[2] 8.3.1

🍓009---

ENJOY

HAPPY READING GUYS!!

Jungkook terlihat sangat panik ketika mendapati kapas yang dipegangnya masih sangat bersih sama persis ketika dia mengambilnya tadi. Tidak percaya, Jungkook mengusapkannya lagi dibibir Lisa yang terlihat berwarna pink menggoda dan lagi lagi matanya terbelalak panik

Kapasnya masih putih bersih, tidak ada noda lipstik, lipblam, liptin atau pewarna bibir lainnya yang tidak Jungkook ketahui. Dia memandang wajah Lisa yang ikut menatapnya bingung, menggulirkan matanya dari atas kebawah untuk melihat penampilan Lisa. Jungkook jadi tidak yakin kalau Lisa tidak memoleskan apapun diwajah lugunya itu walaupun bukti sudah ada ditangannya

"Kamu... B-beneran nggak pake make up kan?" tanya Jungkook ragu. Lisa yang ditanya hampir dari setengah jam yang lalu itu hanya mengangguk dengan senyum kecilnya

"T-tapi kok-- AARRGGHHH!! "

Lisa mengerjap cepat, terkejut dengan sikap Jungkook yang tiba tiba teriak frustasi. Tangannya dibuat menjambak rambutnya sendiri yang sudah tertata rapi karena tangan Lisa tadi. Jungkook masih mengerang keras, bahkan penampilannya sekarang sangat persis seperti gelandangan, baju nya pun sudah mulai kusut disana dan disini

Beberapa menit Jungkook melakukan hal yang membuat Lisa bingung memikirkan penyebab Jungkook menjadi pasien sakit jiwa seperti itu. Dan selama itu pula, Lisa hanya mentapnya diam tanpa berniat menghentikan aksi Jungkook yang sekarang melempar bantal sofa hingga terbentur ke dinding

Drttt... Drrtt... 

"Halo? "

"Halo Sa? Lu dimana? Kita udah nunggu di caffe nya ki Semar ini. Jadi kan ke pasar malamnya? "

"Jadi kok, jadi" Lisa melirik kearah Jungkook yang terduduk dengan nafas yang memburu "tapi... Tunggu Jungkooknya sehat dulu ya" bisiknya

"Ha? Jungkook sakit!!? "

"Eh anjir! Jungkook beneran sakit!? Ga jadi dong ke pasar malamnya... "

"Emang tuh anak bisa sakit? Mustahil banget"

"DIEM ANJIR! LISANYA belom ngomong ini!!"

"Jungkook sakit apa Sa? "

"Sakit... Jiwa?"

"HAH!!? "

Tut

Lisa menatap ponselnya yang tiba tiba mati. Mengendikkan bahunya lalu memasukkan ponselnya kedalam tas selempangnya, tangan kanannya sesekali mengusap telinganya yang berdengung karena suara cempreng sahabat sahabatnya tadi ditelpon