𝙁𝙞𝙣𝙖𝙡 𝘿𝙚𝙘𝙞𝙨𝙞𝙤𝙣

197 44 17
                                    

holaaa, i'm back at my mid holiday hehe. sorry for make you all waiting for this story :((
just can't lie, what happened to treasure last year was main reason that made me hiatus :"

 

   jangan lupa play lagu sedihnya bebe
  

  
Wiraguna adalah seorang yang menjunjung tinggi kehormatan. tentu saja, mendapati putrinya hamil di luar nikah membuat harga dirinya sangat tercoreng.

Maka dari itu, dengan segala koneksi dan kewenangannya, dia korek semua informasi tentang keluarga Asa. And when he found out that Asa's family was just ordinary people, Wira couldn't hold back his anger even more.

 
 

  
"Saya tidak mau tau. Anak anda harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya"

"Atau saya bawa permasalahan ini ke jalur hukum!"

Keputusan Wira telak.

Setidaknya dengan menikahkan Aruna sebelum perutnya membesar akan sedikit menutupi kehamilan yang memalukan ini.

Namun disisi lain, Ayah Asa justru tidak setuju.

"Maaf Pak Wiraguna, bukankah lebih baik kita serahkan semuanya kepada Aruna? Saya pikir tidak baik memaksakan kehendak kita. Karena semuanya, Aruna yang akan menjalani"

Wira tersenyum remeh. Muak disaat yang bersamaan.
"Anda berkata begini hanya karena tidak ingin anak anda bertanggung jawab kan? Maaf tapi alasan anda terlalu klise"

 
Aruna yang sedari tadi hanya diam di single sofa kini bergerak gelisah. Dia juga ingin bersuara. Namun urung ketika merasakan remasan tangan bundanya.

Runa pikir, Asa pasti sudah memberi tau orangtuanya tentang semua yang terjadi. Dan tentu saja, mereka tidak akan menikahkan Asa karena dari awal itu bukan salah putra mereka.

 
"Bukan begitu maksud saya. Disini Aruna adalah korban. Dia berhak memutuskan apapun kedepannya. Apakah dia ingin menikah, tetap sendiri, atau bahkan menggugurkan kandungannya"

Semua mata langsung memandang ke arah Pak Ali. Bahkan Asa dan ibunya yang sedari tadi memilih tak berekspresi.

Aruna mencelos. Entah kenapa hatinya terasa sakit mendengar ayah Asa mengijinkannya menggugurkan kandungan.

Ini seperti janinnya bahkan tak punya tempat dari kedua kakeknya. Tidak dari ayahnya maupun Ayah Asa. Tidak ada yang mau menerima dia bahkan disaat kehidupan baru itu belum melihat dunia.

 
Lalu suara Wira semakin meninggi. Memecah keheningan yang sempat tercipta.

"Jadi anda membiarkan Aruna melakukan aborsi?! Dimana hati nurani anda pak Ali?! Saya pikir anda orang yang bijak. Ternyata anda tidak jauh dari seorang sampah yang melindungi perbuatan bejat anaknya"

Seirama dengan itu, suasananya kembali menegang. Tapi Ali terlihat menghembuskan nafas untuk menenangkan diri.

"Saya kira anda salah menangkap maksut saya. Maaf Pak Wira, Saya tidak membela Asa. Saya hanya membiarkan Aruna memilih keputusannya sendiri.  Menikah bukanlah solusi atas segalanya"

"Gadis ini berhak menentukan pilihan terbaik untuk masa depannya. jangan sampai dia menikah hanya karena terpaksa"

"Dan untuk Asa, semua keputusan juga berada di tangan Aruna. Dia boleh menikahinya jika ingin, ataupun...

...memenjarakannya"

Kesungguhan di mata Ali adalah bukti bahwa keputusan pria paruh baya itu tak dapat tergoyahkan. Setidaknya itu yang Aruna yakini saat keduanya bertemu tatap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PhospeneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang