Prologue

586 293 132
                                    

━❍━

Cerita ini sama sekali gak ada unsur menjiplak karya orang lain. Semuanya murni dari pikiran saya sendiri. Kalau ada tempat, agama, nama, kejadian dll yang sama berarti kita emang ga sengaja sepemikiran. Ga sengaja oke? Terimakasih sudah membaca, ily♡

━❍━












Seorang remaja laki laki dengan postur tegap dan tubuh tinggi, berjalan menyusuri koridor sekolahnya yang sudah sepi. Ia membenarkan shoulder bag nya sebelum menaiki tangga rahasia menuju rooftop sekolah. Sebenarnya itu adalah tangga darurat yang sudah rusak namun mereka memperbaiki untuk akses pribadi.

"Nicolee!!" Panggil seseorang saat ia baru saja sampai diatas. Nicolee menepuk nepuk ujung seragamnya yang terkena debu cat sebelum menoleh kearah Reylan. Orang yang memanggilnya barusan.

Reylan lansung merangkul pundak Nicolee sambil berbincang menuju satu satunya ruangan yang ada di rooftop. Sahabatnya yang satu ini memang suka melakukan skinship.

"Lihat apa yang gue sama Aland temuin." Ujar Reylan dengan senyum miringnya. Nicolee mengerutkan kening sekilas saat melihat jendela dan pintu markas yang sudah rusak.

Begitu Nicolee melangkahkan kaki kedalam nampak gadis dengan seragam yang sama dengan mereka. Kedua tangannya diikat dan matanya ditutup dengan kain hitam.
Ia nampak duduk tenang diatas sofa meski deru nafasnya terdengar acak.
Nicolee hanya memandangi sebentar, ia nampak tak tertarik dengan penampilan perusuh ini.

"Apa yang dia lakukan?" Tanya Nicolee acuh.

Aland yang sedari tadi berdiri diujung ruangan mendekat lalu duduk disamping gadis tersebut. Membelai rambutnya yang sudah berantakan. Gadis itu memberontakkan sedikit.

"Kerusakan yang lo liat didepan itu ulah dia."

Nicolee melirik lagi sekilas, tak percaya dengan kelakuan gadis gila ini. Yang benar saja, niat sekali dia menghancurkan bagian depan markas. Pasti ia punya maksud terselubung dari kerusuhan yang ia ciptakan. Nicolee menyeringai tipis sebelum,

'Serry Alyson.' Name tag miliknya mengkilat dimata Nicolee.










































"Bawa dia ke markas pusat. Jangan sampai penutup matanya lepas."
















Didetik yang sama, perasaan tak nyaman semakin berkecamuk dalam benak Serry. Haruskah ia menyesali perbuatannya? Namun disisi lain ia semakin bersemangat dalam hal ini.

Tbc»»

E§NARA | Jake SimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang