5

12 2 0
                                    

Setelah melewati beberapa mata pelajaran semua murid Wijaya High School lanvsung keluar menuju surga dunia bagi semua anak sekola, yaitu kantin.

Atta membereskan buku-bukunya dan memasukannya ke dalam tas.

"Ta kantin yu, udah lama kita nggak ngantin bareng." ucap Kenay teman sebangku Atta.

"Mau sih, taoi gue bareng Vian, sorry ya." Ucap Atta sedikit tidak enak.

Semenjak Atta  beroacaran degan Vian, Atta memang menjadi jarang bermain ataupin berkumpul dengan teman-temannya, kecuali di kelas.

Bagaimana tidak, Vian selalu saja mengikuti Atta kemanapun Atta pergi, vian selalu menempel pada Atta seperti perangko, Vian si Childish posesif.

"Ouh gitu ya, yaudah  gue duluan ya." Ucap Kenay dan di balas anggukan oleh Atta.

Setelah kepergian Kenay, Atta langsung beranjak dari tempat duduknya, karna Vian tak kunjung datang menemuinya, siapa tau Atta akan bertemu dengan Vian di jalan.

Biasanya Vian sudah datang dan berdiri di depan kelas Atta  sebelum bel istirahat berbunyi, tapi sekarang belum juga nongol batang idungnya.

Kelas Atta  sekarang sudah sepi, hanya ada dia dan juga laki-laki yang sedang membenamkan wajah di lipatan tangannya, mungkin dia tidur.

Saat Atta akan keluar dari kelas, tiba tiba ada seseorang yang mencekal pergelangan tangannya.

"Ta." Panggil orang itu.

Attapun langsung melihat ke arah sumber suara,. Ternyata dia, Robi teman satu kelasnya.

"Gue mau ngomong boleh?" Tanya Robi dan Atta mengangguk.

Sebelumnya Robi adalah teman dekat Atta  dan asal kalian tau, Robi  sudah menaruh hati pada Atta sejak Mos. Mereka sempat dekat tapi kedekatan mereka hancur karena kedatangan Vian, akhirnya  mereka berdua jauh karena Vian melarang Atta dekat dengan laki-laki lain kecuali keluarganya.

"Mau ngomong apa?" Tanya Atta.

"Ehmm.. Gue mau ngomong." Ucap Robi terlihat  sedikit gelisah.

"Apa loe nggak pernah sedikitpun punya perasaan yang sama kayak gue?" Tanya Robi memegang kedua tangan Atta.

Atta mengernyit bingung dengan apa yang di katakan laki laki di depannya.

Atta Pov.

"Apa loe nggak pernah sedikitpun punya perasaan yang sama kayak gue?" Tanya Robi sambil megang tangan gue.

Gue natap dia bingung, gak  tau maksudnya apa. Perasan apa yang dia maksud.

"Maksud loe apa?." Tanya gue nggak ngerti.

"Apa loe nggak ngerasain apa yang  gue rasa, gue cinta sama loe, gue sayang sama loe, apa loe pernah ngerasain apa yang gue rasain sebelum ada dia di antara kita." Ucap Robi, gue bingung mau ngomong apa.

"Gu.. Gue cuman anggap loe sebagai temen, nggak lebih." Kata gue jujur.

Karena emang selama ini gue cuman nganggeo dia kayak temen, nggaj ada perasaan  di hati gue buat dia.

Robi sehyum ke arah gue, hal itu pastinya bikin hati gue makin teriris karena ngerasa bersalah, karena beban oalinh berat adalah ketika kita nggak bisa nhebales perasaan orang itu .

Robi narik tangan gue dan langsung meluk badan gue erat.

"ATTA.".

Halilintar .. bengek gue astaga..

Atta pov OFF.

Vian melangkahkan kakinya  menuju kelas tuan putri. Kekasih dan juga ibu dari anaknya kelak.

MY CHILDISH VIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang