Mental aman?

197 16 12
                                        

"maksud lo berempat apa? Sok bijak banget,"sahut Micheela tak santai.

"iri bilang aja bangsat, gausa sok iya depan orang banyak."tambah Jasinda memandang 4 gadis cupu itu geram.

Ishany dan sahabat sahabatnya memandang mereka dingin.

"lah kok marah? Kata kata kita tepatkah buat kalian si anak manja?"kata Tanisha dengan sengaja melirihkan perkataan terakhirnya tak lupa seringaian cantik terukir jelas diwajahnya.

Ratna ikut tersenyum mengejek, "keknya bukan cuma gara gara itu deh guys,"
"selain kesindir.. pasti iri, dan dengki juga termasuk. Iyakan... Sist and Bro?"

"iyalah na. Orang kaya kan kebanyakan gitu, kalo ada yg melebihi mereka pasti mereka ga seneng."tambah Michaela diakhiri senyum lebarnya.

"gausah sok cantik deh gembel!"hujat Ayana.

"orang tolol kalo udah kalah debat, pasti ujung ujungnya ngehina fisik."kata Ishany membuat semua MostWanted malu.

Bagaimana tidak? Semua mata tersorot pada mereka. Banyak yang terang terangan mendukung Ishany dan sahabat sahabatnya.

"anjing lo!"kata Aristide yang hendak menampar Ishany tetapi sudah lebih dulu dicekal olehnya.

"dikatain gitu doang marah, boleh ga kalo gua nyebut kalian baperan?"tanya Ishany dingin.

Bugh

Ishany membogem wajah Aristide yang hendak menendangnya. Dengan wajah stay calm-nya membuat semua orang disana melongo terkagum kagum,
kecuali sahabat sahabatnya yang sudah terbiasa.

Para MostWanted dengan cepat mengubah ekspresinya yang semula terkejut menjadi marah.

"lo apa-apaan sih!"bentak Delvin.

"saudara lo yang apa-apaan! Najis banget belum apa apa udah main fisik."balas Michaela.

"lo berempat yang cari gara-gara duluan sama kita njing!"bentak Avisha sembari mendorong bahu Michaela kasar.

Ratna dan Tanisha yang tak terima pun maju tetapi diberhentikan Ishany.

"gue ga salah denger?"kata Ishany dingin, "semua orang tau, kalo lo! Sama saudara saudara lo itu yang ngusik kita duluan."

Semua orang yang berada disana mengangguk setuju dengan perkataan Ishany dan mereka mulai berbisik-bisik.

Para MostWanted yang menyadari hal itu semakin emosi, wajah merekapun memerah menahan marah dan malu.

"berani lo sama kita, bitch!"seru Arvin emosi.

"sejak kapan kita takut sama pengecut kayak kalian?"ucap Tanisha datar.

"LO!" Arvin yang tidak tahanpun mengangkat tangannya untuk menampar Tanisha, tetapi sebelum itu pergelangan tangannya sudah di cengkram oleh Tanisha.

"kayaknya emang pasukan lo suka banget main fisik ya? Ini peringatan buat lo! Jangan berani beraninya lo pegang wajah mulus gue. Atau... tangan lo yang satunya juga gue hancurin."kata Tanisha dengan wajah tenangnya, mencengkram pergelangan tangan Arvin sampai remuk membuat sang empu menahan teriakan kesakitan.

Mereka yang melihat tak tahu jika wajah Tanisha yang tenang menghancurkan pergelangan tangan arvin dengan mudah dan tanpa diketahui.

Karena jika dilihat, Tanisha hanya sekedar menahan tangan Arvin. Kecuali Ishany, Ratna, Michaela yang sudah hafal betul jika Tanisha meremukkan tulang seseorang.

"Arghh! Lephassh."kata Arvin dengan wajah yang akan menangis. Tanisha dengan santai menghempaskan tangan Arvin hingga ia terduduk dilantai sembari memgang pergalangan tangannya yang remuk.

"gue peringatin lagi buat lo semua! Semoga kalian paham bahasa manusia. Jangan ngusik kalo gamau diusik! Dan inget, jangan main-main sama gue dan mereka karena kami bisa menghancurkan kalian detik ini juga! Camkan itu."kata Ratna yang hanya didengar para MostWanted yang menegang.

"boleh ngusik tapi mental jangan patungan."kata Ishany yang tersenyum dingin, "cabut guys."

"jangan lupa siapin hadiah kita! Abis ini gue kirimin listnya ke WA lo semua, bye."kata Michaela sembari menepuk bahu Micheela membuat sang empu kaget. Setelah mengatakan itu Michaela mengejar sahabat-sahabatnya yang sudah berjalan duluan.

MostWanted yang sadar Ishany dan sahabat-sahabatnya pergi pun menunjukkan ekspresi yang berbeda.

"kayaknya kita emang gaboleh remehin para cupu itu."kata Delvin dengan wajah tenang tetapi didalam hatinya ada ketakutan yang besar.

"gu-gue ga nyangka mereka bakal semenyeramkan itu."kata Micheela dengan ketakutan yang tercetak jelas di raut wajahnya.

"alah gitu aja pada takut lo! Itu cuma gertakan gausah dipikirin."kata Ayana yang sok tak peduli padahal ia juga merasakan hal yang sama dengan saudara-saudaranya.

"tapi bener kata Delvin. Gue liat mereka ga main-main sama ucapannya. Lebih baik kita waspada."kata Avisha dengan perasaan yang tak bisa dimengerti.

Arvin yang sedari tadi menahan sakit di pergelangan tangannya pun pingsan. Saudara-saudaranya kaget dan panik, segera mereka membawa Arvin ke Rumah Sakit.

....

Ting!

Bunyi pesan masuk terdengar secara bersamaan dari ponsel milik Delvin dan saudara-saudaranya,

+62 xxx-xxxx-xxxx

|1. Apartemen Luxury
|2. 4 Lamborghini Aventador
|3. 4 Ducati Panigale v4
|4. Cafe keluarga Bosman

oke thanks. Itu doang permintaan kita berempat, easy kan? gue tunggu hadiahnya. kirim ke alamat Jl. Adipati no 149.

gue kasih waktu 3 hari. Kalo dalam 3 hari belum beres... liat! Keluarga lo semua bakal hancur.

Janji adalah hutang yang harus dibayar.
___________________________

"anjing"ucap Aris dengan raut wajah tak percaya.

Delvin melihat semua saudaranya yang berekspresi tak jauh berbeda dengan Aris, "lo semua dapet?"

Mereka menganggukkan kepalanya.

"demi apa si cupu ngerti barang mahal gini?"heran Aya.

"kita ga mungkin bisa nyelesaiin permintaan mereka dalam 3 hari,"kata Jasinda sambil memandang saudara-saudaranya.

"dan apa ini? cafe keluarga gue? brengsek. Gimana caranya gue bisa minta ke BoNyok. Ga ngotak banget si cupu."keluh kesal Micheela.

"kita harus bisa nyelesaiin ini. Ancaman mereka ga main main. Dari pesan aja gua merinding anjing. Gua takut mereka bawa bawa keluarga kita yang lain."kata Avisha membuat mereka merenung.

"hmm kita coba dulu. Seharusnya ini ga sulit mengingat kita minta apa aja selalu dikasih sama BoNyok. Ya kan?"kata Aris yang diangguki mereka semua.

"buat lo chel. Lo sama si Arvin ngurus cafe keluarga lo aja. Biar gue sama yang lain sisanya."kata Delvin yg dibalas anggukan pasrah Micheela.

"hmm lo pada balik gih. Biar gua aja yang nemenin Arvin. Gua dah telpon bokap juga. Bentar lagi mereka kesini."

"serius lo gapapa kita tinggal?"tanya Jasinda ragu.

"iya jass serius, slow elah"jawabnya santai.

"yauda kalo gitu chel, gue sama yang lain balik dulu. Baik baik lo disini, kalo ada apa apa langsung call aja."tambah Aya yang diangguki Micheela.


Aisyahsukriya10
Publish, 15 September 2021










4 beautiful devilsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang