0.2

335 243 152
                                    

- happy reading -


"Gue mau keluar darisini." Pekik Serry percaya diri sambil menatap kearah Nicolee. Nicolee diam tak merespon.

"Bukannya tujuan lo masuk ke sini?"

Serry diam tak berkutik. Telapak tangannya mulai berkeringat. Apalagi saat menoleh, ia melihat Nicolee mengangkat sebelah alis dengan tatapan menantang.

"Tujuan gue ngerusakin markas lo. Bukan masuk kesini." Jawab Serry apapun yang terlintas dalam otaknya.

Nicolee berdeham,
"Terserah, yang penting lo makan dulu. Ini terakhir kalinya gue nawarin." Lanjutnya kemudian ia pergi dari ruang makan setelah melihat Serry duduk dikursi dengan gaya malas malas-an. Toh Serry juga harus makan, dia juga tak bisa menolak rasa laparnya.

Setelah menyelesaikan ritual makan, Serry turun ke lantai satu. Disana ia langsung disuguhi pemandangan tiga pria yang sedang duduk duduk santai disofa besar. Tentu saja itu Nicolee dan dua temannya.

Serry mematung di tangga. Siapa sih yang mengelak ketampanan mereka?

"Kalo lo mau liat liat rumah sono." Ucap Nicolee setangah berteriak. Membuyarkan pikiran Serry, ia mencerna kalimat Nicolee sejenak.

"Gue kan mau nya keluar darisini." Balas Serry terkesan sedikit merengek.

Reylan dan Aland sama sama menoleh kearah Nicolee. Melihat reaksi temannya tersebut.
"Dia godain lo Nic, lo denger kan nada ngomong dia barusan," bisik Reylan pelan.

"Kalo lo gak mau anter dia keliling, biar gue aja Nic." Sahut Aland kemudian bangkit sambil menepuk sebelah pundak Nicolee.

"Hm." Respon singkat Nicolee.

Aland berjalan santai menghampiri Serry, salah satu tangannya sengaja dimasukkan kedalam saku. Memamerkan pesona? Tentu saja.

'Ngapain sih dia?'

Batin Serry risih melihat cara jalan dan cara Aland memainkan poni rambutnya. Namun sekilas Serry tertarik dengan vampire tooth milik Aland yang mengintip sedikit.

"Mulai dari belakang sini yok, ikut gue." Ajak Aland tiba tiba membuat Serry yang ngebug mengerjapkan mata.

"Hm iya."

Aland berjalan didepan sedangkan Serry membuntutinya dibelakang.

'Jangan tertipu Ser, mereka tau maksud lo berbuat onar. Lo harus lebih hati hati, setidaknya sampai ditahap lo udah melakukan dengan baik.'

'Gak ada yang mencurigakan darisini, markas yang disekolah juga sama sekali gak menunjukkan adanya petunjuk apapun. Ah mereka pasti punya markas yang lain.'

Diam diam Serry mengintip balik figura figura yang terpajang berjejer didinding lorong, mungkin ada sesuatu yang disembunyikan. Namun benar benar tak ada apapun.

"Oh ya Ser, lo-"

Serry terkesiap, ia mengembalikan kembali figura besar yang miring. Lalu menepuk nepuk telapak tangan sambil tertawa garing.

"Kenapa?" Tanyanya kemudian dengan nada ketus.

Aland menghembuskan napas, "Lo boleh tidur dikamar ini." Lanjutnya sambil menyentuh daun pintu yang ada disamping kanan tubuhnya.

Mata Serry membulat, mulutnya otomatis terbuka menganga. Sedetim kemudian ia membungkam bibirnya dengan tangan.
"Kenapa gue harus tidur disitu?" Tanya Serry sambil menunjuk kamar tersebut dengan dagu. Kedua lengannya terlipat didepan dada.

"Kalian tinggal suruh gue pergi urusan bakal selesai kok. Nanti kalo gue udah punya niat, gue bakal minta maaf."

Aland tersenyum simpel, "Silahkan temui Nicolee kalo itu keinginan lo."
Serry menghempaskan lipatan tangan, lalu sedikit berlari turun ke lantai satu.

E§NARA | Jake SimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang