merasa dirinya tidak ada masalah atau memiliki alergi apapun dengan strawberry.

"Rasa strawberry rasa kesukaan Sisi." Jawab Hershel tanpa beban.

"Sialan, dasar bucin!" Gara-gara itu, Lyla jadi tidak mood memakan permennya. Dia kantongi saja.

_______&&&_______



























































































"Gimana, Na? Lo bisa benerin?" Jelly tengah memperhatikan Naveez yang sedang mencoba memperbaiki motor milik Lyla yang dipakainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HELLO FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang