Selamat Membaca!
•••••
Dengan handuk yang melingkar di pinggangnya, Jihoon berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaian, lalu ia mengenakannya.
Saat ini pukul 10 pagi, biasanya Jihoon sudah bangun dari pukul 8 dan pergi ke markas, tapi hari ini ia tidak memiliki misi untuk dilaksanakan, jadi Jihoon memilih untuk pergi ke panti asuhan tempat ia dibuang oleh Ibu kandungnya dulu.
Jihoon yang biasanya memakai setelan jas rapi atau kemeja hitam/putih sekarang hanya memakai kaus hitam dengan celana bahan warna cream.
Walaupun sudah mengenakan pakaian yang santai, tetapi aura mencekam yang Jihoon miliki tetap ada. Membuat banyak orang menjadi segan dengan laki-laki itu.
Kedua kakinya melangkah keluar kamar, kemudian ia bergerak ke arah dapur dan mengambil segelas air putih dahulu sebelum berangkat.
Setelah selesai, handphonenya berdering, menandakan bahwa ada panggilan masuk, yang ternyata dari si Kim.
"Lo jadi mau ke panti?" tanya-nya sesaat setelah Jihoon mengangkat telfonnya.
"Iya." jawabnya singkat. Lalu tangannya meraih kunci mobil yang tergeletak di atas meja dan berjalan ke arah pintu.
"Gue ikut ya." pinta Junkyu pada Jihoon.
Dahi Jihoon berkerut, "Kenapa?".
"Lah emang gak boleh? Dulu gue juga dibuang di situ cuy, masa gak boleh dateng ke tempat gue dibesarin?" omel Junkyu di ujung sana.
Kepala Jihoon mengangguk, walau tak bisa dilihat si Kim, "Oh, kirain lo cuma mau gangguin gue doang" ucapnya.
Tangan Jihoon bergerak rusuh untuk mengunci pintu apartemennya. Kemudian setelah berhasil, ia berjalan ke arah lift untuk turun.
"Bodoamat. Gue udah nunggu di lobby apartemen lo. Gak dateng dalam 10 menit, gue bom gedung ini." lagi-lagi, si Kim mengomel.
"Lo yang mau ikut kok lo yang ngatur?" tanya Jihoon sinis.
"Lagian tugas lo itu di bagian teknologi, bukan lapangan, emang lo paham cara ngeledakin bom?" sambungnya.
"Tau lah, gini-gini gue nyimak ya cara kerja lapangan."
"Bacot." satu kata yang Jihoon lontarkan untuk menyudahi perdebatan mereka.
Setelah perdebatan dengan Kim Junkyu, lift yang Jihoon tumpangi akhirnya sampai di lantai 1.
Bahkan, ia tidak perlu berusaha mencari Junkyu, karena ketika pintu lift terbuka, yang Jihoon lihat adalah wajah bodoh Junkyu yang sedang tersenyum lebar.
"Ayo supir, antar saya pulang ke rumah." ucap Junkyu sembari menarik lengan Jihoon ke arah parkiran, dengan tuannya yang bergerak risih karena Kim Junkyu menggenggam tangannya.
•••••
Mobil hitam milik Jihoon berhenti tepat di parkiran panti asuhan tersebut. Kim Junkyu lebih dulu keluar meninggalkan Jihoon di dalam mobil, lalu berjalan masuk ke dalam bangunan tua yang pernah menjadi tempat tinggal mereka selama 18 tahun.
Tak lama, Jihoon ikut keluar dari mobil. Matanya melirik ke arah sekitar, memori masa kecilnya tentu langsung terputar, dari bagaimana ia tahu bahwa ia di buang Ibunya sebab Ayah mereka menikah dengan wanita lain. Sampai Tuan Jung yang akhirnya mengangkat Jihoon, dan tentunya Junkyu, sebagai Agent.

KAMU SEDANG MEMBACA
Agent Red
Fiksi Penggemar[HOONSUK] ㅡ on going, slow update. "Jangan hanya menilai dari penampilan. Jika saya mau, saya bisa membunuh kamu dalam sekali tarikan pelatuk Park Jihoon." Park Jihoon yang tak sengaja jatuh ke dalam pesona Choi Hyunsuk, agen manis nan galak dari ku...