Bahagia

13 2 0
                                    

Setelah sampai diparkiran dan saat Nadya naik keatas motor Adit,semua mata tertuju pada keduanya.

Adit segera menancapkan gas motornya meninggalkan lingkungan sekolah dan Edwin.Ah,ya, Adit lupa pamit dengan Edwin untuk pulang lebih dulu.Begini nih kalau orang sedang jatuh cinta.Eh benar,nggak,sih Adit sedang jatuh cinta?coba tanya sendiri,deh.

Diperjalanan hanya ada kesunyian yang menyelimuti mereka.Tak ada yang berniat untuk memulai topik pembicaraan.Sampai akhirnya Nadya lah yang memulai pembicaraan karena tidak membelokkan dirinya ke arah rumah,tetapi malah ke sebuah kafe kekinian.

  "Lo mau ngapain bawa gue kesini?" tanya Nadya
  "Mau kubur lo!Ya,mau ajak lo makan lah.Lo nggak lihat ini tuh kafe?Aduh,bego banget." ucap Adit,lalu meninggalkan Nadya didepan pintu masuk.

Bagi kebanyakan orang,jika sudah seperti itu akan tetap ikut masuk.Tapi tidak untuk Nadya.Ia malah memilih pergi dari sana berjalan kaki untuk mencari taxi sambil menggerutu.

  "Kalau tau gini mah mending gue pulang sendiri aja.Gausah ikut dia," gerutu Nadya.

Sedangkan Adit yang sudah mengambil tempat duduk didalam pun bingung,mengapa Nadya lama sekali sampai didalam.Adit memutuskan untuk mengecek keberadaan Nadya.Tetapi hasilnya nihil Nadya tak ada disana.

  "Kemana sih,tuh cewek?nyusahin banget.Gue suruh makan aja kayak gue suruh jadi babu gue,susah amat," gerutu Adit.

Saat melihat Nadya ingin menyetop taxi,Adit lebih dulu menghampiri Nadya.Alhasil Nadya tertangkap lagi oleh Adit dan itu berhasil membuat Nadya makin menggerutu.

  "Ngapain sih?!Gue mau pulang,bukan mau makan," omel Nadya.
  "Gue suruh makan,bukan suruh jadi babu!susah banget," omel balik Adit.
  "Gue bilang enggak ya enggak."
  "Gue bilang iya ya iya."
  "Ish! Lo nyebelin!" ucap Nadya,lalu meninggalkan Adit lebih dulu masuk ke dalam kafe.

Senyum Adit terbit.Nadya menuruti apa maunya.Setelah Nadya pesan makan,barulah Adit.Sambil menunggu pesanan datang mereka hanya sibuk dengan gadget masing-masing.

Tak lama pesanan mereka pun datang.Mereka makan dalam diam.Tak ada yang mau memulai pembicaraan.Tak lama setelah Adit menyelesaikan makanan,ponsel nya berdering.Dilihatnya dari Edwin.Panggilan pertama Adit reject.Namun sepertinya Edwin tetap sabar menunggu panggilan nya diangkat oleh Adit.Buktinya ia terus menghubungi meski sudah panggilan keempat.

  "Halo,kenapa sih?"
  "...."
  "Kafe"
  "...."
  "Oh heeh,aing poho.Urang otw ayeuna!" (Oh iya,gue lupa.Gue otw sekarang!)

Panggilan dimatikan sepihak oleh Adit.setelah itu Adit melirik Nadya yang masih menyantap makanannya.

  "Lo lama amat sih,makannya?!" protes Adit.
  "Memang begini adanya," jawab Nadya ketus.
  "Cepet habisin,Terus gue antar lo pulang!Gue ada urusan soalnya."
  "Gue gak bisa makan diburu-buru."
  "Tapi makan lo melebihi siput tau nggak?lama banget."
  "Udahlah,lo pergi sana! Nggak usah antar gue kalau gitu."

Adit menghela napasnya kasar.Ia geregetan melihat cara makan Nadya yang kelewat anggun.Apa kalau dia dirumah atau dimanapun kalau makan begini?Astaga.

Setelah hampir 6menit akhirnya makanan Nadya habis juga.Tetapi ada yang aneh,Adit masih tetap disana dengan setia menunggu Nadya dari tadi.

  "Lo masih disini?"
  "Lo dari tadi nggak lihat gue disini?"
  "Santai dong!"
  "Yaudah ayo pulang.Gue udah ditungguin Edwin nih."
  "Bodo amat !" ucap Nadya,lalu meninggalkan Adit keluar kafe.

Lagi-lagi Adit membuang napasnya kasar.Baru kali ini ada cewek yang berani seenaknya dengan ketua Geng yang paling ditakuti seantero sekolah.Anehnya,Adit tidak mengeluarkan sifat aslinya pada Nadya.

Nadya sudah berdiri disamping motor Adit.Menunggu laki-laki itu.

  "Lama amat sih,lo!" protes Nadya

Adit diam tak menanggapi ocehan Nadya.Adit sudah menyalakan mesin motornya,tinggal menunggu Nadya naik.Dengan cepat Nadya naik dengan berpegangan ke bahu Adit.

  "Jalan bang," ucap Nadya
  "Emang gue tukang ojek?!" sindir Adit.

Adit segera melajukan motornya menuju rumah Nadya dengan kecepatan diatas rata-rata.Karena memang urusannya sangat penting

Setelah 10menit akhirnya sampai didepan rumah Nadya.

  "Lo mau buat gue celaka??" oceh Nadya setelah turun dari motor.
  "Nggak ada waktu buat ladeni lo.Gue balik," ucap Adit,lalu menyalakan mesin motornya sambil menunggu Nadya mengucapkan Terimakasih.Namun sayang kata-kata itu tak keluar juga dari mulut Nadya.

Adit sudah emosi,akhirnya melajukan motornya. "MAKASIH!" teriak Adit,entah terdengar atau tidak oleh Nadya.

Ternyata Nadya mendengar,buktinya ia tersenyum lalu bilang Terimakasih untuk Adit meski lelaki itu sudah hilang dari pandangan.

Nadya berjalan kerumahnya dengan senyum mengembang.Tak bisa dimungkiri bahwa hatinya bahagia saat ini.Entah karena Adit atau memang mood-nya baik.Ah,yang jelas ia bahagia saat ini.Please,jangan diganggu.

Gimana?seru nggak?seru lah masa nggak

ADYA (AditNadya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang