II - Pegawai baru

20 5 3
                                    

*Fyi, nama tokoh Aksa aku ganti jadi Jule ya, maaf yang udah baca dari awal. Karena udah banyak yang pakai nama Aksa jadi aku ganti. Welcome Jule.*

- Selamat membaca -

Matahari mulai menunjukan teriknya. Ini sudah lebih dari seminggu sejak sang gadis pergi. Dan selama itu, pikirannya terus berputar mencari alasan. Sebenarnya apa yang gadis itu lakukan? Dengan siapa?

Tatapan sendu, bawah mata menghitam, dan wajah lesu menandakan ia tidak baik-baik saja.

"Le, lo kenapa sih belakangan ini? Waktu itu cewek lo juga turun sambil nangis deh kayaknya. Lo juga diem aja sampe toko tutup. Kenapa sih lo berdua? Ada masalah?"

Jule yang sedang mengelap meja kasir menatap Fadil yang menurunkan kursi-kursi.

"Udah bukan cewek gue lagi Dil."

Brak!

Suara nyaring dari kursi yang dilepas Fadil memenuhi cafe.

"Hah?! Kok bisa?!"

"Lo itu udah 2 tahun loh Le sama Netta. 2 tahun Le,"

"Ya terus kenapa kalo 2 tahun?"

"Pertahanin lah gila! Kalau ada masalah, coba bicarain baik-baik dulu Le. Kan lo sayang banget sama dia. Masa biarin dia pergi gitu aja."

"Sayang sih. Tapi dia yang milih pergi dari gue. Terus gue harus ngapain?"

"Ya kejarlah selesaiin masalah lo dulu."

"Kejar?"

"Dil, dua tahun atau bertahun-tahun nggak bakal ada artinya kalo hatinya dah berpaling."

Fadil terdiam. "Maksudnya?"

Jule merogoh saku celemek cokelat yang dipakainya. Sial, lagi dan lagi Jule dibuat bungkam. Ia melempar testpack tersebut ke Fadil.

"Hah?! Lo ngelakuin-"

"Bukan gue. Orang lain." Potong Jule.

"Shit." Umpat Fadil.

"Hai!"

Pintu cafe terbuka menampakkan seorang gadis dengan rok hijau tosca, kaos putih polos, sepatu pantofel cokelat, dan tak lupa topi baret cokelat yang mempercantik rambut ikal sebahunya.

Manis, pikir Jule.

"Caca? Akhirnya dateng juga!" Fadil memeluknya erat.

Siapa dia? Gadisnya Fadil? Atau ada perlu dengan Fadil?

"Hai kak Fadil! Maaf caca baru kesini, kemarin harus nyelesaiin urusan sekolah dulu."

"Gapapa. Sini," Fadil menggandeng tangan Caca membawanya ke hadapan Jule.

"Ca, kenalin ini Jule."

"Hai, Caca." Caca mengulurkan tangannya dengan senyuman manis yang tak hilang. Perlahan, tangan Jule membalas ulurannya.

"Jule."

"Nah, ini Caca Le, sepupu gue yang bakal gabung di café kita. Dia baru lulus sma, bokapnya baru aja meninggal, ibunya Cuma ibu rumah tangga, dan ya kebetulan kita butuh pegawai baru kan?"

Jule mengangguk dan Fadil merangkul Caca.

"Dan dia juga rajin kok anaknya. Gak manja. Ya walaupun keliatannya polos sih. Ya kan Ca?"

Caca mengangguk mantap dengan senyuman yang tak pudar. Bahkan tambah melebar memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapih.

Padahal bokapnya baru gak ada, tapi setegar itu dia di hadapan orang?

ReleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang