02. Who?
_______________________________________
Bintang meringis menahan sakit saat Air menekan tepat pada bekas bogeman di wajahnya. Selain wajah yang di tekan dengan geram oleh Air, Bintang juga harus merasakan panasnya telinga saat ocehan sang kekasih seperti ceramah ustadz masjid!
"Denger gak si lo!" Sentak Air ketika melihat Bintang hanya menganggukan kepalanya saja.
"Denger sayang, ih gemes pengen gue ketekin ni bocah satu!" Geram tertahan dari Bintang lalu ia mengapit kepala Air tepat pada ketiak nya.
"KYAAAA! MAMII KETEK ABIN BAU MENYAN!" Adu Air pada mami Bintang.
"Abang! Jahat banget sama anak mami, lepasin atuh Air nya" Ujar wanita paruh baya itu dengan tangan memegang beberapa piring.
"Mamiii, Abin tuh!" Air berlari bersembunyi di balik tubuh Clarisa -Mami Bintang.
"Ah payah! Mainnya ngaduu!" Cibik Bintang sedangkan Air hanya memeletkan lidah nya pada Bintang.
"Sst! Hayu kita makan, udah malem, abang panggil papi, kalo gakmau kesini, tabok aja" suruh Clarisa pada Bintang.
Sedangkan Clarisa menatap gadis cantik disampingnya ini dengan tatapan berbinar. "Mau nginep sini cantiknya mami?" disambut gelengan dari Air.
Air tersenyum kecil, "Bang Arlan sendirian di rumah mi, nanti Air kabarin kalo mau nginep" Clarisa mengangguk memahami.
Airlanna di mata Clarisa, gadis cantik, pintar dan selalu menarik perhatian Clarisa maupun Adam, suaminya. Clarisa ingin anak perempuan untuk adik Bintang dulu. namun, karena kecelakaan yang menyebabkan ia harus operasi dan dinyatakan tidak bisa mengandung kembali.
Hingga suatu ketika, ia mendapatkan tetangga baru, yang dihuni oleh kedua anak kembar, Arlanno dan Airlanna. Air yang selalu menempel pada Bintang pun, setiap hari selalu namplok bak koala pada Bintang.
"Hai cantik nya papi, udah lama disini?" Sapa riang Adam pada Air. Senyum Air menggembang sempurna ketika melihat Adam.
"Ai udah lama disini pi, habis nabokin Abin." Tunjuk Air pada Bintang yang menyengir saat berhadapan dengan papinya.
"Hai pi, sehat?" kicep Bintang, yang di hadiahi pelototan mata dari Adam.
"Berantem lagi bang?" Tanya Adam melihat luka lebam yang cukup banyak pada wajah Bintang. Adam terdiam cukup lama lalu kembali tersenyum "bagus bang! Tingkatkan pertahanan terhadap musuh!" Lanjut Adam mendukung, membuat Clarisa dan Air menggeleng tak percaya.
Bintang mengangguk semangat. "Siap pi! Selaluu!"
"Papiii! Kok gitu sama anaknya! Marahin ih kesel mami liatnya." Dumel Clarisa dengan wajah di tekuk.
Adam dan Bintang terkekeh kecil, "Berantem itu wajar mi, gak apa apa. Apalagi kalau laki-laki, ya jangan aja Air yang ikutan jejak Bintang." Sindir Adam membuat Air mencibirkan bibirnya.
Hangat, itulah yang Air rasakan saat selalu berkumpul bersama keluarga Bintang. Clarisa dan Adam yang sudah ia anggap seperti orangtua sendiri, bahkan ia tidak mau jika kehilangan Bintang, apalagi orang tua kedua nya ini.
"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBURR!"
Keempat pasang mata itu sontak menoleh kearah pintu depan, muncul lah lelaki dengan tatapan tak berdosa nya menyengir. "Malam tantee, om, oh hai Bintang! Ngapain disini?" tanya lelaki itu.
Bintang memutar bola mata nya malas, Clarisa dan Adam melanjutkan makan, begitu juga Air, melihat seolah tak ada orang yang datang tadi. "Kan lo dirumah gue, saipul!" Geram Bintang menatap kesal Arlanno.
Arlanno terkekeh kecil, dan mendekat kepada meja makan, "Wah makan, masak apa tante?" Basa basi Arlanno saat melihat aneka makanan yang tersaji.
Air membuang wajah nya kearah lain, menahan malu. "Basa basi nya terlalu basi." Cetus Air yang sambil mengunyah ayam pada tangannya.
Clarisa tersenyum, "yuk Arlan makan juga." Ajak Clarisa pada Arlan dengan memberikan piring kosong.
"Ah tantee, gausa repot-repot, tapi kalo maksa si, Arlan gak enak juga hehe" ucap nya sembari menerima cepat piring kosong pada Clarisa dan mulai mengambil makanan.
"yang dimakan makanan nya Lan, jangan sama piring gue juga" tegur Bintang.
Arlan yang sedang mengunyah makanan pun tersedak, "gak semaruk itu juga aing mah!"
.
.
"Abinn, jangan berantem lagi"
Bintang mengangguk, tangannya terulur mengacak gemas rambut Air. Tanpa Bintang bicara pun, Air akan tau apa yang ada didalam fikirannya.
"yaudah gih, masuk dulu. Besok gue jemput." Suruh Bintang pada Air.
Air mencibikkan bibirnya, "aih! Rumah depanan, gue jalan aja bisa, gausa di jemput kali!" tutur Air membuat Bintang tertawa gemas.
Air mengangguk, dan berjalan mundur kebelakang seraya menatap Bintang yang tersenyum menatap nya. "good night Abinn!" Cengir Air dengan lambaian tangan mungil nya.
Bintang terkekeh, "good night too, Airla" balas Bintang tak kalah semangat. tak lama dari situ Bintang berbalik untuk kembali ke rumahnya.
Drrt drrt
Badan Bintang ikut bergetar, namun ia terkekeh saat ternyata ponsel inilah yang berdering didalam saku celananya.
"Semesta Bintang Agrasa disini, siapa penelpon?" Cetus Bintang cepat saat mengangkat ponsel miliknya.
Tak ada suara dari sebrang sana, membuat Bintang menyeritkan dahinya binggung, "salah sambung nih anak" baru saja Bintang hendak mengakhiri telpon, suara yang membuat, Bintang mematung sesaat.
"Bii? Do you miss me?"
TBC.
100 vote dan 50 coment buat awalan Airlanna bisa dong ><
Thank you bund!
KAMU SEDANG MEMBACA
Airlanna fe Lametta [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW AKUN SEBELUM MEMBACA!] ☡Fantasy - Comedi - Romance - Fiksi remaja! "Datang untuk balas dendam, namun jatuh cinta pada si pelaku." H a p p y R e a d i n g ! 📝: 15 Agustus 2021. End : - °Cover by : Pinterest.