Sesuai perkataan Langit, Matahari dibawa oleh Langit ketempat ice skatting "Langit, kita kenapa kesini?" Tanya Matahari heran, sedangkan Langit tersenyum lalu mengusak rambut Matahari "Saya mau bermain disini, temani saya ya?" Tanya Langit sedangkan Matahari mengangguk.
Matahari duduk disalah satu bangku lalu menatap Langit yang sedang bersiap-siap, Matahari tersentak kala sebuah lagu terdengar pada indra pendengarannya, ia menatap Langit yang tampak indah menari diatas es, lagi-lagi ia melihat seorang pemuda jakung dengan kemeja putih menari dengan indah diatas es ditemani oleh alunan lagu yang sedang Matahari dengar saat ini.
"Lintang! kamu keren banget saat menari tadi, saya sampai tidak bisa berpaling," Ujar Arsena dengan senyuman manis yang terkembang sempurna pada bibirnya
Lintang terkekeh pelan lalu menggenggam tangan Arsena "Mau mencoba bersama Arsena? Saya akan memegang kamu agar tidak terjatuh nantinya," Kata Lintang sedangkan Arsena menggeleng kuat "Saya tidak mau Lintang, saya sama sekali tidak ahli dalam hal ini, kamu tidak perlu repot-repot," Kata Arsena menolak halus, nyatanya ia hanya takut terjatuh terus menerus
"Arsena kita itu harus berani keluar dari zona nyaman dengan mencoba hal-hal yang baru, kita tidak bisa terus tetap ditempat dan tidak mencoba hal-hal menyenangkan atau hal-hal yang belum kita coba," Kata Lintang yang membuat Arsena tertegun lalu tersenyum, ia menatap manik gelap milik Lintang lalu terkekeh pelan "Kalau gitu ajarin saya mencoba hal ini Lintang, saya mau mencoba hal itu"
Matahari menatap kearah Langit "Sebenarnya ada apa, Rasalas Kalintang dan Aditya Arsena siapa sebenarnya mereka, tiba-tiba ia teringat akan pertanyaan Bintang tentang reinkarnasi lalu tiba-tiba memberi tahu nama lengkap Langit, Tidak mungkinkan kalau Matahari Kalingga dan Kalangit Sagara reinkarnasi dari Aditya Arsena dan Rasalas Kalintang " Wow okay, sepertinya kamu banyak menonton film Matahari, tidak mungkin kamu reinkarnasi dari Arsena kan," Gumam Matahari pelan
Matahari menatap Langit yang masih asik menari djatas es, Matahari mengakui bahwa gerakkan Langit benar-benar sangat indah, Matahari refleks menghampiri Langit kala pemuda itu keluar dari ring "Permainanmu sangat indah Langit, saya tidak bisa berpaling," Kata Matahari sambil tersenyum kecil
"Terima kasih Matahari, ah ngomong-ngomong apa kamu mau mencobanya Arsena? saya akan memegangmu agar tidak terjatuh nantinya," Kata Langit yang membuat Matahari terdiam, ia yakin ini bukan hanya sekedar kebetulan. Matahari menggeleng "Langit bisa kita pergi ke cafe terdekat? ada yang ingin saya bicarakan kepadamu"
Langit tampak kebingungan namun ia mengangguk "Tentu, kita bisa pergi ke cafe terdekat lalu berbicara apa yang ingin kamu bicarakan Arsena. Sebentar saya akan mengembalikan sepatu itu terlebih dahulu"
Sedangkan dari ujung ada yang melihat mereka dengan padangan penuh harap "Aksa akankah Arsena mengingat semuanya nanti? aku berharap banyak pada hal ini," Kata Bintang sambil menatap Nakala dengan penasaran. Nakala hanya menggeleng "Tergantung Awan. Lintang, kamu dan aku selalu mau mengingat kenangan kita dulu sehingga tidak lama kita bisa saling mengingat, tapi Awan ada satu hal yang kamu pasti tau"
Bintang menatap Nakala dengan pandangan yang sayu "Dulu Arsena melakukan segala cara agar melupakan kenangan dia dan Lintang, dia sama sekali tidak ingin mengingatnya. Apakah itu yang membuat dia susah untuk mengingat kita?" Tanya Bintang yang dianggukki oleh Nakala "Kita tidak bisa berharap banyak Awan, kita harus serahin semuanya kepada Arsena"
Bintang memandang kearah Matahari dan Langit dengan sendu "Aku berharap bahwa mereka bisa seperti dulu lagi, aku hanya ingin dikehidupan kali ini mereka bisa bahagia," Kata Bintang dengan pelan, sedangkan Nakala mengusap pundak Bintang lalu tersenyum "Kamu harus yakin kalau mereka pasti bisa bahagia disini Awan"
Patinage Sur Glace Selesai
KAMU SEDANG MEMBACA
Ciel et Soleil
Short Story⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ Buku kosong nan bersih siap untuk ditulis berbagai kisah yang nanti akan diceritakan, banyak kanvas baru yang siap ditumpahkan berbagai macam warna membentuk sebuah gambar yang akan ia perliha...