Holla, Indah balik lagi dengan
new story, hihihi....HAPPY READING GUYS!
"Huhuuu... Ga mau, Lisa ga mau sekolah hiks.. Hiks... "
Sang bunda yang menjadi sasaran tangisan anaknya dengan sabar mengelus punggung sang anak yang dari setengah jam lalu tidak berhenti
"Sstt... Udah jangan nangis lagi. Emang kenapa Lisa ga mau sekolah hm? Lisa ga punya temen? Atau apa hm? " tanya sang bunda
Lisa memberhentikan tangisannya, ia mendongak menatap bunda nya sambil mengelap sisa air matanya
"Pokoknya Lisa ga mau sekolah hiks... Temen temen Lisa dikelas jahat semua hiks hiks... " Kata Lisa sesegukan
Sang bunda tersenyum "kenapa hm? Temen temen Lisa pastinya ga bakal nakal kalo Lisa ga ganggu duluan"
Lisa menggeleng "ngga. Lisa ga ganggu mereka, Lisa diem aja tapi semua nya langsung cubit cubit pipi Lisa sampe merah. Nih, liat nih masih ada kan merah di pipi Lisa" kata Lisa sambil menunjuk kedua pipinya yang memerah
"Itu emang kamu habis nangis, makanya merah gitu" saut sang ayah yang baru keluar dari mobil
Sebenarnya ayah bisa saja menghentikan tangisan Lisa yang dari setengah jam lalu tidak berhenti. Tapi kembali lagi kesifat sang ayah yang memang malas kalau bersangkutan dengan tangisan Lisa, pasti ujung ujung nya Lisa akan meminta sesuatu yang menurut sang ayah tidak berguna, dan itu semua hanya akan menjadi pajangan di kamar anak gadis nya itu
Lisa cemberut "ayah~ Lisa ga mau sekolah disini, Lisa mau pindah~" rengeknya
"Heh! Jangan ngada ngada ya, kamu baru pindah kesini kemarin, sekarang mau pindah lagi!? " Lisa makin cemberut mendengar ucapan ayahnya
"Ya lagian... Mereka semua suka banget cubitin pipi Lisa, kan sakit~" lirihnya
Lisa. Murid pindahan kelas dua, sekolah menengah pertama. Dengan poni yang menutupi dahinya, wajah kecil, mata bulat dan pipi tembabnya pasti tidak akan yang bisa tahan dengan makhluk seimut itu
Dan teman sekelasnya adalah saksi pertama yang melihat bagaimana imutnya Lisa waktu perkenalan, semua menahan teriakan gemasnya
Mereka semua sempat berpikir kalau Lisa adalah murid SD kelas 4 yang loncat kelas karena kepintarannya. Tinggi Lisa memang sesuai dengan bocah SD, jadi ga salah kan mereka beranggapan kalau Lisa murid SD?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] 8.3.1
Teen Fiction"Mine! You will only be mine, and will be like that forever"