Part 10

202 19 2
                                    

**

Shitt!! Aku tahu siapa dia, seorang Harry Edward Styles. Lelaki yang terkenal di sekolah, lelaki yang pernah menjadi pacar pura-puraku. Dan, lelaki yang selalu berurusan denganku.

Aku dapat melihat wajah Niall yang mulai memucat ketika melihat Harry keluar dari mobilnya.

"Nii..tenang dia bukan siapa-siapa dia juga manusia seperti kita" Ujarku untuk menenangkan Niall.

"Aku mengerti Elle, kau juga takut melihatnya. Jangan berpura-pura untuk menenangkanku, tenangkan dirimu sendiri dulu"Ucapnya sambil terkekeh pelan.

"Tidak sama sekali, aku bahkan ingin selalu menghajarnya kalau bisa aku akan membunuhnya"Ucapku panjang lebar.

Aku melihat Niall yang tiba- tiba membelakkan matanya. Akupun melihat kearah mana mata Niall tertuju, dan hal apa yang membuat matanya terbelak.

Akupun melihatnya dan pantas saja Harry sudah ada didepanku dan Niall ,sambil tersenyum sinis. God , aku lupa kalau aku sedang berurusan dengannya. Siapa lagi kalau bukan Harry. Si idiot.

"Heii kita bertemu lagi wanita gila" Ucap Harry spontan membuatku ingin menghajarnya sekarang.

"Sudah kubilang jangan pernah memanggilku wanita gila. Dasar idiot! Dasar utusan setan!" Ucapku mampu membelakkan matanya.

Akupun bangkit lalu mengepalkan tanganku lalu mengarahkan padanya, tapi dia menahannya menggunakan tangannya dan terus menggenggam tanganku.

Aku merasakan detak jantungku berdegup lebih kencang daripada biasanya. Ketika Harry menggenggam tanganku. Ada apa denganku? Apa rasa itu muncul kembali?

"Awww berani sekali kau ms. Fanning" Ucap Harry sambil tertawa sinis dan menatapku tajam.

"Tentu, kenapa aku harus takut padamu. Memang kau siapa hah?! " Tanyaku pada Harry sambil bergetar merasakan tangan kekarnya menggenggamku.

"Wow aku sangat terkejut mendengar perkataanmu. Kalau begitu lebih baik aku selesaikan masalah tentang kecelakaan ini dengan si nerd ini okay?"Ucap Harry sambil menunjuk Niall yang masih terduduk dengan motornya.

"Kenapa harus dia, kenapa kau takut berurusan denganku hah?!"Tanyaku pada Harry.

"Fine aku memaafkan kalian dalam kecelakaan ini "Ucap Harry.

Whatt!?!? Memaafkan, hey aku dan Niall korbannya. Benar kan? Dia Idiot kita harus memakluminya orang Idiot kan tak punya otak.

**

"Nii..tolong ambilkan sauce spaghetti itu, cepat!!" Panggilku sedikit berteriak.

Ya. Sekarang aku sedang berada di rumah Niall. Kalian pasti bertanya bagaimana aku bisa berada disini,sejak kejadian bersama Harry tadi. Aku mengalah sebenarnya bukan aku tapi Niall, hampir saja aku menang.

"Kau sedang PMS ya? " Tanya Niall.

"Tidak aku tidak sedang PMS, memangnya dari mana kau tahu? " Tanyaku sambil memukul lengan Niall yang sedang menyiapkan piring untuk makan.

"Hey aku hanya bercanda, terus kenapa daritadi kau marah-marah terus hah? " Tanya Niall lagi.

"Karena kau, kau membuatku kalah hampir saja aku menang dari Harry " Jawabku.

Niall hanya memutar bola matanya, kamipun melanjutkan kegiatan kami untuk memasak.

Niall POV

Aku benar -benar menyukai wanita ini, tapi dalam artian mengagumi. Tapi, entahlah apa aku mempunyai perasaan lebih padanya.

Dia selalu bisa menghiburku, dia selalu bisa menenangkanku ketika aku bermasalah dengan Harry. Thank you Elle kau sudah mewarnai hidupku.

"Nii..apa spaghetti nya enak?"Tanya Elle padaku tentunya.

"Ya sangat, aku menyukainya" Ucapku sambil tersenyum tipis.

"Ohokk.....emmmhhh" tiba-tiba Elle batuk akupun buru-buru menuangkan air yang ada di meja makan, lalu memberikannya pada Elle.

"You okay?"Tanyaku.

"Yes, I'm okay"Jawabnya.

"Pelan-pelan saja makannya"Tegurku. Ia pun hanya mengangguk lalu kembali menyuapkan makanannya kedalam mulutnya.

Selesai makan malam aku dan Elle pun masuk kekamar kami masing-masing. Aku pun menghempaskan tubuhku pada kasur lalu menatap atap kamarku.

*Flashback-ON*

Aku sangat bosan dirumah, mom dan dad pergi ke luar negeri untuk bekerja sampai-sampai aku bersama pembantuku dirumah.

Akupun berjalan keruang TV berniat untuk menonton tayangan yang menarik hari ini. Aku terus-menerus mencari saluran TV yang ingin aku tonton. Alhasil, tidak ada yang menarik.

Tapi, tiba-tiba aku menjatuhkan remote TV ditanganku. Tiba-tiba sebutir air mata turun dari mataku lama-kelamaan semakin deras.

"Pesawat sudah ditemukan oleh penyidik, menurut penyelidikan 20 korban belum ditemukan. Diselidiki juga Bobby Horan bersama istrinya, atau pengusaha terkaya di
London ikut serta dalam kecelakaan ini. Jasadnya sampai saat ini belum ditemukan." Ucap Reporter berita.

Akupun menangis diikuti isakan tangisku yang menjadi-jadi. Akupun memukul TV itu dan menendang kabel-kabel listrik tersebut, aku gila? ya aku gila aku hancur saat ini.

Tak peduli sekarang aku seperti apa, kalian pasti akan melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan. Orangtua kalian kecelakaan dan jasadnya pun belum ditemukan. Bagaimana rasanya? sakit.

*Flashback-OFF*

Author POV

Ia pun tersenyum miris mengingat kejadian 5 tahun lalu ketika ia masih di Secondary School. Tak terasa, sudah 5 tahun orangtuanya meninggalkannya.

Ia pun membuka lemari buku-bukunya dan mengambil sebuah album foto, lalu membukanya. Dihalaman pertama terdapat foto lelaki kecil bersama ibunya di pameran. Mereka sedang bermain komedi putar.

Dan photo lainnya terdapat photonya bersama ayahnya dan badut pameran. Di bawah photo terdapat tulisan 'Dad, Mom, and Niall'.

Di halaman kedua terdapat photo ia sedang makan di Nandos. Dan, photo lainnya ia sedang dipangkuan ayahnya yang sedang menyetir. Photo lainnya ia sedang mengganggu ibunya yang sedang memasak. Dibawah photonya terdapat tulisan 'Niall jangan cepat dewasa'.

Ketika ia ingin membuka halaman ketiga ia langsung menutup album photo tersebut. Tiba-tiba sebutir air mata jatuh dipipinya.

"Aku tidak kuat lagi" Lirihnya.

Hi aku update. Maaf kalo kelamaan hehe terus gimana sih cerita ini masih mau dilanjut gak?-comment oke. Aku masih nunggu Vomments kamu Silent readers......


Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang