I - Awal sebuah Luka

22 5 3
                                    

*Fyi, nama tokoh Aksa aku ganti jadi Jule ya, maaf yang udah baca dari awal. Karena udah banyak yang pakai nama Aksa jadi aku ganti. Welcome Jule.*

- Selamat membaca -


Gadis berambut cokelat tua dengan dress maroon melangkah masuk ke dalam salah satu coffe shop yang terletak di ibu kota.

"Jule!" Panggilnya ketika melihat lelaki dengan celemek cokelat tengah meracik minuman.

"Dil, tolong lanjutin dulu ya. Ada Netta." Fadil mengangguk.

Jule menghampiri Netta yang menggigit bibirnya gugup.

"Hai gadisku."

"Hai."

"Sebentar, emm," Jule mencari tempat duduk.

"Shit." Umpatnya.

Sayangnya, café pada malam minggu ini tengah padat pengunjung. Jule menarik Netta pergi.

Dan disinilah mereka berada. Rooftop café dengan semilir angin malam. Jule tau Netta kurang suka dengan kesepian tapi ia tetap melangkah ke tepi rooftop.

"Kok disini? Dingin Le."

"Mau diambilin jaket aku?"

Netta menggeleng pelan.

"Yaudah kalo gitu," Jule merentangkan tangannya. Tapi Netta malah terdiam dan menggigit bibirnya gugup.

"Yah Ta, emang gak kangen aku?"

Netta menghambur ke pelukan Jule. Hangat. Tapi mungkin, ini untuk terakhir kalinya.

"Le,"

"Hm?"

"Kalau aku buat kesalahan kamu marah nggak?"

Jule mengurai pelukannya tapi membiarkan tangannya berada di pinggang Netta.

"Emangnya, gadisku ini buat salah apa hm?"

Netta mengusap pipi Jule dengan lembut.

"Ya, jawab aja dulu... aku mau tau aja Le."

"Hmm? Kalau kamu salah pasti aku tegur kan? Tapi, kalau salahnya fatal ya aku bingung Ta harus apa? Emangnya kenapa sih? Kamu buat salah?"

Netta menunduk menyembunyikan air matanya yang kini siap untuk mengalir. Rasa sakit menjalar di hatinya seolah tak akan siap menanggung segala resiko yang terjadi. Sementara Jule yang dibuat bingung hanya menunggu jawaban Netta yang bertingkah aneh pada malam ini.

"Em," ucap Netta bergetar lalu melepas rangkulan.

"Ada apa Ta?"

Netta mengambil sesuatu dari saku celananya dan memberikannya kepada Jule.

Testpack?

"Ini, punya siapa Ta?"

"Jawab Ta, bukan punya kamu kan Ta?!"

Netta terdiam dengan isak tangis yang tertahan. Jule mengangkat wajah Netta untuk membalas tatapannya. Jule butuh jawaban.

"Kenapa diem Ta? Jawab," lirihnya.

"Maaf Le, tapi itu punyaku."

Di detik yang sama, hati Jule hancur, sangat hancur. Kemungkinan-kemungkinan dalam pikirannya bersuara lebih keras membuat ia diam sejenak, mencoba mencerna semua ini.

"Bahkan aku belum menyentuhmu Ta," lirihnya.

"Ya emang bukan kamu Le! Bukan!" Pertahanan Netta hancur. Kini air matanya mengalir deras atas kesalahannya sendiri.

"Maaf Le," Netta pergi.

Pergi meninggalkan Jule yang menatapnya kecewa. Jule membuka genggamannya, melihatnya sekali lagi, dan ia kalah.

Tubuhnya meluruh ke lantai Rooftop yang dingin bersamaan dengan hatinya yang hancur dalam semalam. 

***

Hai semua! 

Salam kenal, gimana nih awal partnya?

Yuk, mampir ke kolom komentar dan jangan lupa  kasih bintang ya.

Terimakasih! Enjoy the next part!

ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang