1. When I know you.

190 13 1
                                    

Pagi yang cerah , di awali dengan Leo yg sedang menikmati udara pagi diatas motor kesayangannya.
Pagi ini Jalanan sedang ramai dengan banyak sekali orang yang ingin pergi untuk kerja ataupun sekolah.
Leo di jalan nampak sedikit kesal, karna dia terjebak dalam macet lumayan panjang, dan akhirnya sampai beberapa menit kemudian dia bisa keluar dri macet itu , lalu melanjutkan jalannya untuk ke Sekolah ' Tercintanya ' .

Sesampainya di sekolah dia memarkirkan motor kesayangannya lalu pergi mencari BesTaiknya.

"Leon!! " Teriak salah satu temanya, Rasya.

"Paan sih pagi-pagi dah teriak2 , budeg kuping gua!" 

"Cih! Gue laper !!! Temenin gw kekantin cepet seblum bell!!" Ucap Rasya dengan menarik tangan leo

"Yaa sabar gua juga punya kaki!"
Mereka akhirnya berjalan ke kantin untuk mengisi perut Rasya yg lapar.

Kantin belakang masih sepi, dan cuman terlihat beberapa siswa .
Setelah di kantin , Rasya Pergi membeli Roti Bakar nya dan meninggalkan Leo sendirian.

"Gini nih ! Klo ga niat ngajak temen gausah ngajak klo ujung2nya gue ditinggal !" Celetuk leo yg sedang kesal. 

Selang beberapa menit, Rasya kembali dengan membawa sebuah Roti Bakar masih panas di kedua tanganya, mereka berdua berjalan keluar kantin untuk kembali ke kelas

Selama jalan, mereka berjalan melewati beberapa kelas dan juga siswa - siswa yang sedang asik mengobrol, tampak sebuah lapangan ramai  yang sepertinya digunakan para siswa - siswa bermain Basket. Suasana lapangan itu tampak ramai, Leo hanya melirik dan tak merasa tertarik sedikitpun. Ia justru merasa aneh, emang ada ya orang pagi - pagi main basket? 

Leo tak menghiraukan, ia tetap berjalan dengan tenang tanpa mempedulikan apapun terlebih lagi temannya Rasya ini sedang asik makan dengan berbicara tak jelas kearahnya, Hingga ia mendengar ada beberapa orang teriak kearahnya dari arah lapangan itu,  lalu ia merasa ada sebuah benda keras menghantam kepalanya  secara tiba - tiba. 

'Ah! bocah - bocah sialan!'

BRUKK

tubuh Leo terhuyung kebelakang hingga terjatuh ke tanah akibat lemparan bola yang begitu keras mengenainya itu

"SAKIT GOBLOK ! AISHH!!"

Umpat Leo menatap sinis kearah lapangan tempat bola basket itu berasal, terlihat ada seorang lelaki tinggi mengenakan pakaian basket dan mukanya yang di basahi oleh keringat itu menghampirinya

orang itu lalu menjulurkan tangannya kearah Leo dengan muka yang penuh penyesalan tersenyum kearahnya dengan berkata 

"Maaf , saya tidak tahu bahwa ada orang disini. kamu tak apa?" 

"GA ! LO LIAT ORANG SAMPAI KAYAK GINI MASIH NANYA? PUNYA MATA DI PAKE BEGO!"

"CK!" Leo menepis tangan itu lalu bangkit berdiri dan menarik tangan Rasya untuk segera pergi kembali 

"Ayo sya, Balik aja!"

Rasya menatap bingung kearah temannya yang menariknya itu lalu melirik sekilas lelaki itu yang menatap kearah mereka berdua.

"Kasar amat..." Gumam lelaki itu menatap kepergian dua orang yang ia tebak satu tahun di bawahnya

"Siapa bro?"

"Bukan urusanmu." 



KRINGGGGG KRINGGG

Bunyi bell tersebut cukup untuk memberitahu kepada para makhluk di sekolah bahwa waktu istirahat telah tiba, Hal itu dimanfaatkan oleh Leo untuk berlari menyeret dua temannya , Rasya dan juga Azka untuk pergi kearah kantin.

𝐏𝐮𝐞𝐫 𝐟𝐫𝐢𝐠𝐮𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang