Bagian 04

0 1 0
                                    

Semburat jingga sudah nampak pada langit sore ini. Gadis berkerudung itu masih setia duduk di halte dengan sesekali melihat ponsel nya yang tak kunjung berdering.

Motor vespa klasik tiba-tiba berhenti tepat di hadapannya, sontak membuat gadis itu kaget dan membelalakan matanya lucu.

"Ayahmu belum jemput Ais? " Tanya si pengendara vespa itu

"Belum kak, di telfon juga nggak diangkat aku chat juga belum di balas. " Ucap gadis itu gusar

"Aku anter aja gimana? "

"Gausah kak haikal, aku nunggu ayah aja. " Tolaknya halus, terus terang saja Aisyah belum pernah di bonceng yang bukan mahram nya maka dari itu dia menolak penawaran dari Haikal.

Haikal mengangguk lalu dia pergi.

Aisyah kembali fokus dengan ponsel yang berlogo apple di gigit itu, dalam hatinya terus merapal agar ayahnya segera menjemput nya.

"Nih makan dulu. " Ucap seseorang sambil menyodorkan satu roti bungkus rasa anggur kesukaan nya tak lupa air mineral juga.

"Kak haikal ndak pulang? " Tanyanya sambil menerima roti dan air mineral itu.

Haikal duduk di sebelah Aisyah.

"Mana tega aku ninggalin gadis sendirian di halte sore sore gini. "

Aisyah memakan roti pemberian Haikal tadi.

"Ayahmu bagaimana udah ada kabar? " Tanya haikal lagi.

Ah iya aisyah hampir lupa dia disini untuk menunggu ayahnya.

Kembali dia menengok ponsel itu, dan tak ada notif satupun dari ayahnya.

Aisyah menghela nafasnya berat, lalu menggelengkan kepala nya lemah.

Haikal terdiam dia berfikir bagaimana cara Aisyah pulang tanpa harus membonceng nya. Harusnya hari ini dia membawa mobil saja agar tak serumit ini.

Mobil avanza hitam berhenti di depan mereka, kaca mobil itu turun perlahan menampilkan sosok yang sedari tadi Aisyah tunggu.

Pria paruh baya itu tersenyum melihat kearah anak gadisnya duduk bersama lelaki.

"Kak haikal, makasih yah udah mau nemenin aku nunggu ayah. " Ucap Aisyah tak lupa senyum tulus terukir dari wajahnya.

Haikal mengangguk lalu berdiri dari duduknya.

"Makasih ya le udah nemenin anak gadisku ini. " Ucap Ayah Aisyah

"Sama-sama om. " Jawab haikal kikuk

"Bolehlah lain kali main kerumah le." Ucap pria paruh baya itu sambil melirik anak gadisnya.

Aisyah sontak menoleh kearah ayahnya Sambil mencebikkan bibirnya lucu.

"Boleh om nanti kapan kapan saya main kesana. " Jawab haikal sambil terkekeh

"Kak haikal aku duluan ya, makasih udah nemenin kak. " Ucap Aisyah lalu menyuruh ayahnya agar cepat pergi, sebelum ayahnya itu melontarkan kata kata yang aneh lagi.

Di sepanjang perjalanan menuju rumah sore itu ayah tak henti hentinya menanyakan soal kak haikal.

•••••••

Setelah sholat maghrib tak lupa Aisyah membuka lembaran kitab suci dan melantunkannya.

Rutinitas yang selalu ia terapkan sedari kecil.

Sesudah itu ia merapikan mukenah dan alquran nya. Lalu gadis itu mengambil kerudung instan untuk di pakainya lalu bergegas keluar kamar.

"Bunda lagi apa? " Tanya Aisyah lalu duduk di samping bunda nya.

"Ini ai bunda sedang membuat kue. "

Gadis itu lalu ikut berkuatat dengan kue yang sedang di buat bundanya tadi.

"Ai ada temen mu itu. " Panggil ayah dari arah depan.

Gadis itu lalu mencuci tangan dan bergegas ke depan. Siapa malam malam begini yang bertamu untuknya.

"Siapa yah? " Tanya Aisyah tatkala berpapasan dengan ayahnya di ruang keluarga.

"Ndak tau, cowok nyariin kamu, bukan yang tadi sore intinya luweh baguss pokoe. " Ucap ayah sambil terkekeh

("Ngga tau, cowok nyariin kamu, bukan yang tadi sore intinya lebih ganteng pokoknya. ")

Pikiran gadis itu melayang siapa kira kira  yang datang untuk bertamu kerumah nya.

" Kak Jason. " Ucap gadis itu kaget.

Lelaki yang di sebut namanya menoleh kearah sumber suara lalu tersenyum kikuk.

"Iya ai, aku ganggu ya kesini? " Ucap lelaki itu tak enak hati.

Aisyah lalu duduk di hadapan Jason, tamu yang datang malam ini.

"Kakak mau ngapain? " Tanya gadis itu, tak pekat raut wajah tak nyaman nya tergambar jelas.

"Ah itu anu apa ya... " Ucap Jason terbata

"Aku ambil minuman dulu ya kak. " Pamit gadis itu lalu pergi.

Aisyah kembali dengan membawa beberapa camilan dan minuman.

"Di minum kak. " Tawarnya kepada lelaki di hadapan nya kini.

"Makasih ai, aku cuma kangen aja sama kamu. " Perkataan yang lolos dari mulut lelaki itu sontak membuat gadis di depannya membelalakan mata.

Gadis itu lalu menunduk agar tak melihat wajah lelaki di depannya.

"Kamu kenapa ngehindar dari aku ai? " Tanya lelaki itu yang berharap di beri jawaban.

Beberapa menit berlalu hening menyelimuti ruang tamu minimalis yang di duduki dua remaja itu.

"Ehmmm ai, kamu nolak aku gapapa tapi kamu jangan ngehindar dari aku ya. " Ucap lelaki itu memohon pada gadis di depannya yang masih setia menundukkan pandangannya.

"Yasudah aku pulang dulu, maaf mengganggu waktu mu. " Ucap lelaki itu lalu beranjak pergi dari rumah gadis yang mengganggu pikiran nya Akhir-akhir ini.

Gadis itu masih mematung, dia kira kakak angkatan nya itu sudah tak menaruh harap padanya.

Gadis itu bergegas masuk ke kamar nya lalu membuka MacBook nya.

Tangannya menari lincah di tuas tuas keyboard itu.

Yogyakarta, malam ini.

Kukira perjalanan ku tak akan sesulit ini.

Ya rabb, engkau yang maha membolak-balikan rasa.

Ku mohon hilang kan rasa kak Jason terhadap ku.

Aku tak mau hanya karena masalah sepele ini hatiku tergores oleh tinta hitam, yang entah hilang nya bagaimana.

Ya rabb hambamu amatlah lemah,  sedang tentang rasa yang suci itu malah nanti kian ternoda.

Ya rabb mudahkanlah jalan hambamu ini menggapai ridho mu :)).

Gadis itu menutup MacBook nya lalu mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat isya agar hatinya lebih tenang.

Dairy AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang