Matahari menatap sekeliling cafe, ia tersenyum tipis kala dirinya dan Bintang sudah terbiasa dengan kegiatan mereka yang harus berkuliah dan kerja. Ia memandang Bintang yang melayani pembeli dengan senyuman tidak lupa dimplenya yang menarik perhatian.
"Matahari, americano satu ya atas nama Langit," Kata Bintang kepada Matahari. Matahari mengangguk lalu segera membuat pesanan milik seseorang yang bernama Langit tersebut. "Atas nama Langit!" Kata Matahari dengan kencang agar pemuda bernama Langit mengambil pesanan miliknya.
Seorang pemuda jakung berdiri didepan Matahari "Saya ambil pesanan saya ya? terima kasih," Kata Langit. Matahari mematung ia menatap Langit dengan pandangan yang sulit diartikan. Sekelebat ia melihat seorang pemuda menari diatas es dengan indahnya, rasanya tidak asing. Matahari menatap punggung Langit yang menjauh "Sebenarnya kamu siapa Langit, kenapa rasanya kamu tidak asing"
Matahari terkesiap kala Bintang menepuk pundaknya "Kenapa Bintang?" Tanya Matahari kepada Bintang yang memandang dirinya dengan senyuman yang terkesan cukup misterius seolah olah Bintang menyembunyikan banyak hal, seolah olah ia tau sesuatu hal yang Matahari tidak tau.
"Matahari Bintang boleh bertanya sesuatu?" Tanya Bintang yang kedengarannya cukup serius. Matahari mengangguk dengan kaku ia menatap Bintang dengan pandangan penasaran "Reinkarnasi-" Bintang menjeda ucapannya lalu menatap manik coklat Matahari dalam "Apa Matahari percaya dengan reinkarnasi?" Lanjut Bintang.
Matahari tersenyum lalu memandang keluar cafe "Bintang, yang Matahari tau tidak ada yang mustahil didunia ini termasuk reinkarnasi sekalipun. Tuhan selalu bisa melakukan apa saja, termasuk melakukan reinkarnasi. Jadi kenapa aku tidak percaya"
Bintang terkekeh ringan, Matahari memang selalu orang yang mempunyai pikiran luas sama seperti Marisa, atau bisa dibilang Matahari adalah duplikat Marisa namun bedanya Matahari lebih suka menyendiri daripada Marisa yang dikenal dengan julukkan social butterfly
"Matahari benar, tidak ada yang tidak mungkin didunia ini semuanya pasti mungkin apabila Tuhan sudah mengkehendakinya," Kata Bintang. Manik coklatnya menatap pemandangan luar cafe dengan pandangan yang sangat sulit diartikan.
"Matahari namanya Kalangit Sagara," Kata Bintang tiba-tiba yang membuat Matahari menatap Bintang bingung. Untuk apa Matahari mengetahui nama lengkap pelanggannya tadi? ia tidak memiliki hubungan apapun dengan pemuda itu.
Matahari menatap Bintang dengan bingung "Bintang kenapa tiba-tiba? Matahari tidak memiliki hubungan apapun dengan Angit," Kata Matahari sambil mengerutkan dahinya sesekali bibirnya mencebik lucu.
Bintang hanya tertawa ringan lalu menggeleng "Tidak tau Bintang hanya bercanda, tidak usah dipikirkan ya Matahari abaikan saja itu juga tidak terlalu penting," Kata Bintang kemudian berlalu dari hadapan Matahari kembali menuju kasir.
Matahari menatap punggung Bintang yang menjauh, ia merasa Bintang mengetahui sesuatu tapi Bintang menyembunyikan semuanya dari dirinya dan lagi pula Kalangit Sagara nama itu tidak asing. Matahari seolah olah mengenal pemuda bernama Langit itu sejak lama padahal nyatanya mereka baru bertemu hari ini.
Bintang melirik Matahari yang tampak memikirkan sesuatu ia tersenyum kecil, kemudian iris coklat itu bergulir melihat sosok pemuda bernama Kalangit Sagara, Bintang tersenyum semakin lebar kala melihat Langit tampak menatap Matahari dengan pandangan heran.
"Nyatanya didunia ini tidak ada yang tidak mungkin, termasuk reinkarnasi sekalipun. Matahari, kak Langit aku berharap kisah kalian tidak seperti kisah kalian pada kehidupan terdahulu"
Matahari menatap kedepan dimana Langit dan teman temannya duduk, iris coklatnya bersitatap dengan iris coklat gelap milik Langit. Pandangan mereka seolah olah terkunci satu sama lain lagi lagi Matahari melihat sekelebat bayangan kali ini dua orang yang sedang berpelukkan diatas sofa. Terdengar suara hujan dan juga tawa diindera pendengaran milik Matahari.
Matahari memutuskan kontak mata mereka duluan ia menyibukkan dirinya pada mesin kopi dihadapannya, padahal pikirannya melayang memikirkan apa yang terjadi kepada dirinya "Kalangit Sagara kamu sebenarnya siapa"
Cerita mereka telah dimulai, buku yang terkunci rapat yang menyimpan berbagai cerita yang masih belum diketahui bagaimana alurnya terbuka sendirinya, diawali oleh pertemuan Sang Langit dan juga Sang Matahari.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ Qui Est-Elle Selesai
©Enffulgence, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Ciel et Soleil
Nouvelles⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ Buku kosong nan bersih siap untuk ditulis berbagai kisah yang nanti akan diceritakan, banyak kanvas baru yang siap ditumpahkan berbagai macam warna membentuk sebuah gambar yang akan ia perliha...